IMF: Utang Global Capai US$ 152 Triliun

Reporter

Kamis, 6 Oktober 2016 23:00 WIB

REUTERS/Jonathan Ernst

TEMPO.CO, Jakarta - Dunia sedang berkutat dalam rekor utang 152 triliun dolar AS, Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan pada Rabu (5 Oktober 2016), pada saat yang sama lembaga ini mendorong beberapa negara untuk membelanjakan lebih banyak uang guna meningkatkan pertumbuhan yang lesu jika mereka mampu membayarnya.

Utang global, baik pemerintah maupun swasta, mencapai 225 persen dari "output" ekonomi global tahun lalu (2015), naik dari sekitar 200 persen pada 2002, Dana Moneter Internasional mengatakan dalam laporan Monitor Fiskal terbarunya.

IMF mengatakan sekitar dua pertiga dari total utang 2015, atau sekitar 100 miliar dolar AS, harus dibayar oleh peminjam sektor swasta, dan mencatat bahwa kenaikan pesat dalam utang sektor swasta sering menyebabkan krisis keuangan.

Sementara profil utangnya berbeda-beda di setiap negara, laporan itu mengatakan bahwa besarnya ukuran dari utang bisa menciptakan "deleveraging" (upaya mengurangi rasio pasiva terhadap ekuitas) swasta yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang bisa menggagalkan pemulihan ekonomi yang masih rapuh.

"Utang swasta yang berlebihan adalah headwinds (situasi yang akan membuat pertumbuhan lebih sulit) besar terhadap pemulihan global dan risiko bagi stabilitas keuangan," Direktur Urusan Fiskal IMF Vitor Gaspar mengatakan pada konferensi pers. "Resesi keuangan yang lebih lama dan lebih dalam dari resesi yang normal."

Sementara Amerika Serikat telah "de-leveraged" sejak krisis keuangan 2008-2009, laporan itu mengutip penumpukan utang swasta

di Tiongkok dan Brazil sebagai kekhawatiran yang signifikan, didorong sebagian oleh era panjang suku bunga rendah.

Laporan itu muncul ketika Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde mendesak 189 negara anggota IMF yang memiliki "ruang fiskal" -- kemampuan untuk meminjam secara berkelanjutan dan membelanjakan lebih banyak -- untuk melakukannya guna meningkatkan pertumbuhan yang terus-menerus melemah.

IMF mendesak dukungan fiskal yang ditargetkan untuk permintaan konsumen yang datang disertai dengan seruan untuk melanjutkan kebijakan moneter akomodatif dan percepatan reformasi struktural yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi ekonomi negara.

Jika "deleveraging" besar utang swasta terjadi, laporan IMF merekomendasikan bahwa kebijakan fiskal harus mencakup target intervensi untuk merestrukturisasi utang swasta atau memperbaiki neraca keuangan bank guna meminimalkan kerusakan pada perekonomian secara keseluruhan.

Ini bisa menjadi mirip dengan program restrukturisasi hipotek (mortgage) yang dilakukan oleh Amerika Serikat selama krisis atau restrukturisasi industri otomotif pemerintahan Obama, kata Gaspar.

"Jenis-jenis kebijakan ini bisa sangat berguna di Tiongkok," kata Gaspar. "Tetapi untuk bisa berjalan, mereka harus dirancang secara memadai dan tunduk pada prinsip-prinsip tata kelola yang kuat."


ANTARA

Berita terkait

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

2 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

2 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Najeela Shihab Sayangkan Literasi Keuangan Anak Masih Rendah, Tapi Akses Keuangan Sudah Tinggi

2 hari lalu

Najeela Shihab Sayangkan Literasi Keuangan Anak Masih Rendah, Tapi Akses Keuangan Sudah Tinggi

Najeela Shihab menilai kualitas hubungan dalam keluarga sangatlah menentukan kemampuan seseorang untuk punya literasi keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, OJK Prioritaskan Peningkatan Literasi Keuangan Perempuan

4 hari lalu

Hari Kartini, OJK Prioritaskan Peningkatan Literasi Keuangan Perempuan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berkomitmen meningkatkan edukasi literasi keuangan untuk perempuan.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

4 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak di Tengah Pelemahan Rupiah

4 hari lalu

OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak di Tengah Pelemahan Rupiah

OJK memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

Australia-Indonesia Kerja Sama Bidang Iklim, Energi Terbarukan dan Infrastruktur

5 hari lalu

Australia-Indonesia Kerja Sama Bidang Iklim, Energi Terbarukan dan Infrastruktur

Australia lewat pendanaan campuran mengucurkan investasi transisi net zero di Indonesia melalui program KINETIK

Baca Selengkapnya

Faktor yang Tentukan Kondisi Kesehatan Mental Seseorang

10 hari lalu

Faktor yang Tentukan Kondisi Kesehatan Mental Seseorang

Psikolog mengatakan kondisi kesehatan mental seseorang ditentukan oleh berbagai faktor. Apa saja?

Baca Selengkapnya

15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

10 hari lalu

15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

Jaringan profesional LinkedIn merilis daftar Top Companies 2024 edisi ketiga untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Tips Kelola Uang THR agar Tak Boros

21 hari lalu

Tips Kelola Uang THR agar Tak Boros

Untuk mencegah pemborosan, ada baiknya uang THR digunakan hanya untuk hal-hal yang bermanfaat dan dikelola sebaik mungkin. Berikut tipsnya.

Baca Selengkapnya