Direktorat Jenderal Pajak: Tak Etis Perusahaan Raksasa Tak Bayar Pajak

Reporter

Kamis, 19 Januari 2017 20:11 WIB

Tony Kuesgen, Managing Editor Google Indonesia berpose dalam acara Google untuk Indonesia di Pacific Place, Jakarta, 9 Agustus 2016. Tempo/ Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Khusus Muhammad Haniv berujar, Google harus menyadari bahwa pihaknya wajib membayar pajak dengan besarnya penghasilannya di Indonesia. "Etikanya begitu," ucapnya di Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, Kamis, 19 Januari 2017.

Haniv menyatakan persoalan pajak Google merupakan masalah keadilan dan etika. "Entitas dari luar negeri, kalau mau berbisnis di negara lain, kalau dia hanya ingin memperoleh penghasilan tanpa bayar pajak, itu tidak etis. Ini kan perusahaan raksasa. Dia harus pahami ini," ujarnya.

Baca:
Janji Ditjen Pajak Bila Google Mau Serahkan Data

Saat ini, tutur Haniv, seluruh dunia menggugat Google. Karena itu, Google mesti memahami, seluruh dunia mulai sadar bahwa pajak yang disetorkan Google tidak sebanding dengan penghasilan yang didapatkannya. "Ini namanya aggressive tax planning. Dalam beberapa aturan di dunia, ini ilegal."

Haniv mengatakan pemerintah perlu segera membuat regulasi mengenai perusahaan-perusahaan over the top (OTT) yang serupa dengan Google. "Kita bisa buat aturan sesuai dengan aturan Kementerian Komunikasi dan Informatika, baru kita eksekusi berapa pajak yang mau dibayar," ujarnya.

Namun, selama aturan tersebut belum dibuat, Direktorat akan memakai prinsip keadilan untuk mengenakan pajak kepada perusahaan-perusahaan OTT. "Kalau suatu entitas memperoleh penghasilan yang sangat besar dari Indonesia tanpa adanya pembayaran pajak sedikit pun, itu tidak adil," ucapnya.

Baca:
Kenapa Ditjen Pajak Panggil Google Sore Ini?

Menurut Haniv, terdapat aturan yang mengharuskan Google membayar pajak, yakni Undang-Undang Pajak Penghasilan terkait dengan subyek pajak bentuk usaha tetap (BUT). Dengan memiliki server di Indonesia, kata Haniv, Google termasuk BUT yang wajib membayar pajak.

Google menolak menjadi BUT karena, berdasarkan aturan di Korea Selatan, adanya server tidak menunjukkan perusahaan tersebut merupakan BUT. "Ini Indonesia. Kita ada aturan sendiri. Kalau di kita, diatur bahwa server bisa jadi BUT," ujar Haniv.

ANGELINA ANJAR SAWITRI




Berita terkait

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

8 hari lalu

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.

Baca Selengkapnya

Sempat Dihilangkan, Google Kembalikan Fitur Ultra-wide Astrofotografi di Google Pixel 8 Pro

27 Desember 2023

Sempat Dihilangkan, Google Kembalikan Fitur Ultra-wide Astrofotografi di Google Pixel 8 Pro

Dengan fitur ultra-wide astrofotografi, pengguna Google Pixel 8 Pro dapat mengandalkan kamera belakang ponselnya untuk mengambil foto langit

Baca Selengkapnya

Google Luncurkan Android 14 QPR1 ke Ponsel Pixel, Ini Detailnya

8 Desember 2023

Google Luncurkan Android 14 QPR1 ke Ponsel Pixel, Ini Detailnya

Android 14 QPR1 mencakup 37 perbaikan dan penyempurnaan untuk ponsel Pixel.

Baca Selengkapnya

Google Meluncurkan Proyek Geothermal, Apa Itu?

1 Desember 2023

Google Meluncurkan Proyek Geothermal, Apa Itu?

Energi geothermal berasal dari panas yang dihasilkan selama pembentukan asli planet ini dan peluruhan radioaktif material.

Baca Selengkapnya

Google Memulai Proyek Geothermal untuk Memasok Energi di Pusat Data

1 Desember 2023

Google Memulai Proyek Geothermal untuk Memasok Energi di Pusat Data

Raksasa Google bekerja sama dengan Fervo membangun proyek listrik geothermal untuk memasok energi yang lebih bersih bagi pusat data Google.

Baca Selengkapnya

Google Selidiki Bug Pembaruan Beberapa Profil Android 14

31 Oktober 2023

Google Selidiki Bug Pembaruan Beberapa Profil Android 14

Google secara resmi mengonfirmasi adanya bug pada pembaruan Android 14. Simak rinciannya.

Baca Selengkapnya

25 Tahun Google, Banyak Pertimbangan Tentukan Tanggal Hari Jadinya

27 September 2023

25 Tahun Google, Banyak Pertimbangan Tentukan Tanggal Hari Jadinya

Pada 27 September 2023, Google berusia 25 tahun, meskipun penentuan ditetapkannya tanggal itu punya kisah panjang.

Baca Selengkapnya

Google Kembali Lakukan PHK Massal, Ratusan Pekerja Terdampak

16 September 2023

Google Kembali Lakukan PHK Massal, Ratusan Pekerja Terdampak

Google yang berpusat di California, Amerika Serikat itu menolak untuk mengungkapkan detail jumlah orang terkena PHK massal.

Baca Selengkapnya

Android 14 akan Diluncurkan Bersama Google Pixel 8

9 September 2023

Android 14 akan Diluncurkan Bersama Google Pixel 8

Rencana peluncuran Android 14 ini dibocorkan oleh pakar Android Mishaal Rahman.

Baca Selengkapnya

Inilah Neeva, Mesin Pencarian Bikinan Eks Karyawan Google: Lebih Ringan dan Cepat

31 Juli 2023

Inilah Neeva, Mesin Pencarian Bikinan Eks Karyawan Google: Lebih Ringan dan Cepat

Google menjadi produk mesin pencarian teratas. Ada beberapa faktor yang menopangnya. Kini, Neeva hadir untuk menantang dominasi tersebut.

Baca Selengkapnya