Hoax: Kabar Diskon Hotel untuk Tamu Massa Aksi 212  

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Kamis, 1 Desember 2016 23:03 WIB

Ilustrasi demo/unjuk rasa. Toulousestreet.com

TEMPO.CO, Jakarta - Peserta Aksi Damai Jilid III atau aksi 212 asal Bandung yang mengaku bernama Indra Hermansyah dan Andi mengklaim mendapat tawaran diskon 50 persen menginap dari Hotel Sahid Jakarta. “Peserta aksi 212 yang menginap di Hotel Sahid diberi potongan diskon 50 persen,” kata Indra kepada Tempo, Kamis, 1 Desember 2016.

Indra menambahkan, dia menginap bersama lima orang lain dari Bandung. Teman-temannya yang menginap bertugas sebagai relawan dokter Aksi Damai Jilid III. Semua biaya penginapan di Hotel Sahid dibiayai Agus Supriadi, kerabat Indra. Menurut Indra, bagi tamu yang menjadi peserta demonstrasi akan mendapat diskon menginap dari pihak hotel.

Di hotel itu, relawan dokter mendirikan posko. “Awalnya, saya tidak nyari hotel. Rencananya, langsung ke Masjid Istiqlal, tapi ada tawaran diskon. Alhamdulillah,” ujar dia. Saat ini, kakaknya, Andi, sudah menginap di Hotel Sahid. Sementara dia menyusul dari Bandung bertolak ke Hotel Sahid. Di sana, teman-temannya sudah bersiap mengikuti demonstrasi dan doa bersama di Monumen Nasional.

Namun Presiden Komisaris PT Hotel Sahid Jaya International, Hariyadi Sukamdani, membantah informasi tersebut. Pihaknya tidak pernah menetapkan diskon bagi tamu, apalagi untuk para demonstran aksi 212. "Itu hoax, (penyebar informasi) sudah kami laporkan ke Polda Metro Jaya,” kata Hariyadi saat dihubungi terpisah.

Hariyadi menegaskan, pihaknya masih menetapkan harga normal. Informasi adanya diskon 50 persen tersebut sangat merugikan perusahaan dan konsumen. Sebab, konsumen bisa tertipu dengan informasi demikian. Ia membantah keterangan Indra yang menyebut tarif hotel berkurang dari Rp 3,5 juta menjadi Rp 1,5 juta.

Informasi soal potongan harga bagi peserta unjuk rasa, lanjut Hariyadi, sudah merugikan dunia usaha. Pihaknya ingin agar Kepolisian Daerah Metro Jaya segera menangkap tersangka penyebar informasi tersebut lantaran diduga telah melanggar Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik.

"Sekarang di media sosial bahaya, bisa dipakai hal-hal negatif yang merugikan banyak orang," tutur Hariyadi. Karena itu, ia berharap masyarakat tidak mudah percaya dengan informasi tersebut. “Jangan main-main loh. UU ITE itu serius, apalagi bertendensi menghasut dan merugikan orang,” ucapnya.

AVIT HIDAYAT

Baca Pula
Terbongkar, Skenario ISIS Jual Es Krim Beracun pada Bocah
Cerita Pelajar yang Rela Bolos Sekolah demi Aksi 212

Berita terkait

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

2 hari lalu

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

Polisi Amerika Serikat secara brutal menangkap para mahasiswa dan dosen di sejumlah universitas yang menentang genosida Israel di Gaza

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

2 hari lalu

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

Mahasiswa Universitas Columbia mengajukan pengaduan terhadap universitas di New York itu atas tuduhan diskriminasi dalam protes pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

3 hari lalu

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

Mahasiswa di sejumlah kampus bergengsi di Amerika Serikat menggelar protes untuk menyatakan dukungan membela Palestina.

Baca Selengkapnya

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

9 hari lalu

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.

Baca Selengkapnya

Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

9 hari lalu

Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

Din Syamsuddin dan eks Danjen Kopassus, Soenarko, turut hadir di unjuk rasa jelang putusan MK soal sengketa Pilpres 2024

Baca Selengkapnya

Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

9 hari lalu

Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

2.713 personel gabungan dikerahkan untuk menjaga demonstrasi di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) jelang putusan sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Jelang Demo Gugatan Pilpres di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup

9 hari lalu

Jelang Demo Gugatan Pilpres di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup

Polisi mulai menutup Jalan Medan Merdeka Barat menyusul rencana demonstrasi jelang sidang putusan sengketa Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK).

Baca Selengkapnya

Prabowo Minta Demo di Depan Gedung MK Dibatalkan, Haris Rusli: Beliau Khawatir Ada Gesekan dan Benturan Sosial

9 hari lalu

Prabowo Minta Demo di Depan Gedung MK Dibatalkan, Haris Rusli: Beliau Khawatir Ada Gesekan dan Benturan Sosial

Komandan Tim Kampanye Nasional bidang relawan Haris Rusli Moti menyatakan, Prabowo meminta penghentian aksi damai di depan gedung MK

Baca Selengkapnya

Suasana Gedung KPU Sehari Setelah Penetapan Hasil Pemilu: Jalan Sudah Dibuka, Tak Ada Demo

38 hari lalu

Suasana Gedung KPU Sehari Setelah Penetapan Hasil Pemilu: Jalan Sudah Dibuka, Tak Ada Demo

Begini suasana di kawasan Gedung KPU RI sehari setelah penetapan hasil Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Profil Din Syamsuddin Pengerak Demonstrasi Kecurangan Pemilu 2024

38 hari lalu

Profil Din Syamsuddin Pengerak Demonstrasi Kecurangan Pemilu 2024

Din Syamsuddin menjadi salah satu tokoh penggerak aksi unjuk rasa menolak pemilu curang

Baca Selengkapnya