Program KITE Upaya Dorong IKM Berkembang

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Jumat, 20 Januari 2017 01:00 WIB

(ki-ka) Menteri Perdagangan Thomas Lembong, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga, dan Menteri Perindustrian Saleh Husin menandatangani MoU kerja sama dalam rangka pengamanan pasokan, stabilisasi harga, dan memotong rantai pasok di Kementerian Pertanian, 10 Juni 2016. TEMPO/Diko

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga, mengatakan program Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) upaya pemerintah memfasilitasi dan mendorong Industri Kecil Menengah (IKM) nasional agar berkembang.

"Program KITE ini, rencana peluncurannya dihadiri oleh Bapak Presiden Joko Widodo (Jokowi) di desa wisata kerajinan tembaga Tumang Boyolali," kata Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga, disela kunjungan kerja di Desa Tumang Cepogo Boyolali, Kamis, 19 Januari 2017.

Menteri Koperasi dan UKM dalam kunjungan di Tumang Boyolali didampingi Direktur Jenderal (Dirjen) Bea Cukai, Heru Pambudi, terkait persiapan program KITE terhadap para perajin tembaga yang memiliki pasar ekspor tersebut.

Menurut Puspayoga, program KITE tersebut merupakan fasilitas kemudahan bagi perajin tembaga Tumang untuk mendapatkan bahan baku impor, dengan diberikan insentif berupa pembebasan bea cukai dan Pajak Penambahan Nilai (PPN) Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).

"Pelaku IKM secara prosedural tidak lagi kesulitan saat pengadaan bahan baku impor untuk produksi ekspor," kata Puspayoga.

Ia menjelaskan program tersebut intergrasi baik dari beberap Kementerian maupun lembaga, dan salah satunya lembaga pembiayaan ekspor impor.

Oleh karena itu, para pelaku IKM dapat memanfaatkan kemudahan tersebut melalui badan usaha seperti koperasi yang akan memfasilitasi impor bahan baku untuk produksi melayani pasar ekspor.

Dirjen Bea Cukai, Heru Pambudi mengatakan program KITE dukungan pemerintah dalam bentuk insentif fiskal yang terdiri dari penghapusan bea masuk, PPN impor, dan kemudahan prosedural agar IKM tidak kesulitan saat pengadaan bahan baku impor.

Heru Pambudi menjelaskan jumlah produk IKM yang diusulkan untuk mendapatkan fasilitas KITE sudah ada sekitar 32 jenis termasuk kerajinan tembaga di Tumang.

Ia menjelaskan untuk kerajinan tembaga di Tumang Boyolali, perkiraan bea cukai bahan baku yang diimpor, mencapai Rp20 miliar per tahun.

"Namun, jika IKM Tumang dengan menggunakan fasilitas KITE ini, diperkirakan mampu menghemat biaya sekitar Rp5 miliar," kata Heru.

Kendati demikian Heru berharap dengan program tersebut IKM dapat lebih kompetitif dan berkembang, dan ke depan dapat lebih menyerap tenaga kerja dan memunculkan multiplayer effect bermuara peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional.

Kepala Desa Cepogo, Mawardi mengatakan di Desa Tumang ada sekitar 300 perajin tembaga yang mayoritas memiliki pasar ekspor sering mengeluh karena mahalnya harag bahan baku yang harus mendatangkan dari luar negeri.

Menurut Mawardi kerajinan tembaga Tumang keabanyakan memproduksi lampu hias dan hiasan lainnya untuk kelas ekspor ke Amerika Serikat dan negara Eropa, tetapi sebagian juga melayani pasar lokal.

ANTARA

Berita terkait

Pertumbuhan Ekonomi Jakarta Tembus 10,91 Persen di Triwulan II 2021, Artinya?

27 September 2021

Pertumbuhan Ekonomi Jakarta Tembus 10,91 Persen di Triwulan II 2021, Artinya?

Pertumbuhan ekonomi di Jakarta ini disebut lebih tinggi dibandingkan nasional.

Baca Selengkapnya

Ada Demo 22 Mei, Kemenperin: Industri Tak Terdampak

23 Mei 2019

Ada Demo 22 Mei, Kemenperin: Industri Tak Terdampak

Demo 22 Mei yang berujung rusuh kemarin diyakini tak menimbulkan dampak yang berarti pada industri nasional.

Baca Selengkapnya

Industri Minuman Bakal Tumbuh Positif di Akhir Tahun

23 Juli 2018

Industri Minuman Bakal Tumbuh Positif di Akhir Tahun

Kalangan pengusaha industri minuman yakin bakal mencatatkan kinerja positif pada akhir tahun.

Baca Selengkapnya

Dorong Industri 4.0, Menperin: Pendidikan Jadi Kunci Utama

29 Desember 2017

Dorong Industri 4.0, Menperin: Pendidikan Jadi Kunci Utama

Kunci utama dalam mendorong industri agar bisa menghadapi era ekonomi digital termasuk industri 4.0 adalah pendidikan.

Baca Selengkapnya

Proyeksi 2018: Industri Unggulan Ini Jadi Tumpuan Pertumbuhan

27 Desember 2017

Proyeksi 2018: Industri Unggulan Ini Jadi Tumpuan Pertumbuhan

Kemampuannya menyerap banyak tenaga kerja membuat sektor industri dipercaya masih akan jadi salah satu tumpuan pertumbuhan ekonomi di tahun 2018.

Baca Selengkapnya

Proyeksi 2018: Bersiap Melompat Lebih Tinggi dengan Industri 4.0

27 Desember 2017

Proyeksi 2018: Bersiap Melompat Lebih Tinggi dengan Industri 4.0

Meski banyak yang pesimistis, tapi tak jarang pihak yang yakin ekonomi bakal tumbuh di 2018 dengan ditopang sejumlah sektor industri sebagai motornya.

Baca Selengkapnya

Bank Dunia Sebut Perekonomian RI Positif, Apa Saja Indikatornya?

14 Desember 2017

Bank Dunia Sebut Perekonomian RI Positif, Apa Saja Indikatornya?

Tren perekonomian Indonesia pada kuartal ketiga 2017 dinilai positif oleh Bank Dunia.

Baca Selengkapnya

Pertumbuhan Industri 2018 Ditargetkan Tembus 5,67 Persen

11 Desember 2017

Pertumbuhan Industri 2018 Ditargetkan Tembus 5,67 Persen

Kementerian Perindustrian akan mendorong sektor-sektor andalan agar target pertumbuhan industri 2018 bisa tercapai.

Baca Selengkapnya

Menperin Sebut 6 Sektor Pendongkrak Pertumbuhan Industri 2018

11 Desember 2017

Menperin Sebut 6 Sektor Pendongkrak Pertumbuhan Industri 2018

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyebutkan kontribusi pertumbuhan industri 2017 mendekati 20 persen terhadap produk domestik bruto.

Baca Selengkapnya

Pertumbuhan Industri Meroket, Menperin: Ada Optimisme

7 November 2017

Pertumbuhan Industri Meroket, Menperin: Ada Optimisme

Industri pengolahan menyumbang paling banyak dalam PDB triwulan III 2017, karena pelaku optimistis.

Baca Selengkapnya