Protes Menteri Susi, Ratusan Kapal Penangkap Tuna Tak Melaut

Sabtu, 1 Oktober 2016 13:55 WIB

Kapal nelayan Han Tan Cou 19038 berbendera Cina yang ditangkap KRI Imam Bonjol karena menangkap ikan di perairan Indonesia di Natuna, Kepulauan Riau, Jumat, 17 Juni 2016. Dispen Koarmabar

TEMPO.CO, Benoa, Bali - Para pengusaha eksportir ikan tuna yang tergabung dalam Asosiasi Tuna Longline Indonesia (ATLI) berencana menambatkan 401 kapal penangkap tuna milik mereka di Pelabuhan Benoa, Bali. Mereka tak lagi melaut karena khawatir operasi mereka berpotensi dikenai sanksi menyusul penetapan Peraturan Menteri Kelautan Nomor 57 Tahun 2014 tentang usaha perikanan tangkap di laut Indonesia.

Sekretaris Jenderal ATLI Dwi Agus Siswa Putra mengatakan keputusan tersebut terpaksa diambil karena kapal-kapal tersebut sudah tidak bisa beroperasi lagi lantaran pola kerja mereka selama ini kini dinyatakan terlarang dengan adanya Peraturan Menteri Kelautan Nomor 57 Tahun 2014.

"Sekarang makin ketat, (banyak yang--) tidak boleh. Kalau tidak boleh, ngapain kami kerja. Kalau kami kerja, kami titip sesama kapal tangkap dalam satu manajemen, (bisa) kena tindak pidana enam tahun. Kan lebih baik tidak usah kerja, dan rugi juga," katanya saat dihubungi Tempo, Jumat, 30 September 2016.

"Kami mengikat kapal mulai hari ini, jadi yang di tengah laut, kalau (nanti) pulang diikat, batas waktunya awal November," katanya lagi.

Dwi membantah jika pengikatan kapal-kapal tuna milik para eksportir yang tergabung dalam ATLI terkait dengan kriminalisasi Satgas 115. Menurut dia, kebijakan asosiasi untuk menambatkan kapal tuna mereka di Pelabuhan Benoa sekaligus berfungsi untuk membenahi dokumen administrasi kapal.

"Kami ikat kapal bukan tidak ada keinginan membenahi perikanan tangkap. Kebetulan pengukuran ulang kapal berakhir Desember (2016--). Sampai menunggu apakah ada perubahan Permen 57 ini, (kami ikat kapal). Kalau tidak ada perubahan, percuma saja ada Instruksi Presiden No. 7/2016. Ini kok makin ketat?" ujar Dwi panjang lebar.

Dwi mengatakan banyak pengusaha perikanan tangkap yang bangkrut akibat Peraturan Menteri Kelautan Nomor 57 Tahun 2014. "Kalau kami operasi 15 hari, (lalu) disuruh pulang, apa yang didapat? Kan enggak dapat apa-apa. Itu kan cepat bangkrutnya? (Jadi) lebih baik (kapal) diikat dan uangnya bisa dipakai makan berbulan-bulan, sampai menunggu ada perubahan peraturan," tuturnya.

Berkali-kali, Dwi menegaskan bahwa Peraturan Menteri Kelautan Nomor 57 Tahun 2014 telah mengganggu penghasilan sektor penangkapan dan ekspor tuna. "Kami jelas terganggu, karena ekspor ikan tuna segar ATLI sebanyak 78 persen berasal dari Bali," katanya.

Sampai berita ini diturunkan, belum diperoleh tanggapan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan mengenai rencana ATLI menambatkan ratusan kapal penangkap tuna di Benoa, Bali.

Dalam berbagai kesempatan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menegaskan bahwa Permen 57 Tahun 2014 diperlukan untuk memberantas illegal fishing yang selama ini marak dengan modus transshipment di tengah laut. Keberadaan aparat bea cukai dan pelabuhan selama ini dinilai mubazir karena kapal-kapal penangkap ikan memindahkan muatan di laut lepas, tanpa melaporkan tangkapan mereka pada pelabuhan dan dinas perikanan setempat.

BRAM SETIAWAN

Berita terkait

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

2 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi

Baca Selengkapnya

DFW Desak Pemerintah Usut Dugaan Kejahatan Perikanan di Laut Arafura

10 hari lalu

DFW Desak Pemerintah Usut Dugaan Kejahatan Perikanan di Laut Arafura

Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia mendesak pemerintah untuk mengusut dugaan kejahatan perikanan di laut Arafura.

Baca Selengkapnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

20 hari lalu

Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan buka pendaftaran peserta didik 2024. Cek di sini caranya.

Baca Selengkapnya

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

21 hari lalu

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Sri Mulyani Tanggapi Ramai Barang Bawaan ke Luar Negeri, THR Jokowi dan Ma'ruf Amin

33 hari lalu

Terpopuler: Sri Mulyani Tanggapi Ramai Barang Bawaan ke Luar Negeri, THR Jokowi dan Ma'ruf Amin

Berita terpopuler bisnis pada Senin, 25 Maret 2024, dimulai dari respons Sri Mulyani Indrawati soal ramai pembahasan barang bawaan ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

Terkini: Nilai THR Jokowi dan Ma'ruf Amin, Kisah Sri Mulyani Dirayu Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia

34 hari lalu

Terkini: Nilai THR Jokowi dan Ma'ruf Amin, Kisah Sri Mulyani Dirayu Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia

Berita terkini: Berapa nilai THR yang diterima Jokowi dan Ma'ruf Amin? Kisah Sri Mulyani saat dirayu Susi Pudjiastuti untuk pulang ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Cerita Sri Mulyani Dibujuk Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia Menjadi Menkeu

34 hari lalu

Cerita Sri Mulyani Dibujuk Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia Menjadi Menkeu

Sri Mulyani bercerita pertemuan dia dengan Susi Pudjiastuti yang membujuknya pulang ke Indonesia menjadi Menteri Keuangan.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Sri Mulyani Masih Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,2 Persen, Bahlil Debat dengan Luhut

40 hari lalu

Terkini Bisnis: Sri Mulyani Masih Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,2 Persen, Bahlil Debat dengan Luhut

Sri Mulyani masih yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap bisa mencapai 5,2 persen pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Inflasi Komoditas Perikanan 2,61 Persen, Ditopang Produksi Melimpah

40 hari lalu

Inflasi Komoditas Perikanan 2,61 Persen, Ditopang Produksi Melimpah

KKP menargetkan inflasi komoditas perikanan tahun 2023 sebesar 3+1 persen.

Baca Selengkapnya

KKP Anggarkan Rp 662 Miliar untuk Kesetaraan Gender, Ada 148 Ribu Perempuan di Sektor Perikanan

40 hari lalu

KKP Anggarkan Rp 662 Miliar untuk Kesetaraan Gender, Ada 148 Ribu Perempuan di Sektor Perikanan

Anggaran untuk mendukung perempuan dan disabilitas yang ada dalam sektor perikanan nasional.

Baca Selengkapnya