Bangkai kapal Roro Laut Teduh 2 yang terbakar di Selat Sunda. ANTARA/Asep Fathulrahman
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya mengatakan kecelakaan kapal laut sering terjadi akibat kesalahan manusia atau human error. Sisi kapasitas manusia harus disentuh jika memang ingin keadaan lebih baik di sektor perhubungan laut.
"Memang, mau-tidak mau harus menyentuh human. Kita itu harus lebih baik," kata Budi saat ditemui di Kementerian Perhubungan, Jakarta Pusat, Senin, 28 November 2016.
Budi mengatakan tidak perlu malu-malu untuk menyebutkan bangsa Indonesia lemah dalam urusan disiplin. Karena itu, dia melihat upaya penegakan hukum memang harus konsisten dilakukan oleh jajarannya.
Budi Karya menekankan pentingnya konsistensi dalam setiap pekerjaan yang dilakukan oleh jajarannya. Bahkan ia mengungkapkan konsistensi saat ini masih kurang, dan ketidakkonsistenan itu menimbulkan suatu preseden. "Preseden itu membuat lemahnya daya saing kemaritiman Indonesia."
Budi mengimbau jajarannya untuk meningkatkan diri dengan cara dan sikap yang lebih konsisten. Ihwal kompetensi sumber daya manusia juga menjadi perhatian Menteri Perhubungan.
Peningkatan kompetensi menjadi penting agar Indonesia mampu bersaing di dunia internasional, terutama di sektor kemaritiman. Terlebih Indonesia bertetangga dengan negara-negara yang memiliki kompetensi yang lebih baik dibanding Indonesia.
Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau AirNav Indonesia, menerima kunjungan kerja Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Maria Kristi Endah Murni.