Ini Hambatan Implementasi 13 Paket Kebijakan Ekonomi

Reporter

Senin, 26 September 2016 13:30 WIB

Politikus Partai Nasional Demokrat, Enggartiasto Lukita. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah telah merilis 13 paket kebijakan untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Namun Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengakui masih ada hambatan dalam mengimplementasikan ke-13 paket kebijakan ekonomi tersebut.

Menurut Enggartiasto, hambatan implementasi ke-13 paket kebijakan ekonomi tidak hanya terjadi di daerah tapi juga di pusat. "Masih butuh sosialisasi terbuka," katanya di Ruang Rapat Dewan Perwakilan Daerah, Senin, 26 September 2016.

Enggartiasto mengatakan banyak masyarakat yang belum paham dan mengerti tujuan paket kebijakan ekonomi. Ia menyebutkan contoh para pengusaha di daerah.

Untuk itu Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan turun ke daerah untuk ikut mensosialisasikan 13 paket kebijakan ekonomi ini. Untuk sosialisasi, Kemendag akan melibatkan Kamar Dagang dan Industri (Kadin). "Nanti mereka yang mengumpulkan pengusaha daerah baru kita buat sosialisasinya," ujar Enggartiasto.

Baca Juga: Paket Kebijakan, Kadin: Makin Diatur, Pengusaha Makin Bingung

Enggartiasto menambahkan akan segera mengubah Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 53 tahun 2014 tentang Pelayaan Terpadu Perdagangan. Peraturan yang akan diubah adalah mengenai izin yang awalnya lima hari akan diubah menjadi dua hari. "Dengan syarat berkas lengkap."

Untuk proses perizinan, saat ini Kemendag telah menerapkan sistem online. Menurut Enggartiasto dengan sistem online maka tidak akan banyak bertemu pejabat dan waktu mengurusnya sudah pasti sesuai sistem. "Jadi lebih singkat dan mengurangi indikasi korupsi," katanya.

Presiden Joko Widodo menyatakan belum puas terhadap 13 paket kebijakan ekonomi. Menurut dia, masih ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Ia mengatakan ada dua hal penting yang mesti menjadi perhatian pelaku usaha dan pemerintah, yaitu kompetisi dan keterbukaan.

Simak: Siapa Lawan Berat Ahok-Djarot? Ini Perhitungan PDIP


"Setelah dipelajari, orang-orang kita kalau dikasih kompetitor baru bisa gerak," kata Presiden dalam acara “Silaturahmi dan Dialog Nasional Ikatan Senior Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (ISHI)” di Hotel Raffles, Jakarta, Jumat, 26 Agustus 2016.

Menurut Jokowi, kompetisi diperlukan dalam dunia usaha. Ia mencontohkan bagaimana sejumlah bank milik negara makin memperbaiki diri begitu ada kompetitor dari bank swasta. "Pom bensin Pertamina tahun 1970 masih kumuh. Begitu kompetisi, jadi bagus. Psikologis masyarakat kita begitu," ucapnya.

ODELIA SINAGA|ADITYA BUDIMAN


Berita terkait

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

1 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Pameran Dekorasi Rumah Indonesia di Taiwan Raup Transaksi Rp 4,73 Miliar

1 hari lalu

Pameran Dekorasi Rumah Indonesia di Taiwan Raup Transaksi Rp 4,73 Miliar

Kementerian Perdagangan menggelar pameran dekorasi rumah Indonesia di Taiwan, total transaksi yang diperoleh Rp 4,73 miliar.

Baca Selengkapnya

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan Lantik 6 Pejabat Eselon I dan II, Berpesan Waspadai Situasi Geopolitik Timur Tengah

1 hari lalu

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan Lantik 6 Pejabat Eselon I dan II, Berpesan Waspadai Situasi Geopolitik Timur Tengah

Menteri Perdagangan melantik pejabat eselon I dan II. Dia berpesan agar siap menghadapi keadaan geopolitik Timur Tengah saat ini.

Baca Selengkapnya

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

3 hari lalu

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

Kementerian Perindustrian atau Kemenperin menyatakan impor untuk komoditas bahan baku plastik kini tidak memerlukan pertimbangan teknis lagi.

Baca Selengkapnya

Kementerian Perdagangan Sebut Utang Rafaksi Minyak Goreng Segera Dibayar

4 hari lalu

Kementerian Perdagangan Sebut Utang Rafaksi Minyak Goreng Segera Dibayar

Kementerian Perdagangan mengatakan bahwa utang rafaksi minyak goreng akan segera dibayarkan.

Baca Selengkapnya

Kemendag Gelar Festival Hari Konsumen Nasional

7 hari lalu

Kemendag Gelar Festival Hari Konsumen Nasional

Kementerian Perdagangan atau Kemendag menggelar festival untuk memperingati Hari Konsumen Nasional (Harkonas).

Baca Selengkapnya

Kementerian Perdagangan Sebut Sektor Penjualan Online Terbanyak Mendapat Keluhan dari Konsumen

9 hari lalu

Kementerian Perdagangan Sebut Sektor Penjualan Online Terbanyak Mendapat Keluhan dari Konsumen

Kementerian Perdagangan menyebut sektor penjualan online paling banyak dilaporkan keluhan konsumen lantaran banyak penipuan. Selain itu, Kemendag telah menutup setidaknya 223 akun yang diindikasi sebagai penipu.

Baca Selengkapnya

Zulhas: Barang Impor Bawaan Penumpang Akan Dibatasi Lewat Peraturan Menteri Keuangan

11 hari lalu

Zulhas: Barang Impor Bawaan Penumpang Akan Dibatasi Lewat Peraturan Menteri Keuangan

Zulhas mengatakan pembatasan barang impor bawaan penumpang nantinya akan diatur lewat Peraturan Menteri Keuangan.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

17 hari lalu

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

Menhub Budi Karya Sumadi mengusulkan work from home atau WFH untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas saat puncak arus balik Lebaran.

Baca Selengkapnya

Korupsi Diduga Sebabkan Harga Bawang Putih Naik, Ini Tanggapan Kementerian Perdagangan

17 hari lalu

Korupsi Diduga Sebabkan Harga Bawang Putih Naik, Ini Tanggapan Kementerian Perdagangan

Kementerian Perdagangan menanggapi dugaan korupsi di balik tingginya harga bawang putih.

Baca Selengkapnya