TEMPO.CO, Jakarta - Mamun (54), seorang pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) alas kaki asal Ciomas, Bogor, berhasil menciptakan sandal kesehatan untuk para penderita diabetes.
Sandal yang ia beri merek S'lop tersebut terinspirasi dari seorang ibu penderita diabetes, yang salah satu kakinya membengkak dan hanya beralaskan sebuah busa yang diikat.
"Inspirasinya waktu jalan ke Sukabumi. Ada ibu-ibu satu kakinya bengkak, kayaknya karena diabetes. Dia tidak pakai sandal, karena kan sandal tidak ada yang gede sebelah. Jadi, dia hanya pakai busa. Nah, saya terpikir untuk membuat sandal ini," kata Mamun saat dihubungi dari Jakarta, Jumat, 6 Januari 2017.
Pria yang mengaku sudah belajar membuat sandal dan sepatu sejak usia tiga tahun itu, kemudian mencoba mendesain sandal yang bisa digunakan oleh para penderita diabetes. Ia memilih bahan baku busa sebagai komponen utama dalam pembuatan S'lop, karena sifatnya yang lembut dan tidak mudah melukai kulit. "Kalau diabetes kan tidak boleh luka, makanya kita cari bahan yang lembut," tukasnya.
Mamun juga menambah bahan kulit sintetis untuk melapisi sandal yang saat ini hanya diproduksi berwarna hitam tersebut. Untuk menghindari slip, Mamun memilih sol atau alas sandal anti licin yang didatangkan dari Surabaya, sehingga penggunanya tidak perlu khawatir terpeleset.
Tidak hanya itu, Mamun juga menambahkan perekat di beberapa bagian agar si pengguna dapat menyesuaikan ukuran kaki yang seringkali membengkak akibat diabetes. "Semua bahan baku saya dapat di sekitar Bogor, mulai dari busa, kulit sintetis, perekat. Hanya solnya dari Surabaya, yang memang banyak juga dijual di sini," ungkap Mamun.
Desain S'lop beberapa kali mengalami penyempurnaan, karena terdapat berbagai masukan dari konsumen. Hingga akhirnya, menurut Mamun, sandal tersebut kini bisa diterima oleh masyarakat.
Saat ini, Mamun baru memasarkan sandal kesehatan tersebut ke dokter dan klinik-klinik di Bogor, yang memiliki afiliasi dengan klinik di seluruh Indonesia. Adapun harga yang dipatok untuk sepasang sandal yang diproduksi 400 pasang per bulan tersebut adalah sebesar Rp50.000.
"Ini kan industri rumahan. Saya belum jual ke pasaran langsung. Jadi, baru dipasarkan ke dokter dan klinik-klinik dengan harga Rp50.000 per pasang," tuturnya.
Menurut Mamun, sandal yang ia ciptakan tersebut saat ini sedang dalam pengurusan hak paten, sehingga produk asli Ciomas ini tidak mudah ditiru pihak lain. Mamun bercita-cita agar sandal tersebut dapat lebih banyak dimanfaatkan oleh masyarakat banyak dengan cara mengekspornya.
Ia berharap, pemerintah maupun pihak lain dapat membuka jalan agar S'lop asal Ciomas ini dapat mendunia.
ANTARA
Berita terkait
Festival Kreativitas ARTBOX AVENUE 2024 di Singapura Hadirkan Pelaku Industri Kreatif Asia Tenggara
14 Januari 2024
ARTBOX AVENUE 2024 digelar di Singapore Expo Hall 22, Singapura, pada 26 Januari hingga 4 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaGanjar Janji Hidupkan Bekraf Lagi untuk Kembangkan Industri Content Creator
14 Januari 2024
Calon Presiden nomor urut tiga Ganjar Pranowo mengatakan akan mengembangkan industri kreatif apabila dia terpilih dalam Pemilu 2024 mendatang.
Baca SelengkapnyaMahfud Md Janji Benahi Industri Kreatif: Banyak Keluhan dari Anak Muda
11 Januari 2024
Calon wakil presiden nomor urut 3 Mahfud MD berjanji untuk membenahi sektor ketenagakerjaan industri kreatif.
Baca SelengkapnyaGanjar Ungkap Isu yang Dibawa Mahfud di Debat Cawapres: Target Pertumbuhan Ekonomi hingga Industri Kreatif
21 Desember 2023
Ganjar Pranowo mengungkapkan sejumlah isu yang akan dibawa oleh calon wakil presiden Mahfud MD dalam debat cawapres
Baca Selengkapnya3 Gagasan Capres-Cawapres Soal Pendidikan, Begini Kata Anies Baswedan, Prabowo, Ganjar Pranowo
17 Desember 2023
Apa saja gagasan capres-cawapres Anies Baswedan-Muhaimin, Prabowo-Gibran, Ganjar Pranowo-Mahfud MD untuk tema pendidikan?
Baca SelengkapnyaKemenparekraf soal RPP Kesehatan: Industri Kreatif Dirugikan, Multiplier Effect Hilang hingga Ancaman PHK
30 November 2023
Kemenparekraf menilai perlunya kajian lebih dalam terhadap RPP Kesehatan karena berpotensi membawa dampak negatif bagi industri kreatif di Tanah Air.
Baca Selengkapnya7 Contoh Ekonomi Kreatif yang Memiliki Peluang Besar
30 Agustus 2023
Ekonomi kreatif semakin populer dan menjanjikan. Berikut adalah contoh ekonomi kreatif yang ada di Indonesia dan berpeluang besar,
Baca SelengkapnyaGurita Bisnis Vindes Corp, Terbaru Gelar 'Bahkan Voli'
29 Agustus 2023
Vindes Corp, perusahaan yang didirikan Vincent Rompies dan Deddy Mahendra Desta per Agustus 2021, terus membuat gebrakan. Ini gurita bisnisnya.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan Sebut Prioritas Cetak Lapangan Kerja kepada Kaum Milenial
12 Agustus 2023
Calon Presiden Anies Baswedan menyampaikan pentingnya mencetak lapangan kerja dan pertumbuhan UMKM saat bertemu kaum milenial di Magelang.
Baca SelengkapnyaBCA UMKM Fest 2023 Digelar Sebulan Secara Hybrid, Bakal Dihadiri 1.400 Pelaku Industri Kreatif
10 Agustus 2023
PT Bank Central Asia Tbk menggelar BCA UMKM Fest 2023 untuk mendorong potensi ekonomi dari sektor usaha mikro kecil menengah.
Baca Selengkapnya