TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara mengatakan suku bunga deposito perbankan secara rata-rata sudah turun 100 basis poin, sedangkan kredit baru 52 basis poin (bps), sejak pelonggaran kebijakan moneter beruntun di awal tahun.
"Di akhir 2015 kami sudah bisa longgarkan Giro Wajib Minimum-Primer, kemudian longgarkan suku bunga, dan BI reformulasi kebijakan suku bung menjadi BI 7 Days Repo Rate yang bunganya sekarang 5 persen. Suku bunga deposit sudah turun 100 bps, sedangkan kredit baru 52 bps," kata Mirza saat membuka sebuah seminar di Jakarta, Kamis (6 Oktober 2016).
Selain pelonggaran GWM-Primer, BI juga menurunkan suku bunga acuan dengan akumulasi 125 basis poin sejak Januari 2016 hingga September 2016. Saat ini, suku bunga acuan atau suku bunga transaksi surat berharga bersyarat dengan tenor tujuh hari (7-Day Reverse Repo) sebesar 5,0 persen.
Adapun pertumbuhan kredit secara tahun ke tahun hingga Agustus 2016 sebesar 6,7 persen (year on year/yoy) atau menurun dari pertumbuhan tahunan pada Juli 2016 yang berada di 7,6 persen.
Secara tahun berjalan atau dari Januari hingga Agustus 2016, kredit baru tumbuh 2,8 persen (year to date/ytd).
"Tapi 2,8 persen (ytd) kalau dibagi lagi kredit rupiah tumbuh, valuta asing yang turun," kata Mirza.
Perbankan swasta terbesar, PT. Bank Central Asia Tbk (BCA), juga melaporkan pertumbuhan kredit tahun berjalan hingga Agustus 2016 masih rendah.
"Kredit pertumbuhannya (secara tahun berjalan)di bawah 10 persen pasti, bahkan di bawah 5 persen secara tahun berjalan (ytd)," kata Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatdmadja, beberapa waktu lalu di kawasan Menteng.
BI memproyeksikan pertumbuhan kredit hingga akhir tahun berada di rentang 7-9 persen (yoy).
Berita terkait
BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini
12 jam lalu
BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.
Baca SelengkapnyaEkonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025
1 hari lalu
Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.
Baca SelengkapnyaZulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi
2 hari lalu
Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.
Baca SelengkapnyaSehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187
2 hari lalu
Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.
Baca SelengkapnyaPengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan
2 hari lalu
BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.
Baca SelengkapnyaIHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia
2 hari lalu
IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.
Baca SelengkapnyaUang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024
2 hari lalu
BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.
Baca SelengkapnyaAlipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal
2 hari lalu
Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.
Baca SelengkapnyaRupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate
2 hari lalu
Rupiah bergerak stabil seiring pasar respons positif kenaikan BI Rate.
Baca SelengkapnyaTingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah
3 hari lalu
Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.
Baca Selengkapnya