Jokowi Minta Impor BBM Ditekan

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Kamis, 5 Januari 2017 19:55 WIB

Petugas keamanan melakukan pemeriksaan aktivitas keluar masuk mobil tangki pengangkut minyak di depot Terminal Bahan Bakar Minyak (BBM), Plumpang, Jakarta, 1 November 2016. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo menginginkan ketergantungan impor bahan bakar minyak (BBM) yang mencapai separuh dari total kebutuhan domestik bisa ditekan melalui berbagai upaya. Dalam pembukaan Sidang Paripurna Dewan Energi Nasional ke-4 di Kantor Presiden, Jokowi mengingatkan kembali bahwa ketersediaan energi nasional adalah kunci dalam memberantas kemiskinan dan mengurangi ketimpangan.

Pada 2017, pemerintah ingin lebih fokus lagi bekerja dalam mempercepat pemerataan pembangunan, termasuk di dalamnya di sektor energi, sehingga keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia betul-betul bisa segera terwujud.

"Kita tidak boleh membiarkan rakyat kita di Papua, di perbatasan, daerah terpencil, dan daerah terdepan mengalami ketidakadilan karena harus menikmati BBM dengan harga yang berlipat dibanding Jawa dan Sumatera. Dan kita juga tidak boleh membiarkan rakyat kita di pelosok Nusantara tidak memperoleh listrik di malam hari," kata Jokowi, Kamis, 5 Januari 2017.

Jokowi mengatakan kebutuhan BBM sekitar 50 persen masih tergantung impor, sedangkan sisanya dari produksi kilang domestik. Jokowi menilai kondisi tersebut sangat berbahaya sekali ke depannya jika pemerintah tidak melakukan riset dan tidak melakukan terobosan dalam membangun ketahanan energi nasional.

"Utamanya karena kita sekarang memiliki produksi CPO yang tidak kecil. Kedua, kita memiliki biomasa yang tidak kecil. Ketiga, kita memiliki batu bara. Yang tentu saja turunannya ini, kalau ada sebuah riset yang baik, baik untuk CPO, biomasa, batu bara, dan mungkin bahan yang kita miliki sendiri ini betul-betul dilakukan riset besar-besaran yang akan memberikan terobosan sehingga kita tidak ketergantungan terus kepada yang namanya BBM," katanya.

Mantan Wali Kota Solo ini menginginkan penemuan shalegas di Amerika bisa menjadi terobosan yang dilakukan. Selain itu, dengan hutan kelapa sawit yang mencapai 13 juta hingga 14 juta hektare, bisa memberikan peluang Indonesia tidak ada ketergantungan dengan negara lain.

"Jangka panjang kalkulasi dan perhitungan seperti itu harus betul-betul kita hitung, kita kalkulasi, sehingga kita mempunyai sebuah plan jangka menengah, jangka panjang, sehingga ketakutan kita akan kekurangan BBM, kekurangan energi, betul-betul terdesain sejak awal. Ini yang sampai sekarang menurut saya betul-betul belum diseriusi secara baik," ujarnya.

BISNIS


Berita terkait

Pertamina: Kenaikan Harga BBM Jangan Dikaitkan dengan Aplikasi MyPertamina

4 September 2022

Pertamina: Kenaikan Harga BBM Jangan Dikaitkan dengan Aplikasi MyPertamina

Kenaikan harga BBM tak menyurutkan rencana perseroan membatasi penyaluran Pertalite dan Solar agar tepat sasaran.

Baca Selengkapnya

Puasa, Pertamina Tambah Stok BBM di Kalimantan

11 Mei 2017

Puasa, Pertamina Tambah Stok BBM di Kalimantan

Pertamina Balikpapan akan menambah kuota BBM selama puasa sebesar 7 persen.

Baca Selengkapnya

Pertamina dan AKR Jadi Penyalur BBM Tertentu 2017

25 November 2016

Pertamina dan AKR Jadi Penyalur BBM Tertentu 2017

Pemerintah menunjuk badan usaha penyalur bahan bakar minyak (BBM) tertentu dan penugasan 2017.

Baca Selengkapnya

Premium Belum Jadi Dihapus, Ini Sebabnya  

30 September 2016

Premium Belum Jadi Dihapus, Ini Sebabnya  

Pemerintah belum bisa mewujudkan rencana penghapusan bahan bakar minyak jenis Premium kendati masyarakat mulai beralih dari Premium.

Baca Selengkapnya

Libur Panjang, Konsumsi BBM Pertamina Naik 10 Persen

6 Mei 2016

Libur Panjang, Konsumsi BBM Pertamina Naik 10 Persen

Pertamina memproyeksikan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) untuk transportasi mengalami kenaikan sekitar 10 persen saat libur panjang.

Baca Selengkapnya

Kementerian ESDM: Premium di Jakarta Bisa Dihapus  

3 Februari 2016

Kementerian ESDM: Premium di Jakarta Bisa Dihapus  

Pemerintah akan melihat aspek untung-rugi menghapus Premium.

Baca Selengkapnya

Ini Beda Premium, Pertalite, Pertamax, dan Pertamax Plus

25 Juni 2015

Ini Beda Premium, Pertalite, Pertamax, dan Pertamax Plus

Pertalite sudah disetujui DPR untuk dipasarkan.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Lebaran, Pertamina Tambah Impor Premium  

16 Juni 2015

Antisipasi Lebaran, Pertamina Tambah Impor Premium  

Dalam kondisi normal, konsumsi Premium rata-rata 76.258 kiloliter per hari.

Baca Selengkapnya

Pertamina Klaim Pertalite Lebih Ramah Lingkungan  

22 April 2015

Pertamina Klaim Pertalite Lebih Ramah Lingkungan  

Emisi karbon Pertalite di bawah Premium.

Baca Selengkapnya

Luncurkan Pertalite, Pertamina Dituduh Menyesatkan Publik  

21 April 2015

Luncurkan Pertalite, Pertamina Dituduh Menyesatkan Publik  

Peluncuran Pertalite tidak sejalan dengan keinginan tim Antimafia Migas yang dipimpin Faisal Basri.

Baca Selengkapnya