Darmin: Fundamental Ekonomi Sehat dan Kuat

Jumat, 2 Desember 2016 21:44 WIB

Menko Perekonomian Darmin Nasution. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan tidak ada gangguan berarti bagi perekonomian Indonesia, terutama dari dalam negeri. Ia mengatakan fundamental ekonomi Indonesia saat ini sehat dan kuat.

Salah satu bukti fundamental sehat dan kuat, kata Darmin, tercermin dari pertumbuhan ekonomi yang relatif baik. "Selain itu, nilai inflasi masih berada di kisaran tiga persen walau banyak harga naik di November," kata dia di Widya Chandra IV, Jakarta, Jumat, 2 Desember 2016.

Darmin mengatakan defisit transaksi berjalan (CAD) pun tercatat turun dibandingkan PDB walau neraca pembayaran ekspor dan impor masih belum pulih. CAD pada triwulan III 2016 tercatat sebesar 1,83 persen terhadap PDB. Jumlahnya turun dibandingkan triwulan II yang mencapai 2,16 persen terhadap PDB. "Neraca pembayaran pun masih surplus meski terjadi gonjang-ganjing di pasar global," tuturnya.

Indikator fundamental sehat yang lain adalah pertumbuhan kredit. Darmin mengakui pertumbuhan kredit tahun ini lambat yaitu hanya sekitar 6,5 persen. Namun sejak Oktober, pertumbuhan kredit meningkat menjadi sekitar 7,2-7,3 persen.

Menurut Darmin, indikator di atas tadi membuat nilai tukar rupiah tak terlalu terdepresiasi. Pelemahan Rupiah, menurut dia, jauh lebih baik dibandingkan negara lain. Jika dibandingkan year-to-date, Darmin bahkan mengklaim kurs rupiah tidak melemah melainkan menguat.

Darmin mengatakan ancaman terhadap ekonomi Indonesia lebih banyak berasal dari luar negeri. Namun dampaknya tetap tidak besar karena fundamentalnya kuat. Darmin mengatakan banyak negara pontang-panting akibat hasil referendum keluarnya Inggris dari Uni Eropa dan terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat. Sementara Indonesia tidak terlalu terdampak. "Ada outflow dari dolar, tapi tidak sedemikian besar," kata dia.

Tanpa fundamental yang kuat, Darmin mengatakan ekonomi Indonesia pasti tertekan. Pasalnya, dana asing di Indonesia begitu banyak. Dalam Surat Berharga Negara (SBN), porsi asing jauh lebih banyam dibandingkan porsi asing di SBN Malaysia. "Di negara lain, porsinya hanya 13-14 persen sementara di Indonesia mencapai 39 persen," kata dia. Di pasar saham, jumlahnya bahkan lebih banyak lagi.

VINDRY FLORENTIN

Berita terkait

LPEM FEB UI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Kedua 2024 Melambat

16 jam lalu

LPEM FEB UI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Kedua 2024 Melambat

BPS menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,11 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy) pada triwulan I 2024.

Baca Selengkapnya

Jelang Singapore International Water Week, Kadin: Masih Banyak Populasi di RI yang Tak Punya Akses Air Bersih

22 jam lalu

Jelang Singapore International Water Week, Kadin: Masih Banyak Populasi di RI yang Tak Punya Akses Air Bersih

Kadin menggelar panel diskusi sebagai rangkaian dari SIWW 2024. Akses terhadap air bersih masih menjadi tantangan sejumlah wilayah di Indonesia.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

9 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

12 hari lalu

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.

Baca Selengkapnya

Menhub Budi Karya Sebut Bandara Panua Pohuwato akan Tingkatkan Perekonomian Gorontalo

14 hari lalu

Menhub Budi Karya Sebut Bandara Panua Pohuwato akan Tingkatkan Perekonomian Gorontalo

Menteri Perhubungan atau Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan Bandara Panua Pohuwato menjadi pintu gerbang untuk mengembangkan perekonomian di Kabupaten Pohuwato dan Provinsi Gorontalo.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

15 hari lalu

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.

Baca Selengkapnya

Apa Kata Pengamat Ekonomi jika Konflik Iran-Israel Berlanjut bagi Indonesia?

20 hari lalu

Apa Kata Pengamat Ekonomi jika Konflik Iran-Israel Berlanjut bagi Indonesia?

Konflik Iran-Israel menjadi sorotan sejumlah pengamat ekonomi di Tanah Air. Apa dampaknya bagi Indonesia menurut mereka?

Baca Selengkapnya

Imbas Serangan Iran ke Israel, Pemerintah akan Evaluasi Anggaran Subsidi BBM 2 Bulan ke Depan

21 hari lalu

Imbas Serangan Iran ke Israel, Pemerintah akan Evaluasi Anggaran Subsidi BBM 2 Bulan ke Depan

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto merespons soal imbas serangan Iran ke Israel terhadap harga minyak dunia. Ia mengatakan pemerintah akan memonitor kondisi selama dua bulan ke depan sebelum membuat keputusan ihwal anggaran subsidi bahan bakar minyak atau BBM.

Baca Selengkapnya

Airlangga Siapkan Antisipasi Imbas Tekanan Serangan Iran ke Israel Terhadap Perekonomian RI

22 hari lalu

Airlangga Siapkan Antisipasi Imbas Tekanan Serangan Iran ke Israel Terhadap Perekonomian RI

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menanggapi soal imbas serangan Iran ke Palestina terhadap perekonomian Indonesia.

Baca Selengkapnya

Menko Perekonomian Airlangga Sebut Bakal Lakukan Antisipasi Imbas Serangan Iran ke Israel

22 hari lalu

Menko Perekonomian Airlangga Sebut Bakal Lakukan Antisipasi Imbas Serangan Iran ke Israel

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut bakal melakukan antisipasi imbas serangan Iran ke Israel agar perekonomian tidak terdampak lebih jauh.

Baca Selengkapnya