Jurus Sri Mulyani Perangi Mafia di Ditjen Pajak

Reporter

Kamis, 24 November 2016 16:48 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani (kedua kiri) didampingi Ketua KPK Agus Rahardjo (kedua kanan), Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan (kiri) dan Laode M Syarif barang bukti uang saat jumpa pers terkait OTT pegawai Direktorat Jenderal Pajak di gedung KPK, Jakarta, 22 November 2016. Tersangka menerima suap sebesar US$ 148.500 atau setara dengan Rp 1,9 miliar dari total uang yang dijanjikan Rp 6 miliar. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pihaknya tidak ingin menerka divisi di Direktorat Jenderal Pajak yang kemungkinan terseret kasus mafia pajak Handang Soekarno. Sri Mulyani mengatakan pihaknya akan menyerahkan seluruh proses kepada Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK.

"Saya nggak mau berspekulasi. Lihat saja penyelidikan dari KPK dan penyelidikan yang dilakukan secara internal," ujar Sri Mulyani saat ditemui di Jakarta, Kamis, 24 November 2016.

Selain itu, Kementerian akan berusaha untuk meminimalkan dampaknya dengan melakukan tindakan dan koreksi lebih cepat. Ihwal celah suap yang menimpa Handang, menurut Sri Mulyani hal itu tidak terkait program tax amnesty.

Baca: Ungkap Korupsi di Ditjen Pajak, Hidayat Apresiasi KPK

Handang, menurut Sri Mulyani, diduga menerima suap dari wajib pajak biasa yang belum membayar kewajiban pajaknya pada 2015. "Mereka ingin supaya kewajiban pajaknya dikurangi atau bahkan dihilangkan. Oleh karena itu mereka menyuap petugas dinas pajak agar kewajiban pajaknya itu dihilangkan," ucap Sri Mulyani.

Untuk mencegah hal tersebut kembali terulang, kata Sri Mulyani, Kementerian Keuangan akan memperkuat sistem database mereka. Karena dengan begitu mereka akan memiliki sistem untuk melihat siapa saja perusahaan yang masih memiliki tunggakan pajak, atau tiba-tiba tagihannya hilang, sehingga mereka bisa dideteksi.

Baca: Sri Mulyani Kecewa Emiten Enggan Ikut Tax Amnesty

"Oleh karena itu investasi di bidang IT system database lebih penting, sehingga eksistensi dalam membayar pajak akan dapat terus dimonitor. Dan tentu disiplin terhadap para pengawas itu juga penting," ujar Sri.

Pada Senin malam 21 November 2016, petugas pajak Handang Soekarno yang merupakan Kasubdit Bukti Permulaan Direktorat Penegakan Hukum pada Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan ditangkap dalam operasi tangkap tangan (OTT) oleh penyidik KPK.

Ia ditangkap setelah menerima uang suap sebanyak US$ 148.500 atau senilai Rp 1,9 miliar. Uang itu ia terima dari pengusaha bernama Rajesh Rajamohanan Nair (RRN) yang menjabat sebagai Country Director PT EK Prima (PT EKP) Ekspor Indonesia.

Duit tersebut diduga sebagai sogokan atas sejumlah permasalahan pajak yang dihadapi PT EKP, seperti surat tagihan pajak (STP) yang memiliki nilai sekitar Rp 78 miliar. Kini keduanya telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan oleh KPK.

DESTRIANITA

Berita terkait

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

2 jam lalu

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

Kementerian Keuangan mencatat di tengah gejolak ekonomi global perekonomian Indonesia tetap tumbuh dan mendorong peningkatan lapangan pekerjaan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Siapkan Paket Pensiun Dini PLTU untuk Jadi Percontohan Transisi Energi

5 jam lalu

Sri Mulyani Siapkan Paket Pensiun Dini PLTU untuk Jadi Percontohan Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut Indonesia sedang memfinalisasi paket pensiun dini pembangkit listrik tenaga uap batu bara atau PLTU

Baca Selengkapnya

Nama Sri Mulyani Masuk Bursa Bakal Calon Gubernur Jakarta dari PDIP

5 jam lalu

Nama Sri Mulyani Masuk Bursa Bakal Calon Gubernur Jakarta dari PDIP

Gilbert Simanjuntak, mengatakan nama Sri Mulyani masuk bursa bacagub bersama Menteri Sosial Tri Rismaharini, dan mantan Panglima TNI Andika Perkasa.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

1 hari lalu

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

Sri Mulyani Indrawati dan Presiden ADB Masatsugu Asakawa membahas lebih lanjut program Mekanisme Transisi Energi (ETM) ADB untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

2 hari lalu

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ada dampak kenaikan BI Rate ke level 6,25 persen terhadap APBN, terutama penerimaan pajak.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

2 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

2 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

2 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

3 hari lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

4 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya