Bisnis Kartu Kredit Belum Akan Mengkilap Tahun Ini

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Senin, 9 Januari 2017 10:22 WIB

Ilustrasi kartu kredit Visa. REUTERS/Maxim Zmeyev

TEMPO.CO, Jakarta - Bisnis kartu kredit tampaknya belum akan mengkilap pada tahun ayam api ini, menyusul pada 2016 bisnis kartu plastik ini mengalami mengalami masa suram. Rencana pemberlakuan kembali pelaporan data kartu kredit dan peraturan pemangkasan suku bunga dinilai menjadi hal penting yang bisa mempengaruhi bisnis tersebut pada tahun ini.

Pada akhir Maret tahun lalu, Dirjen Pajak mengumumkan kewajiban bank untuk melaporkan data kartu kredit melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 39/PMK.03/2016. Satu bulan setelah beleid ini dirilis, pertumbuhan volume transaksi kartu kredit terpantau menurun dari 10,92 persen secara tahunan (year on year) pada Maret 2016 menjadi 4,02 persen (yoy).

Secara nilai, transaksi kartu kredit justru bergerak negatif dari 3,15 persen (yoy) menjadi -3,55 persen (yoy). Transaksi belanja menjadi penyebab penurunan kinerja yang negatif ini.

Pada Juli 2016, pemerintah menunda kewajiban tersebut hingga program pengampunan pajak atau tax amnesty rampung. Setelah pengumuman tersebut, pertumbuhan volume maupun nilai transaksi kartu kredit kembali meningkat. Walaupun belum stabil, terutama untuk nilai transaksi yang kembali minus pada September dan meningkat positif pada Oktober 2016.

General Manager Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI) Steve Martha menuturkan, kewajiban pelaporan data kartu kredit pada tahun lalu memang dirasakan sangat berpengaruh terhadap bisnis kartu kredit. Ditambah dengan kondisi ekonomi makro yang tengah menghangat yang berdampak pada meningkatnya rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) kartu kredit.

Asosiasi pun tidak berani mematok target pertumbuhan yang agresif pada tahun ini dengan rencana diberlakukannya kembali kewajiban lapor pasca selesainya program pengampunan pajak. “Mulai turun pas ketentuan itu, kami belum tahu kelanjutannya nanti bagaimana. Kami enggak berani optimis , kalau berlaku lagi takutnya kembali turun,” katanya kepada Bisnis, akhir pekan lalu. Pertumbuhan bisnis kartu kredit juga diperkirakan tak akan jauh beda dibanding dengan tahun lalu, yakni di kisaran 5 persen per tahun.

Dari Statistik Perbankan Indonesia yang diterbitkan Otoritas Jasa Keuangan terlihat pada Oktober 2016, nilai kredit yang penarikannya melalui kartu tercatat Rp 72,708 triliun. Angka tersebut tumbuh 5,3 persen (yoy).

Lani Darmawan, Direktur Consumer Banking PT Bank CIMB Niaga Tbk., ingin ketika ketentuan pelaporan data kartu kredit nasabah kembali diberlakukan setelah periode pengampunan pajak berakhir tak berimplikasi negatif. Artinya, aturan ini tidak menyurutkan minat masyarakat Indonesia untuk menggunakan alat pembayaran terbitan dalam negeri.

Lani berharap masyarakat tidak beralih ke alat pembayaran yang diterbitkan dari luar Indonesia. "Saya yakin regulator sudah mempertimbangkan hal ini. Kami mendukung aturan yang terbaik untuk masyarakat dan juga industri kartu kredit,” ucapnya.


BISNIS

Berita terkait

Banjir Promo Tiket Wisata dari Bank CIMB Niaga di Cathay Pacific Travel Fair 2024, Besok Berakhir

57 hari lalu

Banjir Promo Tiket Wisata dari Bank CIMB Niaga di Cathay Pacific Travel Fair 2024, Besok Berakhir

Bank CIMB Niaga dan maskapai penerbangan Cathay Pacific Airways Limited menggelar Cathay Pacific Travel Fair 2024 untuk menghadirkan beragam promo tiket wisata favorit dunia.

Baca Selengkapnya

Daftar Promo HUT BCA untuk Produk Fesyen, dari Crocs, Converse, hingga Optik Melawai

21 Februari 2024

Daftar Promo HUT BCA untuk Produk Fesyen, dari Crocs, Converse, hingga Optik Melawai

PT Bank Central Asia Tbk atau BCA menawarkan sejumlah promo produk fashion dalam rangka perayaan hari ulang tahun (HUT) ke-67 BCA.

Baca Selengkapnya

Kartu Kredit Jenius: Keunggulan, Cara Pengajuan, dan Aktivasinya

3 Februari 2024

Kartu Kredit Jenius: Keunggulan, Cara Pengajuan, dan Aktivasinya

Kartu kredit Jenius memiliki banyak keunggulan, salah satunya proses pengajuan yang mudah. Berikut cara pengajuan dan aktivasinya.

Baca Selengkapnya

Limit Kartu Kredit Mandiri dan Cara Meningkatkannya

24 Januari 2024

Limit Kartu Kredit Mandiri dan Cara Meningkatkannya

Limit kartu kredit Mandiri mulai dari Rp2 juta sampai miliaran rupiah. Nasabah bisa menaikkan limit kartu kredit Mandiri. Berikut ini caranya.

Baca Selengkapnya

Cara Menutup Kartu Kredit BNI, Bisa Lewat Kantor Cabang hingga Call Center

10 Januari 2024

Cara Menutup Kartu Kredit BNI, Bisa Lewat Kantor Cabang hingga Call Center

Bagi Anda yang ingin menutup kartu kredit BNI, bisa mengikuti beberapa cara ini. Simak cara menutup kartu kredit BNI yang aman dan cepat.

Baca Selengkapnya

Begini Cara Mengecek BI Checking

19 Desember 2023

Begini Cara Mengecek BI Checking

BI checking berfungsi untuk mengetahui riwayat kredit.

Baca Selengkapnya

Kata BNI Soal Penipuan Kartu Kredit yang Rugikan 20 Nasabahnya Rp 1 Miliar

16 Desember 2023

Kata BNI Soal Penipuan Kartu Kredit yang Rugikan 20 Nasabahnya Rp 1 Miliar

BNI memberikan tanggapan atas kasus penipuan nasabah bank itu yang kini ditangani Polda Metro Jaya.

Baca Selengkapnya

20 Orang Jadi Korban Dugaan Penipuan Kartu Kredit BNI, Polda Metro Jaya: Kerugian Rp 1 Miliar

13 Desember 2023

20 Orang Jadi Korban Dugaan Penipuan Kartu Kredit BNI, Polda Metro Jaya: Kerugian Rp 1 Miliar

Polda Metro Jaya mencatat 20 orang diduga menjadi korban penipuan kartu kredit BNI. Kerugian ditaksir mencapai Rp 1 miliar.

Baca Selengkapnya

JPMorgan Prediksi Keuangan Warga Amerika Serikat Bakal Terseok-seok

10 Desember 2023

JPMorgan Prediksi Keuangan Warga Amerika Serikat Bakal Terseok-seok

JPMorgan mengungkap proyeksi sebagian besar warga Amerika Serikat sudah kehabisan uang tabungannya.

Baca Selengkapnya

Sederet Bank Terjun ke Bisnis Paylater, Ekonom: Fenomena Wajar, Bukan Lompatan Besar

7 Desember 2023

Sederet Bank Terjun ke Bisnis Paylater, Ekonom: Fenomena Wajar, Bukan Lompatan Besar

Saat ini, sederet perbankan sudah dan akan merambah ke segmen bisnis Buy Now Pay Later (BNPL) alias paylater (bayar nanti). Bagaimana tanggapan ekonom?

Baca Selengkapnya