Rendemen Tebu Terus Menurun Sejak Agustus 2016

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Kamis, 29 September 2016 02:00 WIB

Petugas mengoperasikan mesin traktor untuk menarik lori tebu di Pabrik Gula Tasikmadu Karanganyar, 27 Juni 2016. Pabrik ini ditargetkan mampu memproses 3,5 juta kuintal tebu pada tahun ini. TEMPO/Ahmad Rafiq

TEMPO.CO, Jakarta - Rendemen tebu petani di Kabupaten Jember, Jawa Timur terus menurun dari 6,5 persen menjadi 5,8 persen akibat hujan yang mengguyur di kabupaten setempat sejak Agustus hingga Sepetember 2016.

"Saat ini rendemen tebu terus turun yakni berkisar 5,7% hingga 5,8% akibat hujan yang terus mengguyur Jember, bahkan beberapa hari terakhir hujan cukup deras juga turun di beberapa kecamatan di Jember," kata Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat (APTR) Kabupaten Jember Yeyek Sugiarto di Jember, Rabu (28 September 2016).

Selain rendemen tebu yang rendah, lanjut dia, biaya tebang dan angkut tebu juga bertambah tinggi saat musim hujan, sehingga hal tersebut juga berdampak pada pendapatan petani tebu yang menurun.

"Biaya angkut tebu di masing-masing kecamatan juga berbeda, seperti biaya angkut di Kecamatan Tanggul dengan jarak 0-10 kilometer sebesar Rp3.500 per kuintal, sedangkan di Kecamatan Sumberbaru jarak 10-20 km sekitar Rp4.500 per kuintal. Padahal produksi tebu di setiap 1 hektare lahan berkisar 800 kuintal hingga 1 ton," paparnya.

Ia mengatakan petani tidak mengalami kerugian akibat rendemen rendah, namun keuntungannya yang berkurang karena masih tertolong harga lelang yang tinggi di tingkat petani yang mencapai Rp11.650 per kilogram di Pabrik Gula Semboro," katanya.

Harga itu lebih tinggi dibandingkan HPP (Harga Patokan Pemerintah) tahun ini sebesar Rp9.100 per kilogram, namun pasokan gula yang cukup melimpah menyebabkan harga lelang juga terus turun.

"Kami berharap harga lelang untuk musim giling tahun ini tetap stabil minimal Rp11.000 per kilogram karena rendemen masih sangat rendah bahkan cenderung menurun akibat hujan deras," ujarnya.

Sementara Ketua Paguyuban Petani Tebu Rakyat (PPTR) Muhammad Ali Fikri mengatakan rendemen tebu pada 26 September 2016 berkisar 6,29 hingga 6,30 persen, sehingga kesimpulannya rendemen petani di wilayah Pabrik Gula Semboro rata-rata 6,3 persen.

"Kisarannya turun 0,6 persen hingga 1 persen kalau secara agregat musim giling, namun sesuai data tercatat juga rendemen tebu sebagian petani di Jember terendah 5,8 persen," imbuhnya.

Ia mengatakan faktor utama penurunan rendemen tebu milik petani karena faktor hujan yang terjadi sejak awal musim giling pada Agustus 2016 hingga sekarang.


BISNIS

Berita terkait

Terkini: Prabowo Dianggap Tiba-tiba Peduli Banjir Pantura, Solusi Ganjar untuk Persoalan Petani Tebu

12 Januari 2024

Terkini: Prabowo Dianggap Tiba-tiba Peduli Banjir Pantura, Solusi Ganjar untuk Persoalan Petani Tebu

Berita terkini: Prabowo dianggap tiba-tiba peduli banjir Pantura, solusi yang ditawarkan Ganjar untuk persoalan petani tebu.

Baca Selengkapnya

ID FOOD Tingkatkan Pendapatan Petani Tebu Lewat Program Makmur

30 September 2023

ID FOOD Tingkatkan Pendapatan Petani Tebu Lewat Program Makmur

Direktur Utama ID FOOD, Frans Marganda Tambunan, mengatakan program Makmur telah memberikan manfaat positif bagi produktivias dan pendapatan mitra petani tebu.

Baca Selengkapnya

Harga Acuan Gula Konsumsi Naik, Ini Harapan Asosiasi Petani Tebu

9 Agustus 2023

Harga Acuan Gula Konsumsi Naik, Ini Harapan Asosiasi Petani Tebu

Bapanas menaikkan HAP gula konsumsi di tingkat konsumen dan produsen sebesar Rp 1.000 per kilogram melalui Perbadan Nomor 17 Tahun 2023.

Baca Selengkapnya

Dianggap Peduli Petani, Ganjar Pranowo Didukung Petani Tebu Sumatera Utara

24 Mei 2023

Dianggap Peduli Petani, Ganjar Pranowo Didukung Petani Tebu Sumatera Utara

Para petani tebu menilai Ganjar Pranowo sebagai sosok yang peduli dengan nasib petani.

Baca Selengkapnya

Surplus Besar, Petani Pertanyakan Rencana Pemerintah Impor Gula Konsumsi 500 Ribu Ton

28 Oktober 2022

Surplus Besar, Petani Pertanyakan Rencana Pemerintah Impor Gula Konsumsi 500 Ribu Ton

Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), Soemitro Samadikun, mempertanyakan rekomendasi impor gula konsumsi sebanyak 500.000 ton.

Baca Selengkapnya

Badan Pangan Nasional Buat Regulasi Atur Tata Kelola Gula

4 Agustus 2022

Badan Pangan Nasional Buat Regulasi Atur Tata Kelola Gula

Badan Pangan Nasional akan membuat regulasi tata-kelola gula untuk memperkuat industri gula nasional.

Baca Selengkapnya

Lebih dari 50 Persen Pasokan Gula RI Masih Tergantung Impor

4 Agustus 2022

Lebih dari 50 Persen Pasokan Gula RI Masih Tergantung Impor

Badan Pangan Nasional mencatat kebutuhan total gula secara nasional mencapai 7,3 juta ton per tahun.

Baca Selengkapnya

Ambisi ID Food Produksi 400 Ribu Ton Gula untuk Mencapai Swasembada

30 Juli 2022

Ambisi ID Food Produksi 400 Ribu Ton Gula untuk Mencapai Swasembada

ID Food mencatat kebutuhan konsumsi gula konsumsi nasional mencapai 3,2 juta ton setiap tahun.

Baca Selengkapnya

Harga Minimal Gula Tebu Rp 11.500, Badan Pangan: Supaya Petani Sejahtera

28 Mei 2022

Harga Minimal Gula Tebu Rp 11.500, Badan Pangan: Supaya Petani Sejahtera

Badan Pangan Nasional berupaya menjaga ketersediaan dan stabilitas harga gula dengan melibatkan penguatan harga di tingkat petani.

Baca Selengkapnya

Kejaksaan Negeri Jombang Ungkap Modus 2 Mafia Pupuk Bersubsidi

16 Mei 2022

Kejaksaan Negeri Jombang Ungkap Modus 2 Mafia Pupuk Bersubsidi

Kejaksaan Negeri Jombang mengungkapkan modus dua terdakwa tindak pidana korupsi penyaluran pupuk bersubsidi di Kabupaten Jombang Tahun Anggaran 2019.

Baca Selengkapnya