Inflasi Tinggi Berpotensi Gerus Upah Riil Buruh  

Reporter

Rabu, 18 Januari 2017 23:05 WIB

Pasar Tradisional. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Proyeksi inflasi yang melaju tinggi pada tahun ini akan semakin menggerus upah riil buruh, baik buruh tani maupun buruh bangunan.

Badan Pusat Statistik mencatat, pada Desember 2016, upah riil buruh tani mengalami penurunan 0,19 persen dan upah riil buruh bangunan tergerus lebih dalam sebesar 0,29 persen.

Kendati masing-masing upah nominal mengalami kenaikan, inflasi Desember 2016 di level 0,42 persen belum mampu mengkompensasi peningkatan upah sehingga upah riil menurun.

Perubahan upah riil menggambarkan perubahan daya beli pendapatan yang diterima buruh tani dan buruh informal perkotaan–keduanya termasuk kelompok masyarakat berpenghasilan rendah. Semakin tinggi upah riil menunjukkan semakin tinggi daya beli buruh atau sebaliknya.

Direktur Penelitian Center of Reform on Economics (Core) Mohammad Faisal memperkirakan inflasi sepanjang Januari 2017 dapat melaju di atas 0,6 persen atau lebih tinggi dari Desember 2016 sebesar 0,42 persen dengan pendorong terbesar dari administered price.

Menurutnya, proyeksi inflasi yang meningkat pada tahun ini berpeluang menggerus daya beli kelompok masyarakat berpenghasilan rendah. Pada Desember 2015, upah riil buruh tani terkontraksi 0,89 persen dan upah riil buruh bangunan menurun 0,88 persen dengan laju inflasi saat itu 0,96 persen.

“Sekarang yang terjadi pengalihan dari sektor pertanian ke buruh urban. Buruh tani nyambi ke kota, musim panen kembali lagi,” katanya di Jakarta, Rabu, 18 Januari 2017.

Upah buruh tani pada Desember 2016 mengalami kenaikan 0,23 persen dibanding November 2016 menjadi Rp 48.627 per hari. Upah buruh bangunan (tukang) yang mengalami kenaikan tipis 0,13 persen menjadi Rp 83.190 per hari.

Sebelumnya, Otoritas moneter mengestimasi laju inflasi pada pekan pertama Januari 2017 sebesar 0,74 persen (month-to-month) atau 3,26 persen (year-on-year). Inflasi tersebut lebih tinggi dari Desember 2016 sebesar 3,02 persen. Kenaikan biaya administrasi pengurusan surat-surat kendaraan bermotor berdampak ke inflasi sekitar 0,25 persen.

Kepala BPS Suhariyanto mengkhawatirkan akan terjadi perpindahan pekerjaan dari buruh tani menjadi buruh bangunan akibat minimnya upah yang diterima.

"Ke depan, kita perlu memperhatikan kesejahteraan buruh, baik pertanian dan bangunan," ucapnya.

Pada Oktober 2016, upah riil buruh tani dan buruh bangunan sempat meningkat masing-masing 0,24 persen dan 0,56 persen dengan tingkat inflasi 0,14 persen. Namun upah riil buruh kembali mengalami penurunan pada November 2016 akibat inflasi yang melaju di level 0,47 persen. Upah riil buruh tani dan bangunan turun 0,55 persen.

BISNIS.COM

Berita terkait

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

2 hari lalu

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.

Baca Selengkapnya

Cetak Petani Milenial untuk Tangani Inflasi di Nusa Tenggara Timur

2 Maret 2024

Cetak Petani Milenial untuk Tangani Inflasi di Nusa Tenggara Timur

Kabupaten Timor Tengah Selatan NTT menginisiasi program cetak petani milenial. Mereka diajari tanam cabai hingga bawang.

Baca Selengkapnya

Mengenal Apa itu inflasi, Jenis, dan Dampaknya

17 Oktober 2023

Mengenal Apa itu inflasi, Jenis, dan Dampaknya

Inflasi adalah istilah yang merujuk pada kondisi di mana harga barang mengalami kenaikan. Berikut dampak yang ditimbulkan karena inflasi.

Baca Selengkapnya

Inflasi 15 Provinsi di Atas Nasional, Jokowi Minta Pemda Rajin Cek ke Lapangan

31 Agustus 2023

Inflasi 15 Provinsi di Atas Nasional, Jokowi Minta Pemda Rajin Cek ke Lapangan

Jokowi menyebutkan terdapat 15 provinsi dan kabupaten/kota yang laju inflasinya di atas tingkat nasional meskipun sudah di bawah 5 persen.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Catat Permintaan Domestik Dorong Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2023

1 Agustus 2023

Sri Mulyani Catat Permintaan Domestik Dorong Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2023

Perekonomian triwulan II 2023, kata Sri Mulyani diprakirakan masih tumbuh kuat, ditopang peningkatan konsumsi rumah tangga dan tren ekspansif aktivitas manufaktur.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Inflasi Kembali ke Sasaran, Lebih Cepat dari Perkiraan

1 Agustus 2023

Sri Mulyani: Inflasi Kembali ke Sasaran, Lebih Cepat dari Perkiraan

Sri Mulyani memperkirakan inflasi dapat tetap terkendali.

Baca Selengkapnya

Inflasi Tahunan Juli 3,08 Persen, Sektor Transportasi, Makanan dan Rokok Penyumbang Terbesar

1 Agustus 2023

Inflasi Tahunan Juli 3,08 Persen, Sektor Transportasi, Makanan dan Rokok Penyumbang Terbesar

BPS mencatat inflasi tahunan pada Juli 2023 sebesar 3,08 persen.

Baca Selengkapnya

Ekonom Prediksi Inflasi Tahunan 3,6 Persen: El Nino Perlu Diantisipasi dengan Hati-hati

31 Juli 2023

Ekonom Prediksi Inflasi Tahunan 3,6 Persen: El Nino Perlu Diantisipasi dengan Hati-hati

Ekonom dari Bank Mandiri, Faisal Rachman, memperkirakan inflasi tahunan terus menurun sepanjang paruh kedua 2023.

Baca Selengkapnya

ASDP Jelaskan Faktor Pembentuk Tarif Baru Angkutan Penyeberangan yang Mulai Berlaku 3 Agustus

30 Juli 2023

ASDP Jelaskan Faktor Pembentuk Tarif Baru Angkutan Penyeberangan yang Mulai Berlaku 3 Agustus

PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) menerapkan penyesuaian tarif angkutan pada 29 lintasan penyeberangan di seluruh Indonesia.

Baca Selengkapnya

BPS Catat Inflasi Tahunan Juni 2023 3,52 Persen, Terendah sejak April 2022

3 Juli 2023

BPS Catat Inflasi Tahunan Juni 2023 3,52 Persen, Terendah sejak April 2022

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi secara tahunan atau year on year pada periode Juni 2023 sebesar 3,52 persen.

Baca Selengkapnya