Ekspor Rumput Laut Alami Penurunan Sebanyak 30 Persen

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Rabu, 11 Januari 2017 03:32 WIB

Penjaga stan pameran memperlihatkan olahan rumput laut dalam acara Sarasehan Nasional Masyarakat Pesisir Indonesia Seaweed Forum (ISF) di Hotel Sahid Jaya, Makassar, 12 November 2015. TEMPO/Fahmi Ali

TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI) memperkirakan ekspor rumput laut pada 2016 mengalami penurunan kurang lebih mencapai 30 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya, di mana tercatat sepanjang 2015 ekspor komoditas itu mencapai 205,4 juta dolar Amerika Serikat (AS).

Ketua Umum ARLI Safari Azis dalam diskusi Pengembangan Hulu-Hilir Komoditas Rumput Laut Nasional mengatakan bahwa penurunan ekspor rumput laut tersebut dikarenakan beberapa hal, seperti pelemahan ekonomi global hingga soal kebijakan Amerika Serikat untuk produk organik.

"Pada 2016, turun kurang lebih 30 persen. Ada isu bahwa Amerika Serikat akan mengeluarkan produk olahan rumput laut dari daftar produk-produk organik, itu yang membuat ekspor lesu pada 2016," kata Safari, di Jakarta, Selasa, (10 Januari 2017).

Berdasar data statistik dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, total produksi rumput laut dalam negeri mencapai 1,12 juta ton pada 2015.

Dari jumlah total produksi tersebut, sebanyak 21 persen atau 236,9 ribu ton diekspor ke berbagai negara, dengan komposisi sebanyak 97 persen berupa bahan baku dan sisanya berupa produk olahan.

Dengan komposisi ekspor tersebut, sektor hulu rumput laut menyumbang devisa kurang lebih sebanyak 160,4 juta dolar Amerika Serikat, sementara dari sektor hilir sebesar 45,0 juta dolar AS atau sebesar 22 persen dari total ekspor komoditas tersebut.

Sementara pada 2016 pada periode Januari-Agustus, ekspor bahan baku rumput laut tercatat baru sebesar 121,5 ribu ton dengan nilai 80,0 juta dolar AS. Sementara untuk ekspor produk olahan tercatat pada periode yang sama sebanyak 4,0 ribu ton dengan nilai 25,4 juta dolar AS.

Selain adanya wacana bahwa Negeri Paman Sam akan mengeluarkan produk olahan rumput laut dari daftar produk organik tersebut, banyak wacana yang dinilai menghambat ekspor komoditas itu. Beberapa diantaranya adalah wacana pembatasan ekspor dan juga pengenaan Bea Keluar untuk produk tersebut.

"Pemerintah berencana untuk mengenakan Bea Keluar untuk ekspor bahan baku rumput laut sebesar 20-40 persen dari harga, namun sementara ini masih ditangguhkan. Rencana tersebut tanpa konsultasi dengan pelaku usaha," ujar Safari.

Pemerintah sesungguhnya diharapkan bisa memberikan insentif kepada pelaku usaha khususnya untuk investasi dan pengembangan usaha rumput laut. Beberapa insentif yang diharapkan antara lain adalah bantuan bibit dan ahli untuk sektor hulu. Sementara untuk hilir, lebih kepada fasilitasi perizinan dan suplai energi untuk industri.

ARLI mengharapkan, pada 2017 kinerja ekspor rumput laut baik berupa bahan baku dan produk olahan bisa kembali normal.

Selain itu, juga mengharapkan pemerintah mengembangkan usaha rumput laut dari mulai sektor hulu hingga hilir yang terintegrasi dengan melibatkan para pelaku usaha serta dunia industri untuk meningkatkan daya saing.

ANTARA

Berita terkait

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

1 hari lalu

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

Turki memutuskan hubungan dagang dengan Israel seiring memburuknya situasi kemanusiaan di Palestina.

Baca Selengkapnya

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

10 hari lalu

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

Nilai transaksi potensial paviliun Indonesia di Cafex Expo 2024, Mesir, capai Rp 253 milir. Didominasi oleh produk biji kopi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

12 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

12 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

12 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

12 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

12 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

13 hari lalu

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

Delegasi Indonesia dan Tunisia membahas perjanjian perdagangan bilateral di Tangerang. Indonesia banyak mengekspor sawit dan mengimpor kurma.

Baca Selengkapnya

Kemendag Optimistis Perdagangan Indonesia Kejar Vietnam jika Sepakati IEU-CEPA

59 hari lalu

Kemendag Optimistis Perdagangan Indonesia Kejar Vietnam jika Sepakati IEU-CEPA

Kementerian perdagangan sebut Indonesia bisa kalahkan Vietnam jika sudah melakukan kesepakatan perjanjian dagang dengan Uni Eropa (IEU-CEPA).

Baca Selengkapnya

Ma'ruf Amin Dorong Selandia Baru Tingkatkan Ekspor Daging Sapi dan Domba Bersertifikat Halal ke RI

28 Februari 2024

Ma'ruf Amin Dorong Selandia Baru Tingkatkan Ekspor Daging Sapi dan Domba Bersertifikat Halal ke RI

Wakil Presiden Ma'ruf Amin mendorong agar ekspor daging sapi dan domba bersertifikasi halal dari Selandia Baru ke Indonesia bisa ditingkatkan.

Baca Selengkapnya