Penerimaan Negara Bukan Pajak 2016 Lampaui Target  

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Rabu, 4 Januari 2017 18:54 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani melakukan tos dengan Direktur Jenderal Pajak Ken Dwijugiasteadi, usai mengikuti sidang pembacaan putusan uji materi UU Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak (Tax Amnesty), di Mahkamah Konstitusi, 14 Desember 2016. Dalam sidang putusan tersebut, MK menolak seluruh gugatan yang diajukan oleh empat pemohon terhadap undang-undang No 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak, karena dinilai tidak terdapat adanya suatu hal yang bertentangan dengan undang-undang dasar. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Keuangan mencatat realisasi sementara Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) menembus Rp 262,4 triliun atau melebihi target yang ditetapkan dalam APBN-Perubahan 2016 sebesar Rp 245,1 triliun. Dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 4 Januari 2017, Kementerian keuangan menyatakan pencapaian PNBP lebih tinggi Rp 17,3 triliun dari angka yang ditargetkan.

Realisasi Rp 262,4 triliun itu terdiri atas penerimaan sumber daya alam yaitu Rp 65,5 triliun atau 72,3 persen dari target Rp 90,5 triliun, pendapatan bagian laba BUMN Rp 37,1 triliun atau 108,7 persen dari target Rp 34,2 triliun.

Penerimaan sumber daya alam itu terdiri dari hasil minyak dan gas yang mencapai Rp 44,9 triliun atau 65,4 persen dari target Rp 68,7 triliun dan nonmigas sebesar Rp 20,6 triliun atau 94,2 persen dari target Rp 21,8 triliun.

Baca: Per 6 Januari, Tarif Penerbitan STNK Rp 100 Ribu


Selain itu, realisasi berasal dari PNBP lainnya yang mencapai Rp117,3 triliun atau 130,5 persen dari target Rp84,1 triliun dan pendapatan Badan Layanan Umum (BLU) sebesar Rp42,4 triliun atau 117 persen dari target Rp36,3 persen.

Secara garis besar pencapaian PNBP ini didukung oleh realisasi lifting minyak dan gas yang melampaui target, peningkatan peran dividen BUMN, kinerja PNBP yang baik dari kementerian lembaga dan peningkatan PNBP dari BLU.

Baca: Pemerintah DKI Akan Sosialisasi Penyesuaian Tarif STNK


Realisasi lifting minyak sepanjang 2016 telah mencapai 829 ribu barel per hari dari asumsi 820 ribu barel per hari, sedangkan realisasi lifting gas mencapai 1.184 ribu barel setara minyak per hari dari asumsi 1.150 ribu barel setara minyak per hari.

Meskipun demikian, realisasi cost recovery yang melampaui target yang direncanakan, dari US$ 8 miliar menjadi US$ 11,9 miliar, menjadi perhatian khusus pada 2016 dan di tahun-tahun mendatang.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan apresiasi atas realisasi PNBP yang lebih tinggi Rp 17 triliun dari target, karena pencapaian tersebut bisa menutupi kekurangan penerimaan dari sektor pajak. "PNBP bisa mengkompensasi penerimaan perpajakan yang masih dibawah target. Ini merupakan cerita yang cukup positif," kata Sri Mulyani.

Sri Mulyani juga menyoroti kinerja pemungutan PNBP di kementerian lembaga yang membaik, karena hal itu menunjukkan adanya perbaikan disiplin dalam pelaksanaan pemungutan tarif kepada masyarakat.

ANTARA

Berita terkait

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

1 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

2 hari lalu

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

Pemerintah meraup Rp 5,925 triliun dari pelelangan tujuh seri SBSN tambahan.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

3 hari lalu

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

Kementerian Keuangan antisipasi dampak penguatan dolar terhadap neraca perdagangan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Estafet Keketuaan ASEAN 2024, Pemerintah RI Beri Hibah Rp 6,5 Miliar ke Laos

23 hari lalu

Estafet Keketuaan ASEAN 2024, Pemerintah RI Beri Hibah Rp 6,5 Miliar ke Laos

Pemerintah RI menyalurkan bantuan Rp 6,5 M kepada Laos untuk mendukung pemerintah negara tersebut sebagai Keketuaan ASEAN 2024.

Baca Selengkapnya

21 Tahun Museum Layang-Layang Indonesia Mengabadikan Layangan dari Masa ke Masa

34 hari lalu

21 Tahun Museum Layang-Layang Indonesia Mengabadikan Layangan dari Masa ke Masa

Museum Layang-Layang Indonesia memperingati 21 tahun eksistensinya mengabadikan kebudayaan layangan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pembatasan Ketat Barang Bawaan Impor Banyak Dikeluhkan, Ini Reaksi Kemenkeu

43 hari lalu

Pembatasan Ketat Barang Bawaan Impor Banyak Dikeluhkan, Ini Reaksi Kemenkeu

Kemenkeu memastikan aspirasi masyarakat tentang bea cukai produk impor yang merupakan barang bawaan bakal dipertimbangkan oleh pemerintah.

Baca Selengkapnya

KPK Serahkan Barang Rampasan Hasil Perkara Korupsi ke Enam Instansi Pemerintah

46 hari lalu

KPK Serahkan Barang Rampasan Hasil Perkara Korupsi ke Enam Instansi Pemerintah

KPK menyerahkan barang rampasan negara hasil perkara tindak pidana korupsi kepada enam instansi pemerintah.

Baca Selengkapnya

Apa Itu SPT Tahunan?

50 hari lalu

Apa Itu SPT Tahunan?

SPT Tahunan adalah surat yang digunakan WP untuk melaporkan perhitungan atau pembayaran pajak, objek pajak, bukan objek pajak, harta, dan kewajiban.

Baca Selengkapnya

Ramai-ramai Tentang Dana Bos untuk Program Makan Siang Gratis, Ini Awal Adanya Dana Bantuan Operasional Sekolah

52 hari lalu

Ramai-ramai Tentang Dana Bos untuk Program Makan Siang Gratis, Ini Awal Adanya Dana Bantuan Operasional Sekolah

Dana BOS yang selama ini cukup banyak membantu pendidikan justru diwacanakan dialihkan sebagian ke program makan siang gratis Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Pisahkan Ditjen Pajak dari Kemenkeu, Faisal Basri: Presiden Makin Gampang Cawe-cawe

53 hari lalu

Prabowo Ingin Pisahkan Ditjen Pajak dari Kemenkeu, Faisal Basri: Presiden Makin Gampang Cawe-cawe

Ekonom Faisal Basri mengkritik rencana Prabowo Subianto yang ingin memisahkan Ditjen Pajak dari Kementerian Keuangan.

Baca Selengkapnya