IHSG Bisa Tembus 6.200, Ini Syaratnya

Reporter

Rabu, 4 Januari 2017 15:15 WIB

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di akhir 2016, ditutup menguat 15,32 persen dibandingkan Januari 2016 di level 5.297. Tempo/Destrianita

TEMPO.CO, Jakarta - Analis ekonomi dari Investa Saran Mandiri, Hans Kwee, memperkirakan indeks harga saham gabungan atau IHSG di sepanjang 2017 bisa mencapai level terbaik di 6.200. Namun dengan catatan pasar dalam keadaan bullish atau menguat.

Adapun untuk keadaan normal, indeks diperkirakan akan bergerak pada 5.700 hingga 6.000. Sedangkan dalam keadaan terburuk, indeks justru bisa mengalami koreksi, bergerak di angka 5.000.

“Karena kami khawatir kalau Cina akan terjadi krisis. Kalau ada krisis kemungkinan pasar tidak naik, malah koreksi, malah turun ke 5.000. Karena perdagangan kita lebih besar dengan Cina dan Amerika,” kata Hans kepada Tempo, Selasa, 3 Januari 2017.

Menurut Hans, tahun ini sentimen pasar akan terfokus pada dua hal, yakni kemungkinan adanya perlambatan ekonomi di Cina, dan arah kebijakan ekonomi Amerika Serikat seusai Trump dilantik menjadi presiden Amerika Serikat pada 20 Januari mendatang. “Memang ada sedikit risiko, karena Amerika berubah kebijakan ekonominya dan cenderung lebih protektif. Kebijakan ini mungkin mempengaruhi kita.”

Hans menilai kondisi pasar Indonesia saat ini bisa dikatakan sedikit lebih mahal, karena ada potensi pertumbuhan ke arah positif. Untuk itu, ia menyarankan kepada investor untuk membeli saham ketika mengalami koreksi, karena adanya optimisme ke depannya harga akan naik.

Adapun, Hans menilai inansial, infrastruktur, komoditas, dan konsumer bisa menjadi sektor pilihan bagi para investor. Misalnya untuk sektor perbankan, investor bisa mempertimbangkan saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI).

Untuk sektor infrastruktur, saham pilihan antara lain PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT PP (Persero) Tbk, PT Adhi Karya (Persero) Tbk, dan PT Wijaya Karya Beton Tbk. Di sektor konsumer, Hans mempertimbangkan saham Indofood dan Unilever juga bisa menjadi pilihan, dan di sektor komoditas ada PT Bukit Asam (Persero) Tbk, PT Adaro Tbk, dan PT Harum Energi Tbk.

“Kalau kami sih lebih memilih saham yang menjanjikan fundamentalnya untuk jangka panjang,” ucap Hans.

DESTRIANITA

Berita terkait

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

4 hari lalu

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

IHSG sesi I ditutup menguat 0,81 persen ke level 7.168,5. Nilai transaksi mencapai Rp 6,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

6 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

IHSG Melemah Investor Tunggu Perkembangan Sengketa Pilpres, Rupiah Menguat

6 hari lalu

IHSG Melemah Investor Tunggu Perkembangan Sengketa Pilpres, Rupiah Menguat

IHSG ditutup melemah seiring pelaku pasar masih bersikap 'wait and see' terhadap hasil sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Pembacaan Putusan MK Pengaruhi IHSG, Perdagangan Ditutup Melemah 7.073,82

6 hari lalu

Pembacaan Putusan MK Pengaruhi IHSG, Perdagangan Ditutup Melemah 7.073,82

Putusan MK terkait sengketa Pilpres diprediksi akan mempengaruhi IHSG. Perdagangan hari ini ditutup 7.073,82 atau melemah 13,50 basis poin.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

6 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

10 hari lalu

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

SimInvest memprediksi dampak konflik timur Tengah tak begitu berpengaruh langsung terhadap bursa saham Indonesia.

Baca Selengkapnya

Terkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah

12 hari lalu

Terkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah

Ketegangan situasi geopolitik Timur Tengah dapat berdampak kepada Indonesia di berbagai indikator ekonomi.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Bursa Asia, Dampak Meningkatnya Ancaman Geopolitik Timur Tengah

12 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Bursa Asia, Dampak Meningkatnya Ancaman Geopolitik Timur Tengah

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa sore ditutup turun mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia dan global.

Baca Selengkapnya

BEI Targetkan Ada 64 Ribu Investor Baru Pasar Modal di Solo Raya Tahun Ini

17 hari lalu

BEI Targetkan Ada 64 Ribu Investor Baru Pasar Modal di Solo Raya Tahun Ini

BEI menargetkan tahun ini bakal ada sebanyak 64.483 investor baru di pasar modal di Solo Raya.

Baca Selengkapnya