Krakatau Steel Minta Harga Gas Turun hingga 5 Dolar

Reporter

Senin, 31 Oktober 2016 13:44 WIB

Pekeja mengamati pembuatan baja di Pabrik Krakatau Steel, Cilegon, Banten, 26 November 2014. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - PT Krakatau Steel (Persero) Tbk berharap harga gas untuk industri bisa turun ke harga US$ 5 per million metric British thermal unit (MMBTU). Penurunan harga ini guna meningkatkan efisiensi perusahaan.

"Kalau harga gas bisa turun ke level segitu, maka akan ada efisiensi biaya produksi sebesar US$ 12.8 per ton," ujar Direktur Utama PT Krakatau Steel Sukandar dalam Konferensi Pers Kinerja Perseroan Triwulan 3 di kantor pusat PT Krakatau Steel, Jakarta, Senin, 31 Oktober 2016.

Sukandar mengatakan jika harga bisa turun lagi menjadi US$ 3 per MMBTU, tiga pabrik hulu PT Krakatau Steel yang saat ini tutup akan bisa beroperasi lagi seluruhnya.

Sukandar mengungkapkan, PT Krakatau Steel saat ini membeli gas alam seharga US$ 7,4 per MMBTU ke Pertamina dan US$ 9,5 per MMBTU ke Perusahaan Gas Negara. "Kita harus membayar gas alam lebih mahal dibandingkan dengan harga di negara lain," katanya.

Biaya energi dan reduktor yang harus dikeluarkan, ungkap Sukandar, juga terpaut jauh dibandingkan dengan negara lain. PT Krakatau Steel menghabiskan biaya mencapai US$ 219 per ton. "India saja hanya US$ 138 per ton, Cina hanya US$ 121 per ton," katanya.

Sukandar mengakui penurunan harga gas, yang dicanangkan pemerintah, akan diikuti pengurangan penerimaan negara dari pajak. Pengurangan terjadi karena harga gas saat ini sudah termasuk Pajak Penghasilan (PPh) dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). "Pemerintah harus melihat ada multiplier effect yang akan muncul seandainya harga gas bisa ditekan," kata Sukandar.

Sukandar enggan menyebutkan berapa pertumbuhan produksi baja yang akan dihasilkan seandainya harga gas bisa turun di angka US$ 5 per MMBTU. Menurut dia, penelitian soal itu sudah ada di Kementerian Perindustrian. "Namun para pakar sudah menyebutkan bahwa jika Indonesia tidak segera memiliki industri baja yang kuat, maka beberapa tahun ke depan Indonesia bisa kalah bersaing," kata Sukandar.

FAJAR PEBRIANTO

Berita terkait

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

29 hari lalu

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

BUMN energi nuklir Rusia, Rosatom, telah sejak lama menawarkan kerja sama pengembangan PLTN ke Indonesia

Baca Selengkapnya

Kemenperin Tegaskan Perluasan Industri Penerima Harga Gas Khusus Tak Bebani Industri Migas

23 Februari 2024

Kemenperin Tegaskan Perluasan Industri Penerima Harga Gas Khusus Tak Bebani Industri Migas

Kemenperin menbantah Kementerian ESDM terkait perluasan harga gas khusus industri yang dinilai membebani industri migas.

Baca Selengkapnya

Tambahan Penerima Harga Gas Khusus Belum Jelas, Menperin: Pusing Saya Hadapi ESDM

23 Februari 2024

Tambahan Penerima Harga Gas Khusus Belum Jelas, Menperin: Pusing Saya Hadapi ESDM

Menperin Agus Gumiwang mengaku pusing karena usulan perluasan penerima harga gas khusus tak kunjung menemukan titik terang dari Kementerian ESDM.

Baca Selengkapnya

Berikut Harga Gas 3 Kg di Jakarta Menjelang Natal dan Tahun Baru 2024

20 Desember 2023

Berikut Harga Gas 3 Kg di Jakarta Menjelang Natal dan Tahun Baru 2024

Pemprov DKI memastikan harga dan stok tabung gas epliji 3 kg menjelang Natal dan tahun baru 2024 aman. Berikut harganya.

Baca Selengkapnya

Kebutuhan Baja untuk Pembangunan IKN 9,5 Juta Ton, IISIA Sebut Produksi Lokal Masih Cukup

7 November 2023

Kebutuhan Baja untuk Pembangunan IKN 9,5 Juta Ton, IISIA Sebut Produksi Lokal Masih Cukup

Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk atau KRAS, Purwono Widodo, mengatakan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) membutuhkan total 9,5 juta ton baja hingga pembangunan tahap akhir.

Baca Selengkapnya

Jokowi Instruksikan Menteri ESDM untuk Evaluasi Biaya Produksi Gas Bumi, Ini Sebabnya

1 Agustus 2023

Jokowi Instruksikan Menteri ESDM untuk Evaluasi Biaya Produksi Gas Bumi, Ini Sebabnya

Presiden Jokowi menginstruksikan Menteri ESDM Arifin Tasrif agar mengevaluasi biaya-biaya produksi gas bumi. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Dijuluki Dirut Spesialis BUMN Sakit, Inilah Profil Silmy Karim yang Bakal Dilantik Jadi Dirjen Imigrasi

27 Desember 2022

Dijuluki Dirut Spesialis BUMN Sakit, Inilah Profil Silmy Karim yang Bakal Dilantik Jadi Dirjen Imigrasi

Dirut Pt Krakatau Steel, Silmy Karim, terpilih sebagai Dirjen Imigrasi dan akan dilantik pada awal Januari 2023 mendatang.

Baca Selengkapnya

Dirut Krakatau Steel Silmy Karim Benarkan Dipilih Jadi Dirjen Imigrasi

27 Desember 2022

Dirut Krakatau Steel Silmy Karim Benarkan Dipilih Jadi Dirjen Imigrasi

Silmy Karim mengatakan pelantikannya sebagai Dirjen Imigrasi Kemenkumham akan dilaksanakan awal bulan depan.

Baca Selengkapnya

Prediksi Utang Lunas 17 Tahun Mendatang, Dirut Krakatau Steel: Bisa Lebih Cepat Lagi

30 November 2022

Prediksi Utang Lunas 17 Tahun Mendatang, Dirut Krakatau Steel: Bisa Lebih Cepat Lagi

Emiten baja PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS) memproyeksikan baru dapat melunasi sisa utang senilai US$1,7 miliar dalam 17 tahun.

Baca Selengkapnya

Uni Eropa Diharapkan Segera Rampungkan Prosedur Pembelian Gas

7 November 2022

Uni Eropa Diharapkan Segera Rampungkan Prosedur Pembelian Gas

Uni Eropa meminta negara-negara Eropa bisa segera menyelesaikan prosedur pembelian gas agar harga tak melambung menjelang musim dingin.

Baca Selengkapnya