Pegawai Pajak Ditangkap, Sri Mulyani: Tak Harus Rombak Sistem

Kamis, 24 November 2016 09:18 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kiri) dan Dirjen Pajak Ken Dwijugiasteadi saat memberi keterangan terkait hasil Tax Aamnesty tahap I di Kementerian Keuangan, Jakarta, 14 Oktober 2016. Para abdi negara tersebut diharapkan bisa ikut Program Pengampunan Pajak. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah memastikan tidak akan merombak keseluruhan sistem yang ada di Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan menyusul tertangkapnya aparat pajak oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. “Kami akan evaluasi saja. Kalau memang itu orang-orang yang memiliki niat tidak baik, kami akan melakukan tindakan. Kan, tidak harus selalu sistemnya dirombak," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu malam, 23 November 2016.

Pernyataan Sri Mulyani merespons penangkapan Kepala Sub-Direktorat Bukti Permulaan Penegakan Hukum Direktorat Jenderal Pajak Handang Soekarno oleh KPK karena menerima suap pada Senin malam lalu. Sri Mulyani menyatakan akan mengkaji lebih dalam soal kasus tersebut dan menerima masukan-masukan dari komisi antirasuah.

Untuk pembersihan, menurut Sri Mulyani, hal pertama yang akan dilakukan olehnya adalah mencopot aparat yang terbukti melanggar hukum dari jabatannya. "Kemudian kami lihat dari sisi unitnya, apakah ada pola-pola yang sama," ujar mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional pada masa pemerintahan presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu.

Selain itu, Sri Mulyani menuturkan, kementeriannya menerapkan sebuah sistem seperti di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. "Kalau ada beberapa fungsi yang dianggap memiliki kerawanan dan mulai ada masukan dari masyarakat, kami akan langsung tindak lanjuti. Kami tidak mau menunggu sampai ada bukti apakah orang ini harus tangkap tangan."

Handang Soekarno tertangkap tangan Komisi Pemberantasan Korupsi setelah menerima uang US$ 148.500 atau setara dengan Rp 1,9 miliar dari Direktur PT Eka Prima Ekspor Indonesia Rajesh Rajamohan Nair. Uang suap yang diberikan kepada Handang diyakini merupakan pemberian pertama. Rajesh diduga menyuap Handang untuk mengurus surat tagihan pajak sebesar Rp 78 miliar, yang diterima PT Eka Prima.

Handang seharusnya menerima imbalan sebesar Rp 7,8 miliar atau 10 persen dari pajak yang harus dibayar. Namun mereka sepakat dengan angka Rp 6 miliar.

Menurut Sri Mulyani, dalam kasus suap Handang tersebut, KPK-lah yang memiliki inisiatif. Namun, dia menambahkan, Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan juga memiliki profiling terhadap aparat yang dianggap memiliki tingkah laku mencurigakan. Dia berujar, selama ini, Inspektorat Jenderal selalu berkoordinasi dengan aparat hukum, terutama KPK.

Sri Mulyani meyakini kasus yang menjerat Handang tidak akan mempengaruhi penerimaan perpajakan pemerintah. Sebagian besar jajaran kementeriannya, menurut Sri Mulyani, sangat bangga dengan tugasnya. "Sebagian besar yang memiliki komitmen justru akan sangat kecewa dengan orang-orang ini. Karena itu, semakin cepat dibersihkan akan semakin baik," tuturnya.

ANGELINA ANJAR SAWITRI

Berita terkait

Terkini Bisnis: Cek Syarat Pendaftaran CPNS Polsuspas, Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani

12 jam lalu

Terkini Bisnis: Cek Syarat Pendaftaran CPNS Polsuspas, Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani

Syarat pendaftaran CPNS Kepolisian Khusus Pemasyarakatan (Polsuspas) yang banyak diminati oleh para pelamar dari seluruh Indonesia.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

18 jam lalu

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ada dampak kenaikan BI Rate ke level 6,25 persen terhadap APBN, terutama penerimaan pajak.

Baca Selengkapnya

Jadi Sorotan, Ternyata Segini Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

1 hari lalu

Jadi Sorotan, Ternyata Segini Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

Pegawai Direktorat Jenderal Bea Cukai disorot usai banyak kritikan terkait kinerjanya. Berapa gajinya?

Baca Selengkapnya

Zulhas Cerita Panjang Lebar soal Alasan Permendag Tak Lagi Batasi Barang Bawaan dari Luar Negeri

1 hari lalu

Zulhas Cerita Panjang Lebar soal Alasan Permendag Tak Lagi Batasi Barang Bawaan dari Luar Negeri

Mendag Zulhas bercerita panjang lebar soal alasan merevisi Permendag Nomor 36 Tahun 2024 soal pengaturan impor.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

1 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

1 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Segini Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani yang Juga Menjabat Komisaris BNI

1 hari lalu

Segini Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani yang Juga Menjabat Komisaris BNI

Dirjen Bea dan Cukai Askolani menjadi sorotan karena memiliki harta Rp 51,8 miliar

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

1 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

2 hari lalu

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

Terpopuler bisnis: Pria menyobek tas Hermes di depan petugas Bea Cukai karena karena diminta bayar Rp 26 juta, BTN didemo nasabah.

Baca Selengkapnya

Viral Pria Robek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai Karena Tolak Bayar Pajak: Saya Gak Terima..

2 hari lalu

Viral Pria Robek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai Karena Tolak Bayar Pajak: Saya Gak Terima..

Viral seorang pria yang merobek tas Hermes mewah miliknya di depan petugas Bea Cukai. Bagaimana duduk persoalan sebenarnya?

Baca Selengkapnya