Kementerian Perindustrian Kaji Opsi Penurunan Harga Gas

Reporter

Editor

Grace gandhi

Kamis, 22 September 2016 16:18 WIB

Airlangga Hartarto. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perindustrian tengah mengkaji opsi-opsi untuk bisa menurunkan harga gas industri. Salah satu opsi yang dikaji adalah diturunkannya target penerimaan negara.

“Opsinya itu banyak dan semuanya agar harga gas bisa di bawah US$ 6 per MMBTU," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di kantornya, Kamis, 22 September 2016.

Dalam kajian ini, menurut Airlangga, instansinya menggandeng Lembaga Penelitian Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia (UI).

Salah satu bentuk perhitungan yang telah dilakukan Kemenperin adalah turunnya potensi penerimaan negara sebesar Rp 48,92 triliun dan nilai tambah sebesar Rp 77,85 triliun jika harga gas ditetapkan sebesar US$ 3,8 per MMBTU. "Nanti hasil kajiannya akan kami bahas di rapat kerja lintas Kementerian," kata Airlangga.

Airlangga mengungkapkan hal itu usai bertemu perwakilan industri yang menggunakan gas sebagai bahan baku dan sumber energinya, hari in. Di antara perwakilan pengusaha itu ada Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) Elisa Sinaga, Sekjen Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia (APPI) Dadang Heru, dan Ketua Asosisasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bidang ESDM Sammy Hamzah.

Selain itu, Airlangga melanjutkan, Kementeriannya juga masih mengupayakan tambahan sektor industri penerima diskon harga gas. Sebab, saat ini Peraturan Presiden Nomor 40 tahun 2016 menyatakan bahwa diskon harga gas hanya mencakup tujuh sektor industry, yakni pupuk, industri petrokimia, industri oleochemical, industri baja, industri keramik, industri kaca, dan industri sarung tangan karet. Kementerian Perindustrian ingin menambahkan empat sektor lain. "Bisa ditambah kok isi Perpres-nya demi hal tersebut," ujarnya.

Ia berharap, penurunan harga gas bisa cepat dilakukan mengingat harga gas internasional juga sedang turun. Ia mencontohkan harga gas di Rusia yang kini sudah berada di angka US$ 2,5 per MMBTU.

"Benchmark harga gas semakin turun karena kam mengikuti harga minyak dunia. Memang, Indonesia harus segera bergegas," katanya.

PINGIT ARIA

Berita terkait

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

4 hari lalu

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

Lebih dari separo lahan sawit di Kalimantan Tengah diduga berada dalam kawasan hutan. Pemerintah berencana melakukan pemutihan sawit ilegal.

Baca Selengkapnya

22 Ribu Hektare Lahan Sawit PT SCP Diduga Berada dalam Kawasan Hutan, Kerap Memicu Kebakaran

4 hari lalu

22 Ribu Hektare Lahan Sawit PT SCP Diduga Berada dalam Kawasan Hutan, Kerap Memicu Kebakaran

22 ribu hektare perkebunan sawit PT Suryamas Cipta Perkasa (PT SCP) masuk kawasan hutan hidrologis gambut di Kalimantan Tengah.

Baca Selengkapnya

Kala Jokowi dan Gibran Disebut sebagai Bagian dari Keluarga Besar Golkar dan PAN

5 hari lalu

Kala Jokowi dan Gibran Disebut sebagai Bagian dari Keluarga Besar Golkar dan PAN

Ini alasan Partai Golkar dan PAN menyebut Jokowi dan Gibran sebagai bagian dari keluarga besar partainya.

Baca Selengkapnya

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

9 hari lalu

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

Kementerian Perindustrian atau Kemenperin menyatakan impor untuk komoditas bahan baku plastik kini tidak memerlukan pertimbangan teknis lagi.

Baca Selengkapnya

Hadiri Penetapan Prabowo - Gibran sebagai Presiden dan Wapres Terpilih, Anies: Hormati Proses Bernegara

10 hari lalu

Hadiri Penetapan Prabowo - Gibran sebagai Presiden dan Wapres Terpilih, Anies: Hormati Proses Bernegara

Anies dan Muhaimin hadir dalam acara penetapan presiden wakil presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di KPU hari ini.

Baca Selengkapnya

Pelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik

11 hari lalu

Pelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik

Kendati terjadi pelemahan rupiah, Airlangga mengklaim rupiah masih lebih baik dibanding mata uang lain. IHSG juga diklaim lebih baik dari negara lain.

Baca Selengkapnya

Airlangga Hartarto Bertemu Tony Blair Bahas IKN hingga Stabilitas Geopolitik

14 hari lalu

Airlangga Hartarto Bertemu Tony Blair Bahas IKN hingga Stabilitas Geopolitik

Tony Blair menemui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bahas IKN hingga stabilitas geopolitik.

Baca Selengkapnya

Tak Khawatirkan Dampak Konflik Iran-Israel, Airlangga: Belum Ada Apa-apa

16 hari lalu

Tak Khawatirkan Dampak Konflik Iran-Israel, Airlangga: Belum Ada Apa-apa

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai masyarakat Indonesia tak perlu khawatir soal imbas konflik Iran-Israel. Dia mengatakan potensi eskalasi konflik kedua negara tersebut belum diketahui, sehingga pemerintah belum mengambil keputusan apapun.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Erick Thohir Minta Pertamina Cs Borong Dolar, KAI Buka Rekrutmen Program Management Trainee

16 hari lalu

Terkini Bisnis: Erick Thohir Minta Pertamina Cs Borong Dolar, KAI Buka Rekrutmen Program Management Trainee

Menteri BUMN Erick Thohir meminta BUMN seperti Pertamina memborong dolar AS di tengah memanasnya konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Erick Minta Pertamina Cs Borong Dolar di Tengah Konflik Iran-Israel, Airlangga: TIdak Bijak

16 hari lalu

Erick Minta Pertamina Cs Borong Dolar di Tengah Konflik Iran-Israel, Airlangga: TIdak Bijak

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto merespons soal antisipasi Menteri BUMN Erick Thohir terhadap imbas ekonomi dari konflik Iran-Israel. Erick menginstruksikan BUMN yang memiliki porsi utang luar negeri yang besar untuk segera membeli dolar Ameria Serikat dalam jumlah besar.

Baca Selengkapnya