Dukung Gagasan GWM Primer, BCA: Bank Bisa Tarik Likuiditas  

Reporter

Rabu, 23 November 2016 01:39 WIB

Menara Bank Central Asia (BCA. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Bank Central Asia (BCA) Jahja Setiaatmadja mendukung gagasan kebijakan baru Bank Indonesia (BI), yaitu implementasi sistem Giro Wajib Minimum Primer (GWM Averaging) tahun depan.

Menurut Jahja, kebijakan itu baik untuk menjaga likuiditas di pasar uang antarbank. "Likuiditas ke depan akan lebih ketat kalau proyek infrastruktur semua bekerja. Jadi bank bisa menarik likuiditas dari BI," ujar Jahja saat ditemui setelah menghadiri pertemuan tahunan Bank Indonesia 2016 di Jakarta Convention Center, Senayan, Selasa, 22 November 2016.

Jahja menambahkan, dengan aturan kebijakan baru itu, likuiditas menjadi lebih fleksibel. "Ada kemungkinan bank bisa menarik likuiditas dari BI. Daripada mati, mendingan kita manfaatkan," ucapnya.

Baca: Heboh Isu Rush Money di Perbankan, Siapa yang Bermain?

Namun, jika likuiditas sudah memadai, menurut Jahja, tidak perlu dilakukan penarikan likuiditas tambahan. Kebijakan GWM Averaging ini juga dapat mendorong efisiensi. "Karena pakai uang sendiri. Untuk bank yang likuiditas ketat, dia pakai cadangan GWM sendiri, daripada dia pinjam di pasar kan bunganya lebih mahal," ucapnya.

Meskipun tak berpengaruh secara langsung terhadap dana pihak ketiga (DPK) perbankan, kata Jahja, dengan adanya likuiditas yang mencukupi, suku bunga deposito tidak perlu dinaikkan. "Dari segi cost bisa lebih efisien." Secara keseluruhan, Jahja memperkirakan DPK pada 2017 bisa tumbuh 5-8 persen.
.
Gubernur BI Agus D.W. Martowardojo mengatakan sistem GWM Averaging akan diperkenalkan, dan rencananya mulai diimplementasikan di semester kedua 2017.

Agus menjelaskan, dengan adanya sistem GWM Averaging, pendalaman pasar uang ke depan akan lebih baik. Selain itu, tujuan utamanya adalah menciptakan fleksibilitas dalam likuiditas perbankan.

Simak: Heboh Isu Rush Money di Perbankan, Siapa yang Bermain?

Dengan demikian, Agus berharap, kegiatan pasar uang antarbank lebih aktif dan pengelolaan perbendaharaan (treasury) perbankan dapat berjalan lebih efisien. "GWM Averaging membuat bank tidak perlu setiap hari menjaga secara minimum. Dia cukup membuat rata-rata di akhir atau awal periode GWM lebih tinggi atau mencapai persyaratan," katanya.

GHOIDA RAHMAH

Berita terkait

Koalisi Desak Perbankan Setop Investasi ke Energi Kotor dan Segera Beralih ke EBT

2 hari lalu

Koalisi Desak Perbankan Setop Investasi ke Energi Kotor dan Segera Beralih ke EBT

Koalisi organisasi masyarakat sipil mendesak agar kalangan perbankan berhenti memberikan dukungan pendanaan energi kotor seperti batu bara.

Baca Selengkapnya

17 Sekolah Bakti BCA Berhasil Tingkatkan Mutu dan Siap Naik Kelas

5 hari lalu

17 Sekolah Bakti BCA Berhasil Tingkatkan Mutu dan Siap Naik Kelas

BCA menggelar rangkaian Appreciation Day Sekolah Bakti BCA bertema "Building Better Future: Nurturing Dreams, Growing Leaders

Baca Selengkapnya

10 Cara Mengatasi M-Banking BCA Error, Salah Satunya Restart HP

5 hari lalu

10 Cara Mengatasi M-Banking BCA Error, Salah Satunya Restart HP

Berikut ini cara mengatasi M-Banking BCA error yang tidak bisa diakses di ponsel Android maupun iOS Apple. Bisa dengan menguninstall hingga hapus cach

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

8 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

9 hari lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

BCA Luncurkan Bukti Bakti BCA, Nicholas Saputra Menjadi Duta

12 hari lalu

BCA Luncurkan Bukti Bakti BCA, Nicholas Saputra Menjadi Duta

PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) meluncurkan Bukti Bakti BCA untuk program sosial dan lingkungan. Nicholas Saputra menjadi duta.

Baca Selengkapnya

Laba BCA Rp 12,9 T pada Kuartal Pertama, Ditopang Restrukturisasi yang Berangsur Normal

14 hari lalu

Laba BCA Rp 12,9 T pada Kuartal Pertama, Ditopang Restrukturisasi yang Berangsur Normal

Laba bank BCA mencapai Rp 12,9 triliun pada kuartal pertama 2024. Ada sejumlah kredit restrukturisasi yang mulai berangsur normal.

Baca Selengkapnya

Total Kredit BCA Tembus Rp 835,7 T per Kuartal Pertama, Tumbuh di atas Industri

14 hari lalu

Total Kredit BCA Tembus Rp 835,7 T per Kuartal Pertama, Tumbuh di atas Industri

BCA dan entitas anak membukukan kenaikan total kredit sebesar 17,1 persen secara tahunan menjadi Rp 835,7 triliun para kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA: Pelemahan Kurs Rupiah Dipengaruhi Konflik Geopolitik Timur Tengah, Bukan Sidang MK

15 hari lalu

Ekonom BCA: Pelemahan Kurs Rupiah Dipengaruhi Konflik Geopolitik Timur Tengah, Bukan Sidang MK

Kepala Ekonom BCA David Sumual merespons pelemahan rupiah. Ia menilai depresiasi rupiah karena ketegangan konflik geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Sambut Hari Kartini, BCA Sediakan Kredit UMKM Perempuan Berbunga Rendah

18 hari lalu

Sambut Hari Kartini, BCA Sediakan Kredit UMKM Perempuan Berbunga Rendah

BCA menghadirkan program Kredit Multiguna Usaha khusus bagi perempuan pengusaha ataupun usaha yang memiliki mayoritas karyawan perempuan.

Baca Selengkapnya