Harga Komoditas Turun, Inflasi 2016 Cenderung Rendah  

Reporter

Editor

Abdul Malik

Selasa, 3 Januari 2017 07:34 WIB

Pembeli memilih cabai merah di salah satu kios Pasar Pagi, Tegal, Jawa Tengah, 16 Desember 2015. Menjelang Natal dan Tahun Baru 2016 harga cabai mengalami lonjakan. Cabai rawit merah dari Rp12 ribu menjadi Rp32 ribu per kilogram, cabai merah keriting dari Rp18 ribu menjadi Rp30 ribu per kilogram, dan cabai rawit hijau dari Rp22ribu menjadi Rp24 ribu per kilogram. ANTARA/Oky Lukmansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan inflasi pada akhir 2016 lebih rendah dibanding pada tahun sebelumnya. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadiwibowo mengatakan inflasi tertahan oleh harga beberapa komoditas yang mulai menurun. “Normalnya pada Desember mendekati 1 persen. Namun kali ini cenderung di bawah normal,” kata Sasmito kepada Tempo, Senin, 2 Januari 2017.

BPS berencana mengumumkan angka inflasi tersebut pada hari ini.

Menurut Sasmito, meski harga sejumlah bahan pangan meningkat, seperti cabai rawit merah yang harganya naik tajam hingga Rp 100 ribu per kilogram, harga komoditas substitusinya relatif lebih murah. Dia menyebutkan, harga cabai merah dan hijau mencapai Rp 50 ribu per kilogram.

Selain itu, harga makanan pokok, seperti beras, menurun pada pekan terakhir dibanding pada tahun-tahun sebelumnya. Harga tertinggi beras jenis IR 64 di Jakarta mencapai Rp 16 ribu per kilogram, sementara harga rata-rata beras Rp 11.210 per kilogram. “Harga gula pasir dan tepung terigu juga berangsur turun,” ujar Sasmito.

Lantaran kenaikan harga pangan tak terlalu signifikan, Sasmito melanjutkan, laju inflasi pada Desember didorong kenaikan harga atau tarif yang diatur oleh pemerintah (administered price), seperti tarif angkutan. “Saat terjadi tiga liburan panjang, permintaan terhadap layanan angkutan naik sehingga tarifnya ikut naik,” katanya.

Saat ditemui di kantornya pada akhir pekan lalu, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo memperkirakan inflasi pada akhir tahun mencapai 0,31 persen dan secara year-on-year mencapai 2,91 persen. Menurut dia, inflasi akhir tahun terkendali lantaran harga komoditas pangan seperti cabai dan bawang relatif terkontrol. “Semoga bisa terus terjaga,” katanya.

Agus menyebut ongkos angkutan udara sebagai komponen pendorong inflasi yang cukup signifikan. Karena harga pangan relatif terkendali, Agus yakin angka inflasi akhir 2016 akan menjadi yang terendah sejak 2009 atau di bawah 0,65 persen. “Inflasi sepanjang tahun ini cukup baik karena selalu berada di kisaran 3 persen.”

PUTRI ADITYOWATI



Berita terkait

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

5 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

5 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

6 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

6 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

6 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

6 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

6 hari lalu

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

Badan Pusat Statistik atau BPS membeberkan lonjakan harga komoditas akibat memanasnya tekanan geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Penerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen

24 hari lalu

Penerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen

Aktivitas penerbangan internasional yang datang, berangkat, dan transit di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar pada Februari 2024 meningkat.

Baca Selengkapnya

BPS: Kenaikan Harga Beras Eceran 2024 Paling Tinggi Sejak 2011

26 hari lalu

BPS: Kenaikan Harga Beras Eceran 2024 Paling Tinggi Sejak 2011

Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia A. Widyasanti mengatakan harga beras eceran mengalami kenaikan sebesar 2,06 persen secara bulanan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Harga Beras dan Gabah Turun Selama Ramadan, Jokowi Gelontorkan IFG LIfe Rp 3,5 Triliun untuk Bereskan Polis Jiwasraya

26 hari lalu

Terkini: Harga Beras dan Gabah Turun Selama Ramadan, Jokowi Gelontorkan IFG LIfe Rp 3,5 Triliun untuk Bereskan Polis Jiwasraya

BPS menyebut penurunan harga beras secara bulanan terjadi di tingkat penggilingan sebesar 0,87 persen. Namun secara tahunan, di penggiling naik.

Baca Selengkapnya