Peralihan Operator Blok Natuna Selatan Dimulai Akhir Tahun

Jumat, 23 September 2016 15:26 WIB

Logo ConocoPhillips. wikipedia.org

TEMPO.CO, Jakarta - ConocoPhillips menargetkan transaksi penjualan kepemilikan South Natuna Sea Block B kepada PT Medco Energi Internasional Tbk. bisa rampung pada akhir tahun. Aksi korporasi ini sekaligus menandai peralihan operator South Natuna dari ConocoPhillips kepada Medco.

"Financial closing kami targetkan selesaikan akhir tahun. Semoga semuanya lancar," ujar Vice President Development and Relations ConocoPhillips Joang Laksanto di kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Jumat, 23 September 2016.

Kedua perusahaan mengumumkan transaksi pada 19 September lalu. Selain mengambil 40 persen saham South Natuna, Medco juga mengakuisisi ConocoPhillips Singapore Operations Pte Ltd.

Perusahaan ini diketahui mengelola Onshore Receiving Facility di Singapura. Medco juga memperoleh hak pengelolaan West Natuna Transportation System (WNTS) di sepanjang perairan Kepulauan Riau. Sayangnya, kedua perusahaan masih menutup rapat-rapat berapa nilai transaksi yang disepakati.

Joang belum menjawab pertanyaan terkait laporan transaksi kepada Kementerian ESDM. Diketahui, transaksi ini harus disetujui Pemerintah karena perusahaan terikat kewajiban dalam Kontrak Bagi Hasil. Namun dia mengklaim sudah berkoordinasi kepada Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).

Chief Executive Officer Medco Roberto Lorato mengemukakan akuisisi bakal menambah produksi migas perusahaan sebesar 35 persen setiap tahun. "Transaksi ini secara langsung dapat meningkatkan pendapatan. Kami berharap dapat mengintegrasikan aset-aset penting ini ke dalam portofolio hulu Medco Energi," ujar Roberto.

Wakil Kepala SKK Migas Dzikrullah mengatakan proses peralihan operator bakal dimulai selepas kedua perusahaan menyelesaikan tahap jual-beli. Dia juga memastikan ratusan karyawan ConocoPhillips tetap bekerja di South Natuna pasca akuisisi oleh Medco. "Masalah ketenagakerjaan sudah selesai. Kedua perusahaan sepakat mempertahankan karyawan. Tinggal menunggu proses transaksi," ujar Dzikrullah.

Blok B Natuna saat ini memproduksi minyak sekitar 19.300 barel per hari (bph) dan gas sebanyak 34.000 barel setara minyak per hari (BOEPD). Produksi blok ini diperkirakan terus merosot pada 2017 sebesar 17.400 bph untuk minyak dan 30.900 BOEPD untuk gas. Penurunan terjadi lantaran ladang minyak di area ini sudah uzur.

ConocoPhillips juga tengah menjual fasilitas pengolahan gas LPG di Belanak melalui lelang terbuka sejak awal tahun lalu. Meski perusahaan yang berinduk di Amerika Serikat ini menjual banyak aset, investasinya di Indonesia masih berlanjut. "Kami masih berkomitmen untuk investasi," kata Joang.

ROBBY IRFANY

Berita terkait

Pemboran 427 Sumur Pengembangan Selesai, SKK Migas Soroti Ketersediaan Rig

2 September 2023

Pemboran 427 Sumur Pengembangan Selesai, SKK Migas Soroti Ketersediaan Rig

SKK Migas mencatat telah menyelesaikan pemboran 427 sumur pengembangan hingga Juli 2023.

Baca Selengkapnya

Petronas Klaim Tak Ada Indikasi Korupsi dalam Kontrak Migas di Sarawak

27 Mei 2023

Petronas Klaim Tak Ada Indikasi Korupsi dalam Kontrak Migas di Sarawak

Pernyataan Petronas itu muncul setelah Komisi Anti Korupsi Malaysia (MACC) sehari sebelumnya mengumumkan penyelidikan dugaan korupsi kontrak migas itu

Baca Selengkapnya

12 Proyek Migas Kelar, SKK Migas Bidik 3 Proyek Lagi Onstream di Tahun Ini

29 Oktober 2021

12 Proyek Migas Kelar, SKK Migas Bidik 3 Proyek Lagi Onstream di Tahun Ini

SKK Migas sedang melakukan koordinasi dengan KKKS untuk menambah tiga proyek baru yang ditargetkan bisa onstream tahun ini.

Baca Selengkapnya

Kontrak Blok Masela Diperpanjang Sampai Tahun 2055

13 Juli 2019

Kontrak Blok Masela Diperpanjang Sampai Tahun 2055

SKK Migas menyetujui perpanjangan kontrak Blok Masela yang seharusnya berakhir pada 2028 menjadi tahun 2055.

Baca Selengkapnya

Arcandra Tahar: Kontrak Harga Jual Beli Gas Jadi Sumber Masalah

25 September 2018

Arcandra Tahar: Kontrak Harga Jual Beli Gas Jadi Sumber Masalah

Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar menyebut salah satu tantangan dalam pengembangan gas nasional adalah kontrak harga yang bisa berubah-ubah.

Baca Selengkapnya

ESDM Perpanjang Empat Kontrak Bagi Hasil Migas

11 Juli 2018

ESDM Perpanjang Empat Kontrak Bagi Hasil Migas

Kementerian ESDM memperpanjang kontrak bagi hasil empat blog migas.

Baca Selengkapnya

Lelang Wilayah Migas, Arcandra Tahar: 5 Blok Diminati Investor

30 Desember 2017

Lelang Wilayah Migas, Arcandra Tahar: 5 Blok Diminati Investor

Dari tujuh proyek yang dilelang, menurut Arcandra Tahar, lima proyek sudah diminati investor.

Baca Selengkapnya

Wamen ESDM Klaim Skema Gross Split Lebih Diminati Investor Migas

29 Desember 2017

Wamen ESDM Klaim Skema Gross Split Lebih Diminati Investor Migas

Sejak penggunaan skema gross split, Kementerian ESDM menegaskan lelang wilayah migas lebih banyak diminati ketimbang skema cost recovery.

Baca Selengkapnya

Revisi Gross Split, SKK Migas: Ada 10 Tambahan Kontrak Baru

8 September 2017

Revisi Gross Split, SKK Migas: Ada 10 Tambahan Kontrak Baru

Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi optimistis revisi aturan gross split akan menarik lebih banyak investor.

Baca Selengkapnya

Dinilai Tak Ekonomis, ExxonMobil Akan Hengkang dari East Natuna

18 Juli 2017

Dinilai Tak Ekonomis, ExxonMobil Akan Hengkang dari East Natuna

Dari kajian yang diselesaikan pada Juni 2017 itu didapatkan
bahwa proyek pengembangan gas East Natuna tidak layak
investasi.

Baca Selengkapnya