Pemerintah Akan Identifikasi Profesi Kebutuhan Industri

Reporter

Editor

Erwin prima

Jumat, 9 Desember 2016 00:43 WIB

Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution usai rapat koordinasi membahas harga gas industri di Gedung Kemenko Perekonomian, 4 Oktober 2016. Tempo/Richard Andika

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah tengah merancang pendidikan dan pelatihan vokasi untuk mencetak tenaga kerja terampil yang dibutuhkan oleh industri. Nantinya, pelatihan tersebut akan diprioritaskan di bidang pembangunan infrastruktur, sertifikasi tanah rakyat, industri manufaktur, farmasi, dan pariwisata.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menegaskan perlunya identifikasi mengenai profesi apa saja yang dibutuhkan industri, termasuk industri dengan skala yang besar. Menurut dia, hal itu diperlukan agar pemerintah bisa melihat permintaan dari industri.

“Kalau tidak begitu, kita tidak akan pernah melahirkan kelembagaan yang kuat untuk pelatihan dan sertifikasinya,” ujar Darmin dalam rapat koordinasi Penyiapan Tenaga Kerja Sektor Prioritas, seperti dikutip dalam keterangan resminya, Kamis, 8 Desember 2016.

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Hanif Dhakiri mengatakan, untuk merealisasikan program itu diperlukan sinergi antara akademik, perguruan tinggi, dan pelatihan vokasional. Sinergi tersebut diperlukan agar standar kompetensi program tersebut bisa dijalankan dengan baik.

“Misalnya, untuk orang yang magang, tentu harus jelas kerangka kerjanya seperti apa, insentifnya berapa, jangka waktu kerjanya berapa lama. Baru setelah itu dia diberikan sertifikasi agar keluarnya nanti bisa dipercaya oleh penyedia lapangan kerja karena memiliki kompetensi,” kata Hanif.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto berujar, pemerintah perlu menggandeng industri untuk menghasilkan tenaga kerja yang memiliki kompetensi. “Untuk mengikutkan industri secara masif, kita sedang merancang bagaimana caranya industri membuka pintu untuk kerja sama dengan SMK,” ujarnya.

Selama ini, menurut Airlangga, Indonesia hanya memiliki 20 persen guru SMK yang berkualitas. “Untuk meningkatkan itu, tenaga kerja industri yang sudah memasuki masa pensiun, notabene sudah berkecimpung di industri cukup lama, kita pindahkan saja menjadi guru SMK. Tentu kita beri modal berupa persiapan dan pelatihan," tuturnya.

Darmin pun berharap, sistem vokasional dan kompetensi saling berintegrasi agar pelajar dapat memperoleh sertifikat kompetensi pada setiap jenjang pelatihan. “Setiap tahun, siswa bisa mendapat sertifikat kompetensi tertentu sehingga ketika lulus dia akan mendapat beberapa sertifikat kompetensi tertentu plus ijazah.”

Menurut Darmin, untuk mewujudkan rencana itu, pemerintah masih harus mempelajari sekolah-sekolah vokasional yang sudah ada, terutama yang selama ini sudah terintegrasi dengan industri. “Agar kita bisa memperoleh gambaran terbaik dari lembaga vokasional yang sudah ada,” kata Darmin.

ANGELINA ANJAR SAWITRI

Baca:
Kata Presiden Jokowi tentang Timnas yang Tembus Final AFF 2016
Pengurus Masjid Salman ITB Jelaskan Kronologi Pembubaran KKR
Timnas ke Final Piala AFF, Ini Kata Riedl dan Boaz Solossa



Berita terkait

Lowongan Kerja Tergerus AI, Pakar Unair: Pekerja Skill Rendah Semakin Tertekan

5 hari lalu

Lowongan Kerja Tergerus AI, Pakar Unair: Pekerja Skill Rendah Semakin Tertekan

Pakar Unair mewanti-wanti regulator soal bahaya AI terhadap dunia kerja. AI bisa menyulitkan angkatan kerja baru, terutama yang memiliki skill rendah.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Jepang Krisis Tenaga Kerja Hingga Profil Cawapres AS Nicole Shanahan

32 hari lalu

Top 3 Dunia: Jepang Krisis Tenaga Kerja Hingga Profil Cawapres AS Nicole Shanahan

Berita Top 3 Dunia pada Rabu 27 Maret 2024 diawali oleh Duta Besar Jepang untuk Indonesia mengungkap alasan negaranya membuka banyak loker bagi WNI

Baca Selengkapnya

Jepang Krisis Tenaga Kerja, Butuh Banyak Pekerja dari Indonesia

32 hari lalu

Jepang Krisis Tenaga Kerja, Butuh Banyak Pekerja dari Indonesia

Duta Besar Jepang untuk Indonesia mengungkap alasan negaranya banyak membuka lowongan kerja bagi warga negara Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jerman Krisis Tenaga Kerja, Minta Pelajar Sopiri Trem

35 hari lalu

Jerman Krisis Tenaga Kerja, Minta Pelajar Sopiri Trem

Jerman sedang mengalami krisis tenaga kerja sehingga meminta anak muda magang menjadi sopir trem.

Baca Selengkapnya

Kenapa Cari Kerja Susah Sekarang? Ini Penjelasannya

37 hari lalu

Kenapa Cari Kerja Susah Sekarang? Ini Penjelasannya

Pertumbuhan ekonomi RI tidak diikuti penyerapan kerja yang optimal.

Baca Selengkapnya

Sandiaga Uno: Nilai Tambah Ekonomi Kreatif Capai Rp 1,4 Triliun

45 hari lalu

Sandiaga Uno: Nilai Tambah Ekonomi Kreatif Capai Rp 1,4 Triliun

Menteri Sandiaga Uno menyebut nilai tambah ekonomi kreatif mencapai Rp 1,4 triliun. Melampaui target.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Kontribusi UMKM terhadap PDB Capai 61 Persen

52 hari lalu

Jokowi Sebut Kontribusi UMKM terhadap PDB Capai 61 Persen

Jokowi mengklaim kontribusi UMKM terhadap PDB mencapai 61 persen.

Baca Selengkapnya

Sekretariat JETP Tunggu Aturan Kementerian ESDM untuk Pandu Pensiun Dini PLTU Batu Bara

59 hari lalu

Sekretariat JETP Tunggu Aturan Kementerian ESDM untuk Pandu Pensiun Dini PLTU Batu Bara

Sekretariat Just Energy Transition Partnership (JETP) menunggu perangkat peraturan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Baca Selengkapnya

Apa Itu Tenaga Honorer? Ini Pengertian dan Perbedaannya dengan PPPK

20 Februari 2024

Apa Itu Tenaga Honorer? Ini Pengertian dan Perbedaannya dengan PPPK

Tenaga honorer merupakan bagian integral dari struktur tenaga kerja di Indonesia, terutama di sektor publik.

Baca Selengkapnya

TPN Ganjar - Mahfud Sebut Hilirisasi Dimanfaatkan Tenaga Kerja Asing

3 Februari 2024

TPN Ganjar - Mahfud Sebut Hilirisasi Dimanfaatkan Tenaga Kerja Asing

Dewan Pakar TPN Ganjar - Mahfud, Sonny Keraf, mengkritik bahwa manfaat hilirisasi lebih dirasakan tenaga kerja asing.

Baca Selengkapnya