TEMPO.CO, Jakarta - Pasar mengkhawatirkan kenaikan bunga Amerika Serikat di pengujung tahun ini. Menurut analis ekonomi First Asia Capital David Sutyanto, koreksi yang terjadi di Wall Street terutama dipicu perhatian pasar atas langkah sejumlah bank sentral utama dunia, yang mungkin akan mulai mengurangi program stimulusnya ketika tenggat waktu berakhir.
Bank Sentral Eropa (ECB) mungkin tidak akan memperpanjang program QE ketika berakhir pada Maret 2017. Sedangkan The Fed kemungkinan besar akan menaikkan tingkat bunganya pada pertemuan Desember mendatang. "Kondisi ini akan mempengaruhi psikologis pasar," ucap David dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 5 Oktober 2016.
David memperkirakan perdagangan hari ini akan dipengaruhi oleh meningkatnya risiko pasar global. Koreksi di sejumlah harga komoditas logam, seperti emas dan nikel, tadi malam di London juga akan memicu aksi ambil untung di saham tambang logam. “IHSG pada perdagangan hari ini akan bergerak bervariasi tapi cenderung koreksi, dengan resisten di 5.500 dan support di 5.410,” katanya.
Pasar saham global tadi malam bergerak bervariasi. Indeks saham Eurostoxx di Uni Eropa menguat 1 persen di 3029,50. Namun di Wall Street indeks DJIA dan S&P terkoreksi di hari kedua perdagangan.
Indeks DJIA dan S&P ditutup terkoreksi masing-masing 0,47 persen dan 0,5 persen di 18.168,45 dan 2.150,49. Sementara itu, minyak mentah terkoreksi tipis di US$ 48,69 per barel, menyusul spekulasi pasar atas data cadangan minyak Amerika yang lebih besar daripada perkiraan. Adapun harga emas tadi malam di Amerika anjlok 3,3 persen di US$ 1.269,70/t.once, level terendah sejak Juni.
Dari domestik, perdagangan saham kemarin berlangsung kurang bergairah. IHSG bergerak dalam rentang terbatas sekitar 22 poin di teritori positif, tutup di 5.472,31 atau menguat 8,40 poin (0,15 persen). Nilai transaksi di Pasar Reguler mencapai Rp 5,2 triliun, dan pemodal asing mencatatkan penjualan bersih Rp 180,91 miliar.
“Pasar cenderung berhati-hati mengantisipasi rilis kinerja emiten 3Q16 yang bakal mulai dirilis akhir bulan ini,” kata David.
Pada perdagangan kemarin, saham perbankan dan infrastruktur dilanda aksi ambil untung jangka pendek. Sedangkan aksi beli selektif melanda saham sektor aneka industri, rokok, dan semen. Penguatan IHSG kemarin sejalan dengan tren positif pergerakan indeks saham di kawasan Asia.
DESTRIANITA
Berita terkait
Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok
1 hari lalu
IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.
Baca SelengkapnyaIHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan
4 hari lalu
IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.
Baca SelengkapnyaIHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia
8 hari lalu
IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.
Baca SelengkapnyaIHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5
9 hari lalu
IHSG sesi I ditutup menguat 0,81 persen ke level 7.168,5. Nilai transaksi mencapai Rp 6,6 triliun.
Baca SelengkapnyaTerkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka
11 hari lalu
Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.
Baca SelengkapnyaIHSG Melemah Investor Tunggu Perkembangan Sengketa Pilpres, Rupiah Menguat
11 hari lalu
IHSG ditutup melemah seiring pelaku pasar masih bersikap 'wait and see' terhadap hasil sidang sengketa Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaPembacaan Putusan MK Pengaruhi IHSG, Perdagangan Ditutup Melemah 7.073,82
11 hari lalu
Putusan MK terkait sengketa Pilpres diprediksi akan mempengaruhi IHSG. Perdagangan hari ini ditutup 7.073,82 atau melemah 13,50 basis poin.
Baca SelengkapnyaHari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?
12 hari lalu
Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?
Baca SelengkapnyaSimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia
15 hari lalu
SimInvest memprediksi dampak konflik timur Tengah tak begitu berpengaruh langsung terhadap bursa saham Indonesia.
Baca SelengkapnyaTerkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah
17 hari lalu
Ketegangan situasi geopolitik Timur Tengah dapat berdampak kepada Indonesia di berbagai indikator ekonomi.
Baca Selengkapnya