Dua Kendala Ini Hambat Pengembangan Energi Baru Terbarukan

Reporter

Rabu, 18 Januari 2017 23:01 WIB

Aktivis lingkungan membentuk rantai manusia untuk membuat pesan harapan dan perdamaian di depan Menara Eiffel di Paris, Prancis, 6 Desember 2015. Selain membentuk logo perdamaian mereka juga membentuk pesan bertuliskan 100% terbarukan, untuk mengingatkan para peserta Konferensi Perubahan Iklim Dunia 2015 (COP21) akan pentingnya energi terbarukan bagi dunia. AP/Michel Euler

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Energi Terbarukan, Halim Kalla, mengatakan pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) terkendala dua hal. "Harga dan kebijakan," katanya saat berkunjung ke kantor Tempo, Rabu, 18 Januari 2017.


Baca : Proyeksi 2017, Harga Komoditas Energi Makin Melambung

Halim mengatakan pemerintah masih berkutat menentukan harga jual listrik dari energi baru dan terbarukan. Sebelumnya harga jual dipatok 15-18 sen per kWh. Namun Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignatius Jonan ingin mengkaji kembali semua feed in tarif yang telah ditentukan. Padahal, Halim menilai tarif tersebut sudah terhitung wajar.

Salah satu pertimbangan revisi adalah harga jual listrik EBT di Uni Emirat Arab (UEA). Di sana, harga jual dipatok 2,25-2,99 sen per kWh.


Baca : Target PNPB Minerba Tahun Depan Dinilai Terlalu Tinggi



Menurut Halim, perbandingan tersebut tidak setara. Harga jual listrik yang rendah di UEA bisa didapat karena pembangunan pembangkit EBT di sana lebih mudah. "Tanah mereka disediakan, listrik juga tinggal ambil," katanya.

Sementara di Indonesia, infrastruktur beberapa daerah belum mendukung kemudahan investasi, seperti akses terpencil hingga jalan yang rusak. Selain itu, pemerintah tidak menjamin lahan dan listrik sebagai penunjung penting pembangunan pembangkit.

Halim mengatakan pemerintah perlu memberikan subsidi agar harga bisa menguntungkan dari sisi pengusaha dan pemerintah. Ia optimistis harga tak akan selamanya tinggi. "Sekarang EBT di sini masih baby. Nanti kalau sudah mature harga bisa turun," kata dia.

Selain menentukan harga jual, Halim mengatakan pemerintah perlu memastikan pembelinya. Selama ini hanya PLN yang bisa membeli produk EBT swasta. Jika PLN enggan membeli, pemerintah perlu mencarikan solusi.

VINDRY FLORENTIN

Advertising
Advertising

Berita terkait

Kadin Indonesia Bentuk Lembaga Mediasi Sengketa Bisnis

4 hari lalu

Kadin Indonesia Bentuk Lembaga Mediasi Sengketa Bisnis

Kadin Indonesia fasilitasi penyelesaian sengketa bisnis lewat lembaga mediasi baru. Layanan ini gratis bagi UMKM.

Baca Selengkapnya

Kadin Sebut Swasembada Air Harus jadi Program Utama Pemerintah: Ada di Visi Misi Prabowo-Gibran

4 hari lalu

Kadin Sebut Swasembada Air Harus jadi Program Utama Pemerintah: Ada di Visi Misi Prabowo-Gibran

Waketum Kadin Indonesia Bidang Perindustrian, Bobby Gafur Umar, menyebut bahwa ketersediaan air harus jadi perhatian pemerintah.

Baca Selengkapnya

Jelang Singapore International Water Week, Kadin: Masih Banyak Populasi di RI yang Tak Punya Akses Air Bersih

5 hari lalu

Jelang Singapore International Water Week, Kadin: Masih Banyak Populasi di RI yang Tak Punya Akses Air Bersih

Kadin menggelar panel diskusi sebagai rangkaian dari SIWW 2024. Akses terhadap air bersih masih menjadi tantangan sejumlah wilayah di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kadin Ingatkan Pemerintah Hati-hati Membentuk Badan Otorita Penerimaan Negara

9 hari lalu

Kadin Ingatkan Pemerintah Hati-hati Membentuk Badan Otorita Penerimaan Negara

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia meminta pemerintah agar berhati-hati dalam pembentukan Badan Otorita Penerimaan Negara.

Baca Selengkapnya

Solo Great Sale 2024 Targetkan Pengembangan Potensi Investasi Aglomerasi

9 hari lalu

Solo Great Sale 2024 Targetkan Pengembangan Potensi Investasi Aglomerasi

Gelaran Solo Great Sale atau SGS kembali hadir di Kota Solo, Jawa Tengah, menyemarakkan bulan Mei 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

10 hari lalu

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat melakukan kunjungan kerja di London, bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris The Rt. Hon. Greg Hands MP

Baca Selengkapnya

Segini Jatah Bonus Tiap Pemain Timnas U-23 Indonesia

11 hari lalu

Segini Jatah Bonus Tiap Pemain Timnas U-23 Indonesia

Pengusaha beri Rp 23 miliar. Masing-masing pemain Timnas U-23 Indonesia akan dapat bonus berkisar Rp 605,2 juta.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

11 hari lalu

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas merevisi lagi peraturan tentang barang bawaan impor penumpang warga Indonesia dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Tanggapan Heru Budi hingga Ketua Kadin DKI Soal UU DKJ yang Resmi Diteken Jokowi

13 hari lalu

Tanggapan Heru Budi hingga Ketua Kadin DKI Soal UU DKJ yang Resmi Diteken Jokowi

Heru Budi Hartono meyakini pengesahan UU DKJ adalah yang terbaik untuk Jakarta.

Baca Selengkapnya

Erick Thohir Terbang ke Doha, Pengusaha Patungan Beri Bonus Rp23 M untuk Timnas U-23

13 hari lalu

Erick Thohir Terbang ke Doha, Pengusaha Patungan Beri Bonus Rp23 M untuk Timnas U-23

Sejumlah pengusaha, yang diinisiasi oleh Kadin Indonesia Komite Tiongkok (KIKT), mengumpulkan dana Rp23 milar untuk Timnas U-23.

Baca Selengkapnya