Industri Pengolahan Rumput Laut masih Minim Pemain

Reporter

Editor

Abdul Malik

Selasa, 10 Januari 2017 12:57 WIB

Du orang petani menjemur rumput laut yang habis di panen di Desa Rappoa kabupaten Bantaeng, Sulsel, 29 Maret 2015. Petani rumput laut mengeluhkan naiknya harga BBM membuat harga rumput laut menurun dari Rp 9. 000/kg menjadi Rp 6.000/kg. TEMPO/Iqbal Lubis

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah ingin mendorong berkembangnya industri rumput laut dalam negeri serta peningkatan nilai tambah dari sektor tersebut. Namun sayangnya pelaku industri pengolahan rumput laut masih minim. Ketua Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI), Safari Azis, mengatakan industri pengolahan bahan baku belum siap untuk menyerap rumput laut lokal.

"Perlu dibuat persiapan secara matang terutama dalam hal daya saing dan pasar karena pasar rumput laut dan hasil olahannya lebih banyak berada di luar negeri," kata Safari dalam forum group discussion (FGD) di Menara Kadin, Jakarta, Selasa, 10 Januari 2017.

Menurut Safari, industri formulasi masih sedikit. Padahal, sebelum masuk ke industri pembuat produk, rumput laut harus melalui industri formulasi karena di tahap ini akan ditentukan pasar dan penggunaannya. "Hal ini berkaitan dengan pembuatan produk serta berapa banyak kebutuhan itu," ujarnya.

Safari menyatakan penyerapan rumput laut dari industri-industri dalam negeri masih rendah. Sementara itu, produksi rumput laut domestik melimpah. "Seharusnya, pemerintah tidak membatasi atau mengenakan bea keluar ekspor bahan baku rumput laut," katanya.

Selain itu, Safari menilai, industri dalam negeri pada umumnya membeli bahan baku dengan harga yang kurang bersaing. Pihak asing bisa menyiapkan cara pembayaran yang efektif dengan harga yang kompetitif. "Dan tentunya menguntungkan para petani,” tuturnya.

Safari menyarankan, selain mengembangkan industri hilir rumput laut, pemerintah juga harus memperkuat sektor hulu. Sebab produksi harus terus digenjot. "Dan tidak mengorbankan nasib petani rumput laut serta harus menjaga stabilitas pendapatan masyarakat pesisir," katanya.

Dari hulu, Safari mengungkapkan, para petani sudah memperhatikan nilai tambah, mulai dari pembibitan, penggunaan teknologi budidaya, penempatan lokasi budidaya, hingga kualitas bahan baku. "Jadi, dalam hal membuat road map, pemerintah jangan mengedepankan larangan terhadap ekspor bahan baku."

Berdasarkan data asosiasi pada 2015, nilai ekspor rumput laut mencapai US$ 205,46 juta. Ekspor bahan baku menyumbangkan 78 persen dari jumlah keseluruhan, yakni US$ 160,41 juta. Sementara itu, produk olahan berkontribusi 22 persen dari jumlah keseluruhan atau sebesar US$ 45,06 juta.

ANGELINA ANJAR SAWITRI

Berita terkait

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres 2024, Ini Tanggapan PBNU, PP Muhammadiyah hingga Kadin

3 hari lalu

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres 2024, Ini Tanggapan PBNU, PP Muhammadiyah hingga Kadin

Reaksi PBNU, PP MUhammadiyah, Kadin Terhadap Penetapan Prabowo - Gibran Pemenang Pilpres 2024 oleh KPU

Baca Selengkapnya

37 Tahun Rudy Salim, Pernah Menolak Denda 9 Mobil Mewah dari Bea Cukai

3 hari lalu

37 Tahun Rudy Salim, Pernah Menolak Denda 9 Mobil Mewah dari Bea Cukai

Pengusaha muda kelahiran 24 April 1987, Rudy Salim pernah menolak denda untuk 9 mobil mewah dari Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Rupiah Terus Melemah, Kadin Khawatir Dunia Usaha Terdampak

10 hari lalu

Rupiah Terus Melemah, Kadin Khawatir Dunia Usaha Terdampak

Nilai tukar rupiah yang terus melemah terhadap dolar menyebabkan para pengusaha khawatir.

Baca Selengkapnya

Bos Kadin Ingatkan Pemerintah untuk Patuhi Disiplin Fiskal: Kalau Tidak, Bahaya..

16 hari lalu

Bos Kadin Ingatkan Pemerintah untuk Patuhi Disiplin Fiskal: Kalau Tidak, Bahaya..

Ketua Kadin Arsjad Rasjid menyatakan penyusunan RAPBN harus dilakukan secara bijaksana. Selain itu, pemerintah juga wajib mematuhi disiplin fiskal.

Baca Selengkapnya

Kadin Ingatkan Pengusaha Transparan jika Tak Sanggup Bayar THR: Harus Ada Komunikasi dan Interaksi

17 hari lalu

Kadin Ingatkan Pengusaha Transparan jika Tak Sanggup Bayar THR: Harus Ada Komunikasi dan Interaksi

Ketua Kadin Arsjad Rasjid menyebut pengusaha harus transparan jika tak dapat memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) kepada pekerja.

Baca Selengkapnya

Terkini: Setelah 'Tuyul' dan Pertalite Dicampur Air Ada Apa Lagi di SPBU Pertamina?, KAI Operasikan KA Argo Bromo Anggrek New Generation

30 hari lalu

Terkini: Setelah 'Tuyul' dan Pertalite Dicampur Air Ada Apa Lagi di SPBU Pertamina?, KAI Operasikan KA Argo Bromo Anggrek New Generation

Kecurangan di SPBU Pertamina kembali terungkap. Setelah switch dispenser untuk kurangi takaran yang disebut tuyul dan Pertalite dicampur air, kini....

Baca Selengkapnya

Kadin: Potensi Perputaran Uang Selama Libur Lebaran Capai Rp 157,3 Triliun

30 hari lalu

Kadin: Potensi Perputaran Uang Selama Libur Lebaran Capai Rp 157,3 Triliun

Kadin Indonesia memprediksi adanya kenaikan perputaran uang selama libur Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran 2024 dibandingkan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Pemilu Usai, Ketua TPN Arsjad Rasjid Kembali Jabat Ketua Kadin

38 hari lalu

Pemilu Usai, Ketua TPN Arsjad Rasjid Kembali Jabat Ketua Kadin

Mantan ketua tim pemenangan pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Arsjad Rasjid, kembali menjabat Ketua Umum Kadin usai hasil Pemilu 2024 disahkan.

Baca Selengkapnya

Setelah KPU Umumkan Hasil Pemilu, Kadin Harap Situasi Dunia Usaha Aman dan Kondusif

39 hari lalu

Setelah KPU Umumkan Hasil Pemilu, Kadin Harap Situasi Dunia Usaha Aman dan Kondusif

Kadin Indonesia menyatakan kunci utama bagi dunia usaha adalah stabilitas politik sebagai basis bagi pertumbuhan ekonomi dan geliat dunia usaha.

Baca Selengkapnya

Kadin Gandeng Badan Perdagangan Amerika untuk Kembangkan Industri Keamanan Siber di RI

57 hari lalu

Kadin Gandeng Badan Perdagangan Amerika untuk Kembangkan Industri Keamanan Siber di RI

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bersama Badan Perdagangan dan Pembangunan Amerika Serikat (USTDA) menyelenggarakan diskusi kelompok terarah atau focus group discussion (FGD) soal keamanan siber.

Baca Selengkapnya