Kementerian Dalami Pembawa Benih Cabai Petani Tiongkok

Reporter

Editor

Erwin prima

Jumat, 16 Desember 2016 18:54 WIB

Petugas Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati Kementerian Pertanian memusnahkan 5000 batang pohon cabai dan 2 Kilogram bibit cabai ilegal asal Tiongkok yang juga mengandung bakteri berbahaya. TEMPO/Marifka Wahyu

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pertanian masih mendalami asal benih cabai perusak tanaman yang ditemukan di Bogor. Benih ini dimusnahkan saat dilakukan penangkapan terhadap empat warga negara asing asal Tiongkok.

"Sekarang sedang didalami, karena itu pendalaman penegakan hukum," kata Kepala Badan Karantina Kementerian Pertanian, Banun Harpini, saat ditemui di kantor Kementerian Pertanian, Ragunan, Jakarta Selatan, Jumat 16 Desember 2016.

Banun mengatakan Kementan terus berkoordinasi dengan penegak hukum dalam pengumpulan bahan-bahan dan keterangan dalam rangka penyelidikan. "Kalau terbukti yang membawa benih adalah mereka, bisa dikenakan hukuman berlapis," ujarnya.

Pasal berlapis yang dimaksudkan oleh Banun adalah Undang-Undang Keimigrasian dan juga Undang-Undang Karantina. Namun hal ini, kata Banun, mesti harus dibuktikan terlebih dahulu siapa yang membawa benih ilegal tersebut.

Diketahui pihak Imigrasi menangkap empat warga negara asal Tiongkok karena menjadi petani ilegal dan menanam cabai di lahan seluas empat hektare. Lahan tersebut berada di Kampung Gunung Leutik, Kecamatan Sukamakmur, Bogor, Jawa Barat.

Empat orang itu membawa benih yang mengandung bakteri erwinia chrysantemi. Bakteri erwinia ini termasuk ke dalam golongan A1 yang merusak tanaman. Hal ini diketahui berdasarkan hasil uji laboratorium oleh Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian.

Penangkapan itu terjadi pada 8 November lalu, dan empat orang itu ditangkap saat sedang bertani. Pihak Badan Karantina menaruh perhatian dalam hal ini, karena dilaporkan keempat orang itu adalah petani cabai.

Banun menuturkan mereka fokus kepada asal benih yang dipakai untuk menanam. Dia juga menurunkan tim pengawasan serta berkoordinasi dengan pihak Imigrasi. "Kami dapati sisa benih yang 2 kilogram, dan yang sudah ditanam di lapangan," ujar dia.

Benih yang sudah ditanam di lapangan cukup banyak, yaitu 5.000 batang tanaman yang belum berbuah. Selain itu juga turut diamankan beberapa kaleng benih sawi. "Sudah kami musnahkan semua itu," tutur Banun.

DIKO OKTARA

Baca:
Harga Pertamax, Pertalite, dan Dexlite Naik Mulai Hari Ini
Dua Perusahaan Favorit Pencari Kerja di Indonesia
Sultan Iskandar Muda, Bandar Udara Halal Terbaik Dunia

Berita terkait

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

1 hari lalu

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero), terus memberikan dampak positif bagi pertanian di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Sempat Meroket Tajam, Harga Bawang Merah Berangsur Turun di Sejumlah Daerah, Ini Fakta-faktanya

2 hari lalu

Sempat Meroket Tajam, Harga Bawang Merah Berangsur Turun di Sejumlah Daerah, Ini Fakta-faktanya

Harga bawang merah mulai mengalami penurunan di sejumlah daerah.

Baca Selengkapnya

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

2 hari lalu

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

Tim Jaksa KPK menghadirkan empat saksi pada sidang lanjutan bekas Menteri Pertanian (Kementan) Syahrul Yasin Limpo (SYL)

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

5 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

7 hari lalu

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

Novel Baswedan menjelaskan, jika Firli Bahuri ditahan, ini akan menjadi pintu masuk bagi siapa pun yang mengetahui kasus pemerasan lainnya.

Baca Selengkapnya

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

8 hari lalu

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kesaksian Permintaan Uang dari Syahrul Yasin Limpo Saat Jadi Mentan, untuk Perawatan Kecantikan Anak hingga Kado

8 hari lalu

Kesaksian Permintaan Uang dari Syahrul Yasin Limpo Saat Jadi Mentan, untuk Perawatan Kecantikan Anak hingga Kado

Sejumlah pejabat Kementerian Pertanian dihadirkan sebagai saksi di sidang lanjutan dugaan pemerasan dan gratifikasi oleh Syahrul Yasin Limpo.

Baca Selengkapnya

Dewas KPK Masih Proses Dugaan Pelanggaran Etika oleh Dua Pimpinan Komisi Antikorupsi

9 hari lalu

Dewas KPK Masih Proses Dugaan Pelanggaran Etika oleh Dua Pimpinan Komisi Antikorupsi

Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi masih memeriksa dugaan pelanggaran etika oleh dua pimpinan KPK.

Baca Selengkapnya

Kuasa Hukum Syahrul Yasin Limpo Jelaskan Poin Keberatan terhadap Kesaksian Eks Ajudan Panji Harjanto

9 hari lalu

Kuasa Hukum Syahrul Yasin Limpo Jelaskan Poin Keberatan terhadap Kesaksian Eks Ajudan Panji Harjanto

Kuasa hukum bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo Djamaludin Koedoeboen, menuturkan poin keberatan terhadap kesaksian eks ajudan Panji Harjanto.

Baca Selengkapnya

Sidang Syahrul Yasin Limpo Ungkap Beberapa Rahasia, Termasuk Permintaan Firli Bahuri Rp 50 Miliar

10 hari lalu

Sidang Syahrul Yasin Limpo Ungkap Beberapa Rahasia, Termasuk Permintaan Firli Bahuri Rp 50 Miliar

Beberapa rahasia terungkap saat sidang Syahrul Yasin Limpo, termasuk adanya permintaan Rp 50 miliar dari Ketua KPK saat itu Firli Bahuri.

Baca Selengkapnya