TEMPO.CO, Washington - Bank Dunia dalam laporan tahunan terbaru Doing Business mengumumkan Indonesia berhasil mencatatkan rekor dengan melakukan tujuh reformasi usaha dalam satu tahun terakhir. Reformasi itu dilakukan Indonesia untuk memperbaiki iklim usaha bagi pengusaha lokal.
"Pemerintah Indonesia telah melakukan banyak hal untuk meningkatkan mutu lingkungan usaha bagi sektor swasta, khususnya dalam tiga tahun terakhir,” ujar Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia Rodrigo Chaves, dalam keterangan tertulis, Rabu, 26 Oktober 2016.
Indonesia masuk jajaran 10 negara yang mencapai peningkatan tertinggi dalam Doing Business 2017: Equal Opportunity for All, yang diluncurkan pada Selasa kemarin di Washington, DC, Amerika Serikat. Dalam peringkat dunia, Indonesia naik 15 peringkat dari posisi ke-106 ke posisi ke-91 tahun ini.
Chavez mengatakan tujuh reformasi usaha yang dilakukan Indonesia itu meliputi kemudahan memulai usaha, memperoleh sambungan listrik, pendaftaran properti, memperoleh pinjaman, pembayaran pajak, perdagangan lintas batas, dan penegakan kontrak.
Dia mencontohkan, di Jakarta dan Surabaya, proses mendapatkan sambungan listrik untuk pergudangan menjadi lebih cepat setelah adanya penambahan pasokan listrik oleh penyedia layanan. "Hal ini berakibat berkurangnya waktu yang diperlukan bagi kontraktor untuk melakukan pekerjaan luar."
Di Surabaya, penyedia layanan listrik juga telah menyederhanakan proses permintaan sambungan baru, sehingga makin mudah bagi pengusaha memperoleh sambungan listrik. Chavez berujar saat ini rata-rata di Indonesia hanya diperlukan 58 hari bagi sebuah usaha untuk memperoleh sambungan listrik dibanding tahun lalu, yaitu 79 hari.
“Komunitas usaha global serta pengusaha lokal akan lebih terdorong semakin mudahnya proses menjalankan usaha di berbagai bidang," tuturnya.
GHOIDA RAHMAH