TEMPO.CO, Jakarta - PT Angkasa Pura I (Persero) mengumumkan penerbitan obligasi I dan sukuk ijarah I dengan total nilai Rp 3 triliun. Penerbitan obligasi dan sukuk ijarah dilakukan setelah BUMN yang mengelola 13 bandara ini menerima izin pra-efektif dari Otoritas Jasa Keuangan.
"Pengalaman, track record, serta profil perusahaan jasa kebandarudaraan yang baik membuat Angkasa Pura I mendapat peringkat obligasi dan sukuk ijarah yang baik," ujar Direktur Utama Angkasa Pura I (Persero) Sulistyo Wimbo Hardjito, dalam keterangan tertulis, di Hotel Ritz-Carlton, Pacific Place, Jakarta, Senin, 17 Oktober 2016.
Obligasi dan sukuk ijarah ini diterbitkan dalam tiga seri, yaitu seri A dengan tenor lima tahun, seri B dengan tenor tujuh tahun, dan seri C dengan tenor sepuluh tahun. Pihak Angkasa Pura I menargetkan dana yang terhimpun dari Obligasi I Tahun 2016 ini bisa mencapai Rp 2,5 triliun.
Sebelumnya, obligasi dan sukuk ijarah yang diterbitkan Angkasa Pura I mendapat peringkat AAA dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Pihak yang dipercaya sebagai penjamin pelaksana emisi adalah PT Bahana Securities, PT BCA Sekuritas, PT Danareksa, dan PT Mandiri Sekuritas.
Selanjutnya, 75 persen dari dana yang diperoleh dari penawaran umum obligasi dan sukuk ijarah ini akan digunakan untuk pengembangan lima bandara. Kelima bandara tersebut adalah Bandara Baru Yogyakarta, Bandara Ahmad Yani Semarang, Bandara Syamsuddin Noor Banjarmasin, Bandara Juanda Surabaya, dan Bandara Sultan Hasanuddin Makassar. Pengembangan kelima bandara itu diperkirakan membutuhkan total investasi Rp 26,4 triliun.