Inggris Keluar dari Uni Eropa, Asia Diuntungkan  

Reporter

Kamis, 13 Oktober 2016 07:49 WIB

Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani Indrawati berbicara pada panel di pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia Group di Washington, 7 Oktober 2016. REUTERS/James Lawler Duggan

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan Asia akan terkena dampak positif dari keputusan Inggris meninggalkan Uni Eropa (Brexit). Sebab, Asia menyediakan pasar baru bagi Inggris.

Menurut Sri Mulyani, keluarnya Inggris dari Uni Eropa membuat pemerintah Inggris bersolek memperkuat daya tariknya bagi negara lain. "Mereka akan lakukan upaya dan hubungan dengan negara di kawasan Asia yang memiliki pertumbuhan paling tinggi," katanya di kompleks DPR, Jakarta, Rabu, 12 Oktober 2016.

Salah satu upaya Inggris adalah mengembalikan nilai tukar pound sterling. Sejak referendum Brexit diputuskan, nilai tukar pound sterling menurun. Namun, pada perdagangan Rabu, 12 Oktober 2016, nilai pound sterling naik 1,27 persen terhadap dolar Amerika.

Penguatan tersebut terjadi setelah Perdana Menteri Inggris Theresa May menyetujui keterlibatan parlemen Inggris dalam pengambilan keputusan posisi Inggris di Uni Eropa.

Baca: Ini Resep Genjot Ekspor ala Jokowi

Namun penguatan pound sterling masih dibayangi keputusan bank sentral Amerika, The Fed, terkait dengan suku bunga. The Fed akan mengumumkan keputusannya pada Kamis, 13 Oktober 2016 pukul 02.00 WIB.

Sebelumnya, utusan dagang Perdana Menteri Inggris untuk Indonesia, Richard Graham, mengatakan, dengan keluarnya Inggris dari Uni Eropa, akan membuka peluang bisnis baru yang lebih banyak dengan negara lain di Asia, termasuk menjajaki pasar Indonesia.

“Pengaruh Brexit tidak berdampak signifikan. Justru peluang banyak sekali karena Inggris bisa menjajaki pasar, dan Indonesia menjadi salah satu pasar terbesar di ASEAN,” ujar Richard Graham dalam forum pertemuan Diskusi Kadin dengan kamar dagang Inggris, BritCham, di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta Pusat, Selasa, 30 Agustus 2016.

Richard menuturkan putusnya hubungan Inggris dan Uni Eropa justru membuka peluang investasi yang lebih besar karena sebelumnya hubungan kerja sama yang terjalin terbatas. Terlebih sebenarnya nilai investasi Inggris juga lebih banyak bila dibandingkan dengan anggota Uni Eropa lainnya.

Simak: Indonesia Police Watch Minta Polisi Segera Periksa Ahok

Wakil Ketua Umum Hubungan Internasional Kadin Shinta Kamdani mengatakan Brexit tidak terlalu berdampak signifikan bagi Indonesia karena perdagangan dan hubungan internasional yang relatif berimbang. Bahkan sebaliknya, situasi tersebut harus dilihat sebagai kesempatan bagi Indonesia.

“Kadin bersama pemerintah Indonesia akan bekerja sama menghindari dampak negatif Brexit, dan pada saat yang sama mencari kesempatan baru untuk mengoptimalkan perdagangan dan hubungan internasional,” tutur Shinta.

VINDRY FLORENTIN | DESTRIANITA

Berita terkait

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

18 menit lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

5 jam lalu

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

Kementerian Keuangan mencatat di tengah gejolak ekonomi global perekonomian Indonesia tetap tumbuh dan mendorong peningkatan lapangan pekerjaan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Siapkan Paket Pensiun Dini PLTU untuk Jadi Percontohan Transisi Energi

8 jam lalu

Sri Mulyani Siapkan Paket Pensiun Dini PLTU untuk Jadi Percontohan Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut Indonesia sedang memfinalisasi paket pensiun dini pembangkit listrik tenaga uap batu bara atau PLTU

Baca Selengkapnya

Nama Sri Mulyani Masuk Bursa Bakal Calon Gubernur Jakarta dari PDIP

9 jam lalu

Nama Sri Mulyani Masuk Bursa Bakal Calon Gubernur Jakarta dari PDIP

Gilbert Simanjuntak, mengatakan nama Sri Mulyani masuk bursa bacagub bersama Menteri Sosial Tri Rismaharini, dan mantan Panglima TNI Andika Perkasa.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

1 hari lalu

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

Sri Mulyani Indrawati dan Presiden ADB Masatsugu Asakawa membahas lebih lanjut program Mekanisme Transisi Energi (ETM) ADB untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

1 hari lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Buka Peluang Kembangkan Kasus Pemerasan Bendesa Adat ke Investor Lain

1 hari lalu

Kejati Bali Buka Peluang Kembangkan Kasus Pemerasan Bendesa Adat ke Investor Lain

Kejaksaan Tinggi membuka peluang mengembangkan kasus dugaan pemerasan Bendesa Adat di Bali.

Baca Selengkapnya

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

2 hari lalu

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

2 hari lalu

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ada dampak kenaikan BI Rate ke level 6,25 persen terhadap APBN, terutama penerimaan pajak.

Baca Selengkapnya

Bendesa Adat Diduga Peras Pengusaha Rp 10 Miliar, Seperti Apa Perannya dalam Izin Investasi di Bali?

2 hari lalu

Bendesa Adat Diduga Peras Pengusaha Rp 10 Miliar, Seperti Apa Perannya dalam Izin Investasi di Bali?

Kejaksaan Tinggi Bali menangkap seorang Bendesa Adat karena diduga telah memeras seorang pengusaha untuk rekomendasi izin investasi.

Baca Selengkapnya