Pertemuan Tahunan BI: Ekonomi 2016 Melambat tapi Kondusif  

Reporter

Editor

Grace gandhi

Selasa, 22 November 2016 21:48 WIB

Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo. ANTARA/Widodo S. Jusuf

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo dalam pertemuan tahunan menyampaikan perekonomian global dan domestik masih melambat sepanjang tahun ini. Namun, perekonomian nasional direspons cukup baik dan kondusif.

BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini akan berada di sekitar 5 persen. "Ini cukup mengesankan dibandingkan capaian negara lain," ujar Agus dalam sambutannya, di Jakarta Convention Center, Senayan, Selasa, 22 November 2016.

Agus mengatakan inflasi akhir tahun ini akan berada pada 3-3,2 persen atau lebih rendah dari tahun lalu sebesar 3,4 persen.

"Perekonomian yang kondusif tidak lepas dari sinergi kebijakan BI dan pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi dan mendorong permintaan domestik."

Indikator makro ekonomi lainnya, seperti nilai tukar rupiah dilaporkan stabil, defisit transaksi berjalan (CAD) rendah, defisit APBN terjaga, dan sistem perbankan yang berketahanan.

Agus mengatakan stabilitas ekonomi yang terjaga ini memberikan ruang bagi BI untuk melonggarkan kebijakan moneter, di antaranya adalah penurunan suku bunga kebijakan BI dan Giro Wajib Minimum (GWM) hingga sebesar 150 basis point dalam setahun terakhir. "Hal ini juga disertai dengan pergantian BI Rate menjadi 7 days repo rate."

Agus menjelaskan, pihaknya juga terus melakukan penyesuaian kebijakan makroprudensial untuk menopang pertumbuhan ekonomi. "Kita juga masih perlu antisipasi masalah perekonomian global," ucapnya. Resiliansi perekonomian domestik perlu diperkuat. "Tantangan ekonomi harus segera dijawab agar perlambatan ekonomi segera berbalik arah."

Tantangan jangka pendek, menurut Agus, adalah dari sisi stimulus fiskal yang belum mampu menarik swasta berinvestasi. Terlebih, kondisi korporasi saat ini sedang fokus melakukan konsolidasi dan efisiensi.

Agus juga berujar transmisi kebijakan moneter ke perbankan belum optimal, yang ditandai dari penurunan suku bunga kredit yang masih lambat. Pertumbuhan kredit hingga triwulan III 2016 tercatat sebesar 6,5 persen atau lebih rendah dari periode tahun lalu sebesar 10 persen.

Tantangan dari sektor riil, kata Agus, masih berkutat dari struktur pasar yang perlu lebih efisien, komposisi barang ekspor yang masih terlalu bergantung pada sumber daya alam, dan industri manufaktur yang menurun.

"Struktur dana perbankan belum berimbang, struktur pembiayaan domestik belum beragam, dan pasar keuangan belum dalam," katanya.

GHOIDA RAHMAH

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

12 jam lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

14 jam lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

20 jam lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

3 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

3 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

4 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

4 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

5 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

5 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya