Tujuh Reformasi Ini Dorong Kemudahan Berusaha RI Melonjak

Rabu, 26 Oktober 2016 13:10 WIB

Proyek pembangunan jalan tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu), Kalimalang, Jakarta, 23 Mei 2016. Pembangunan jalan Becakayu menelan biaya investasi Rp 7,2 triliun, biaya konstruksi Rp 4,785 triliun, dan biaya pembebasan tanah Rp 449 miliar. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Washington - Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia Rodrigo Chaves mengapresiasi setidaknya ada tujuh langkah reformasi yang dilakukan pemerintah dan berhasil mendongkrak peringkat kemudahan berusaha. Langkah ini membuat peringkat dunia Indonesia naik 15 peringkat ke posisi 91 tahun ini.

Chaves mengatakan tujuh reformasi usaha yang dilakukan Indonesia itu meliputi kemudahan memulai usaha, memperoleh sambungan listrik dan pendaftaran properti. Selain itu langkah reformasi juga dilakukan saat memperoleh pinjaman, pembayaran pajak, perdagangan lintas batas, dan penegakan kontrak.

Baca:
Bank Dunia: Peringkat Kemudahan Berusaha RI Naik Jadi 91
Bank Dunia: Risiko Fiskal RI Mereda
Ini Alasan Jokowi Pilih Kiagus Badaruddin Jadi Kepala PPATK

Di Jakarta dan Surabaya, Chaves mencontohkan, proses mendapatkan sambungan listrik untuk pergudangan menjadi lebih cepat setelah adanya penambahan pasokan listrik oleh penyedia layanan. "Hal ini berakibat pada berkurangnya waktu yang diperlukan bagi kontraktor untuk melakukan pekerjaan luar," ujar Chaves, dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 26 Oktober 2016.

Chaves menjelaskan, penyedia layanan listrik di Surabaya juga telah menyederhanakan proses permintaan sambungan baru. Dengan begitu, semakin mudah bagi pengusaha untuk memperoleh sambungan listrik.

Saat ini rata-rata di Indonesia, hanya diperlukan 58 hari bagi sebuah usaha untuk memperoleh sambungan listrik, dibandingkan tahun lalu yaitu 79 hari. “Komunitas usaha global serta pengusaha lokal akan lebih terdorong dengan semakin mudahnya proses menjalankan usaha di berbagai bidang," kata Chaves.

Beberapa reformasi lainnya dalam satu tahun terakhir, menurut Chaves, terlihat dalam upaya mendorong penggunaan sistem online. Misalnya, memulai usaha menjadi lebih mudah karena adanya berbagai sistem online yang fungsional. Ia mengatakan, saat ini seorang pengusaha di Indonesia hanya memerlukan 25 hari untuk memulai sebuah usaha, dibandingkan sebelumnya yang mencapai 48 hari.

Proses pendaftaran transfer properti juga diperkuat pemerintah Indonesia melalui proses digitalisasi pencatatan tanah dan pembuatan sistem informasi geografis. Kemudian, proses pembayaran pajak saat ini menjadi lebih mudah setelah adanya sistem online untuk mendaftar dan membayar iuran kesehatan.

Reformasi lain, kata Chaves, termasuk prosedur khusus bagi klaim bernilai kecil agar berbagai pihak bisa mewakili dirinya sendiri sehingga mempermudah penegakan kontrak di Indonesia."Proses ekspor dan impor juga menjadi lebih mudah," katanya.

Hal ini didukung perbaikan layanan bea cukai dan penyerahan dokumen di bawah kebijakan satu atap. "Indonesia memperkuat akses kredit dengan menciptakan sebuah pendaftaran jaminan yang modern," tutur Chaves.

Namun, menurut Chaves ada beberapa hal yang masih bisa diperbaiki. "Untuk menjaga momentum reformasi, sepertinya masih ada ruang untuk lebih menyederhanakan prosedur serta mengurangi waktu dan biaya untuk memulai usaha, pendaftaran properti dan implementasi kontrak."

Tahun ini, laporan Doing Business Bank Dunia mempertimbangkan hambatan terkait gender untuk tiga kelompok indikator yaitu memulai usaha, pendaftaran properti, dan penegakan kontrak. Chaves mengungkapkan di Indonesia, tidak ada hambatan bagi pengusaha perempuan di bidang yang diukur itu.

Selain itu, kelompok indikator membayar pajak sekarang juga menyertakan informasi tentang proses pasca pelaporan yaitu terkait audit pajak dan pengembalian pajak. "Indonesia lebih unggul dari negara-negara lain di Asia Timur dan Pasifik," ujar Chaves.

GHOIDA RAHMAH

Berita terkait

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

1 hari lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Buka Peluang Kembangkan Kasus Pemerasan Bendesa Adat ke Investor Lain

1 hari lalu

Kejati Bali Buka Peluang Kembangkan Kasus Pemerasan Bendesa Adat ke Investor Lain

Kejaksaan Tinggi membuka peluang mengembangkan kasus dugaan pemerasan Bendesa Adat di Bali.

Baca Selengkapnya

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

2 hari lalu

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.

Baca Selengkapnya

Bendesa Adat Diduga Peras Pengusaha Rp 10 Miliar, Seperti Apa Perannya dalam Izin Investasi di Bali?

2 hari lalu

Bendesa Adat Diduga Peras Pengusaha Rp 10 Miliar, Seperti Apa Perannya dalam Izin Investasi di Bali?

Kejaksaan Tinggi Bali menangkap seorang Bendesa Adat karena diduga telah memeras seorang pengusaha untuk rekomendasi izin investasi.

Baca Selengkapnya

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

3 hari lalu

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan groundbreaking keenam di IKN dilakukan akhir Mei atau awal Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

3 hari lalu

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

Delegasi Uni Eropa mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk penjajakan peluang investasi.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

3 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

3 hari lalu

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

Kejati Bali melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap oknum Bendesa Adat di Bali. Bendesa itu diduga melakukan pemerasan investasi.

Baca Selengkapnya

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

4 hari lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya

Rencana Investasi Microsoft Senilai Rp 27,6 Triliun, Pengamat: Harus Jelas Pembuktiannya

4 hari lalu

Rencana Investasi Microsoft Senilai Rp 27,6 Triliun, Pengamat: Harus Jelas Pembuktiannya

Rencana investasi Microsoft itu diumumkan melalui agenda Microsoft Build: AI Day yang digelar di Jakarta.

Baca Selengkapnya