Penjualan Batu Bara Meningkat, Ini Harapan United Tractors

Reporter

Jumat, 4 November 2016 20:40 WIB

unitedtractors.com

TEMPO.CO, Jakarta - Anak perusahaan PT United Tractors Tbk yang bergerak di bidang pertambangan, PT Turangga Agung (TTA), mencatatkan penjualan batu bara yang diproduksinya sebesar 5,7 juta ton pada Januari hingga September ini. Jumlah itu naik 46 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Direktur Keuangan PT United Tractors Tbk Iwan Hadiantoro berharap, pada sisa tahun ini, penjualan dapat meningkat sebanyak 1 juta ton. "Tahun depan, kalau harga bisa sekitar US$ 70 per ton, mungkin penjualan akan lebih bagus dibanding tahun ini," kata Iwan di Hotel Rancamaya, Bogor, Jumat, 4 November 2016.

Dalam tiga bulan terakhir, Iwan mengaku kaget dengan pergerakan harga batu bara. Akhir 2015, batu bara menyentuh harga terendah, yakni hingga US$ 50 per ton. Dia pun memprediksi harga akan meningkat sekitar US$ 65-70 per ton dalam 3-4 tahun ke depan. "Tapi beberapa minggu ini harga di atas US$ 100," ujarnya.

Baca: Harga Batu Bara Mulai Menggeliat, Investor Lirik Samarinda
Tunggu Smelter, Sektor Tambang Diprediksi Pulih pada 2018

Iwan mengatakan, korporasi tidak terlalu senang dengan harga yang meningkat terlalu tajam tersebut. "Sesuatu yang kenaikan harganya signifikan pasti tidak akan sustain. Ke depan, pasti akan turun lagi. Kami melihat, penyebab satu-satunya harga batu bara yang volatile adalah Cina," tuturnya.

Permintaan batu bara secara global, menurut Iwan, cenderung menurun. Namun, suplai juga menurun tajam akibat perubahan regulasi di Cina sehingga produksi batu bara drop secara signifikan. "Sementara, banyak tambang di negara lain yang sudah tutup sehingga tidak bisa memenuhi demand yang melonjak," katanya.

Namun, Iwan menilai, suplai batu bara perlahan sudah meningkat karena Cina telah mengubah kembali regulasi mengenai penutupan tambang. "Tahun depan, batu bara akan kembali ke level wajar, US$ 70. Dengan harga segitu, sudah berkah sekali untuk pemain batubara," ujar Iwan menambahkan.

Iwan berharap, kinerja TTA akan terus meningkat tahun depan. Begitu pula dengan anak usaha United Tractors lainnya, PT Pamapersada Nusantara (PAMA), yang merupakan kontraktor penambangan. "Kami sedang diskusi dengan klien utama kami dan mereka ada rencana untuk menaikkan produksinya," katanya.

Sepanjang tahun ini, produksi batu bara oleh PAMA turun 3 persen dibandingkan periode Januari hingga September 2015 lalu. Pada sembilan bulan pertama 2016 ini, produksi batu bara hanya sebesar 78,6 juta ton atau turun dari produksi pada sembilan bulan pertama 2015 yang mencapai 81,4 juta ton.

ANGELINA ANJAR SAWITRI

Berita terkait

Warga Ungkap Rumah Tempat Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak Milik Pengusaha Batu Bara

4 hari lalu

Warga Ungkap Rumah Tempat Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak Milik Pengusaha Batu Bara

Brigadir RA ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala di dalam mobil Alphard di sebuah rumah di Mampang.

Baca Selengkapnya

Eks Dirut PT Bukit Asam Tbk Milawarma Divonis Bebas oleh PN Palembang, Ini Jejak Kasusnya

28 hari lalu

Eks Dirut PT Bukit Asam Tbk Milawarma Divonis Bebas oleh PN Palembang, Ini Jejak Kasusnya

Eks Dirut PT Bukit Asam Tbk periode 2011-2016 Milawarman divonis bebas dalam kasus dugaan korupsi akuisisi saham milik PT Satria Bahana Sarana (SBS).

Baca Selengkapnya

Bahlil Akan Bagikan Ribuan Izin Tambang ke Ormas, Pusesda: Hanya Akan Berakhir pada Jual-Beli IUP

42 hari lalu

Bahlil Akan Bagikan Ribuan Izin Tambang ke Ormas, Pusesda: Hanya Akan Berakhir pada Jual-Beli IUP

Pusat Studi Ekonomi dan Sumber Daya Alam (Pusesda) menolak rencana Bahlil membagikan izin usaha pertambangan (IUP) ke organisasi kemasyarakatan.

Baca Selengkapnya

Menteri ESDM Sebut Bahlil Cabut 2.051 Izin Tambang

43 hari lalu

Menteri ESDM Sebut Bahlil Cabut 2.051 Izin Tambang

Menteri ESDM Arifin Tasrif menyebut Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia sudah mencabut 2.051 Izin Usaha Pertambangan (IUP) sejak 2022.

Baca Selengkapnya

Neraca Dagang Indonesia-Vietnam 2023 Surplus, Ditopang Ekspor Batu Bara

51 hari lalu

Neraca Dagang Indonesia-Vietnam 2023 Surplus, Ditopang Ekspor Batu Bara

Neraca dagang antara Indonesia dan Vietnam mencapai USD 12,84 Miliar sepanjang 2024 lalu.

Baca Selengkapnya

Luhut Sebut Simbara Kerek Penerimaan Pajak dan Royalti Batu Bara

54 hari lalu

Luhut Sebut Simbara Kerek Penerimaan Pajak dan Royalti Batu Bara

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyebut Simbara menaikan penerimaan pajak batu bara.

Baca Selengkapnya

Sekretariat JETP Tunggu Aturan Kementerian ESDM untuk Pandu Pensiun Dini PLTU Batu Bara

29 Februari 2024

Sekretariat JETP Tunggu Aturan Kementerian ESDM untuk Pandu Pensiun Dini PLTU Batu Bara

Sekretariat Just Energy Transition Partnership (JETP) menunggu perangkat peraturan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Baca Selengkapnya

Tekstil Hingga Perikanan Diprediksi Terdampak Resesi Jepang, Batu Bara dan Nikel Waspada

19 Februari 2024

Tekstil Hingga Perikanan Diprediksi Terdampak Resesi Jepang, Batu Bara dan Nikel Waspada

Ekonom Indef menyebut sejumlah sektor bakal terdampak oleh resesi yang melanda Jepang, tujuan ekspor terbesar keempat Indonesia.

Baca Selengkapnya

Nilai Ekspor Batu Bara RI Lesu, Turun US$ 590,1 Juta: Terbesar ke Cina dan India

16 Februari 2024

Nilai Ekspor Batu Bara RI Lesu, Turun US$ 590,1 Juta: Terbesar ke Cina dan India

Sepanjang Januari 2024, nilai ekspor batu bara tercatat US$ 2,41 miliar, turun dari bulan sebelumnya US$ 3 miliar.

Baca Selengkapnya

Selain Nonton Dirty Vote, Tonton Juga Sexy Killers yang Rilis Sebelum Pemilu 2019

12 Februari 2024

Selain Nonton Dirty Vote, Tonton Juga Sexy Killers yang Rilis Sebelum Pemilu 2019

Sebelum Dirty Vote, Dandhy Laksono Lebih Dahulu menggarap Sexy Killers yang tayang ketika masa tenang Pemilu 2019. Dengan kisah berbeda, Sexy Killers lebih membahas persoalan lingkungan di Indonesia.

Baca Selengkapnya