Harga Minyak Mentah Naik, IHSG Diperkirakan Menguat  

Reporter

Selasa, 11 Oktober 2016 09:16 WIB

Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat ditutup naik tipis sebesar 0,02 poin menyusul harga minyak mentah dunia yang terkoreksi. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Kenaikan harga minyak mentah hingga US$ 51 per barel pada Senin malam, 10 Oktober 2016, dan pergerakan positif di pasar saham global diperkirakan mempengaruhi sentimen pasar pada perdagangan hari ini, Selasa, 11 Oktober 2016.

Menurut analis ekonomi dari First Asia Capital, David Sutyanto, IHSG diperkirakan berpeluang menguat setelah terkoreksi dalam empat hari perdagangan terakhir. Selain saham sektoral berbasis energi, seperti batu bara, peluang penguatan akan ditopang saham-saham yang diuntungkan dengan penguatan rupiah atas dolar Amerika Serikat yang saat ini berada di bawah 13 ribu.

"IHSG diperkirakan bergerak dengan support di posisi 5.330 dan di resisten di level 5.410 cenderung menguat," ujar David dalam pesan tertulisnya, Selasa.

Pada Senin malam, bursa global berhasil menguat setelah dua sesi perdagangan sebelumnya terkoreksi. Indeks saham Eurostoxx di Uni Eropa menguat 1,17 persen di posisi 3.035,76. Di Wall Street, indeks DJIA dan S&P masing-masing menguat 0,49 persen dan 0,46 persen ditutup di level 18.329,04 dan 2.163,66.

Menurut David, penguatan di bursa saham global terutama ditopang kenaikan saham sektor energi setelah harga minyak mentah tadi malam di Amerika Serikat kembali menguat 3 persen di posisi US$ 51,35 per barel. "Kenaikan harga minyak mentah ini dipicu pernyataan Rusia yang menyetujui langkah OPEC yang akan mengurangi produksinya," tuturnya.

Selain itu, hasil debat kandidat Presiden Amerika Serikat yang kembali menempatkan Hillary Clinton lebih unggul daripada Donald Trump ikut menyulut sentimen positif di pasar saham global.

Dalam pasar domestik, perdagangan saham di awal pekan kemarin berjalan kurang bergairah. Minimnya insentif positif di pasar dan meningkatnya risiko pasar saham global menyusul rencana kenaikan bunga di Amerika Serikat akhir tahun ini membuat pemodal cenderung wait and see.

IHSG setelah bergerak dalam rentang 27 poin akhirnya tutup di posisi 5.360,828 atau melemah 16,32 poin (0,30 persen). Nilai transaksi di pasar reguler hanya mencapai Rp 3,3 triliun, jauh menurun dibanding rata-rata harian pekan lalu yang mencapai Rp 4,78 triliun. Saham sektor batu bara masih melanjutkan tren menguat seiring terus naiknya harga batu bara.

"Perdagangan saham kemarin terutama didominasi saham-saham lapis kedua dan ketiga. Sedangkan saham berkapitalisasi besar cenderung terkoreksi," tutur David.

DESTRIANITA




Berita terkait

IHSG Diperkirakan Menguat, Terpengaruh Sentimen Domestik dan Global

2 hari lalu

IHSG Diperkirakan Menguat, Terpengaruh Sentimen Domestik dan Global

IHSG hari ini, Senin, 6 Mei 2024 dibuka menguat 36,86 poin atau 0,52 persen ke posisi 7.171,58

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

11 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

16 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

48 hari lalu

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

25 Februari 2024

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.

Baca Selengkapnya

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

30 Januari 2024

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

Para investor sepakat bahwa Microsoft berkembang jauh lebih signifikan dibanding Apple, bahkan untuk lima tahun ke depan.

Baca Selengkapnya

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

5 Desember 2023

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

Israel sedang menyelidiki klaim peneliti AS bahwa beberapa investor mungkin telah mengetahui sebelumnya tentang rencana serangan Hamas

Baca Selengkapnya

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

4 Desember 2023

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.

Baca Selengkapnya

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

30 November 2023

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

Dari sisi transaksi bursa karbon tercatat sudah ada lebih dari 490 ribu ton dengan nilai harga jual karbon terakhir senilai Rp 59.200.

Baca Selengkapnya

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

26 Oktober 2023

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membidik rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada tahun 2024 sebesar Rp 12,25 triliun pada tahun 2024.

Baca Selengkapnya