Garuda Larang Pengisian Baterei Galaxi Note 7 di Kabin  

Reporter

Minggu, 11 September 2016 13:04 WIB

Pengunjung mencoba fitur stylus atau S Pen yang ada pada Samsung Galaxy Note7 saat diperkenalkan di New York, 28 Juli 2016. Gadget terbaru ini menggunakan layar sebesar 5,7 inchi QuadHD Dual edge Super AMOLED 2560 x 1440 piksel. AP Photo

TEMPO.CO, Jakarta - Maskapai penerbangan milik pemerintah Garuda Indonesia, melarang penumpang pesawat yang memiliki Samsung Galaxy Note 7 untuk mengisi ulang daya baterai perangkat mereka selama di dalam kabin pesawat.

"Penumpang dilarang untuk mengisi ulang baterai perangkat tersebut selama dalam pesawat," seperti dikutip dari pernyataan resmi Garuda Indonesia, di laman web www.garuda-indonesia.com, Ahad, 11 September 2016.

Sehubungan dikeluarkannya pengumuman FAA perihal adanya bahaya dari perangkat Samsung Galaxy Note 7, Garuda menyampaikan bahwa setiap penumpang Garuda yang memiliki perangkat Samsung Galaxy Note 7 untuk menonaktifkan perangkat tersebut setiap saat selama penerbangan. Selain itu, perangkat tersebut juga tidak diperkenankan untuk diletakkan di bagasi tercatat milik penumpang.

Pernyataan Garuda tersebut menyusul imbauan resmi dari Badan Administrasi Penerbangan (Federal Aviation Administration) FAA Amerika Serikat yang dikeluarkan pada 8 September lalu. Mengingat keprihatinan dan insiden yang terjadi baru-baru ini yang diajukan oleh Samsung tentang produknya, Galaxy Note 7, FAA sangat menyarankan penumpang untuk tidak mengaktifkan perangkat tersebut dalam pesawat terbang, atau menyelundupkannya di dalam bagasi.

Sebelumnya, pabrikan seluler asal Korea Selatan itu telah mendesak konsumen yang membeli produk mereka untuk berhenti menggunakan produk Galaxy Note 7 mereka, atau menukarkannya karena terkait dengan risiko baterai meledak. Pekan lalu, pihaknya telah menarik kembali 2,5 juta telepon seluler itu setelah muncul laporan perangkat tersebut meledak selama pengisian.

Samsung mengatakan akan mengganti semua perangkat yang diserahkan itu per 19 September 2016. Mereka juga mengatakan bahwa keselamatan pelanggan mereka adalah prioritas mutlak. "Sampai perangkat pengganti disediakan, Samsung meminta pelanggan telepon pintar Galaxy Note 7 untuk mematikan perangkat dan mengembalikannya ke tempat mereka membeli sebelumnya, untuk mendapatkan kesempatan (penggantian) lebih awal," ujar Samsung dalam keterangan resminya.

Sebelum Garuda Indonesia, maskapai penerbangan seperti Singapore Airlines, Qantas, dan Virgin Australia telah terlebih dahulu melaksanakan pelarangan itu.

DESTRIANITA

Berita terkait

Profil Emirsyah Satar, Eks Dirut Garuda Indonesia yang Didakwa Rugikan Negara Rp 9,3 Triliun

19 September 2023

Profil Emirsyah Satar, Eks Dirut Garuda Indonesia yang Didakwa Rugikan Negara Rp 9,3 Triliun

Emirsyah Satar didakwa jaksa telah merugikan negara Rp 9,3 triliun. Berikut profilnya.

Baca Selengkapnya

Mantan Dirut Garuda Indonesia Emirsyah Satar Didakwa Rugikan Negara Rp9,3 Triliun

18 September 2023

Mantan Dirut Garuda Indonesia Emirsyah Satar Didakwa Rugikan Negara Rp9,3 Triliun

Emirsyah Satar tanpa hak menyerahkan rencana pengadaan armada atau Fleet Plan PT GA yang merupakan rahasia perusahaan kepada Soetikno Sudarjo.

Baca Selengkapnya

Projo Dorong Pengusutan Korupsi BUMN Setelah Emirsyah Satar Jadi Tersangka Korupsi Garuda

28 Juni 2022

Projo Dorong Pengusutan Korupsi BUMN Setelah Emirsyah Satar Jadi Tersangka Korupsi Garuda

Projo meminta penegak hukum melanjutkan pengusutan kasus dugaan korupsi di BUMN setelah penetapan Emirsyah Satar tersangka di kasus korupsi Garuda.

Baca Selengkapnya

Garuda Blak-blakan Nasib Bombardier dan ATR Setelah Korupsi Pesawat Terbongkar

28 Juni 2022

Garuda Blak-blakan Nasib Bombardier dan ATR Setelah Korupsi Pesawat Terbongkar

Pesawat Bombardier Garuda akan dikembalikan ke lessor. Sedangkan pesawat ATR akan dioperasikan seluruhnya oleh Citilink.

Baca Selengkapnya

Kejagung Tetapkan Emirsyah Satar Tersangka Kasus Korupsi Garuda, Ini Kata KPK

28 Juni 2022

Kejagung Tetapkan Emirsyah Satar Tersangka Kasus Korupsi Garuda, Ini Kata KPK

KPK menyampaikan apresiasinya kepada Kejaksaan Agung yang telah melakukan penyidikan terkait dugaan korupsi Garuda Indonesia Tahun 2011-2021.

Baca Selengkapnya

Emirsyah Satar dalam Dua Kasus Korupsi di Kejaksaan Agung dan KPK

27 Juni 2022

Emirsyah Satar dalam Dua Kasus Korupsi di Kejaksaan Agung dan KPK

Emirsyah Satar dijadikan tersangka kasus korupsi Garuda Indonesia oleh Kejaksaan Agung. Sebelumnya dia terjerat kasus korupsi yang ditangani KPK.

Baca Selengkapnya

Jaksa Agung Sebut Kasus Garuda Emirsyah Satar yang Ditangani Kejaksaan Beda dengan KPK

27 Juni 2022

Jaksa Agung Sebut Kasus Garuda Emirsyah Satar yang Ditangani Kejaksaan Beda dengan KPK

Jaksa Agung Sanitiar Burhanuddin menyebut kasus korupsi Garuda Indonesia dengan tersangka Emirsyah Satar di Kejaksaan beda dengan KPK.

Baca Selengkapnya

Korupsi Garuda untuk Pengadaan Bombardier dan ATR Rugikan Negara Rp 8,8 Triliun

27 Juni 2022

Korupsi Garuda untuk Pengadaan Bombardier dan ATR Rugikan Negara Rp 8,8 Triliun

Kerugian negara dari kasus korupsi Garuda Indonesia terhitung dari pengadaan pesawat CRJ-1000 dan pesawat ATR 72-600 sebanyak 23 pesawat.

Baca Selengkapnya

Profil Emirsyah Satar, Eks Bos Garuda yang Ditetapkan Jadi Tersangka Korupsi

27 Juni 2022

Profil Emirsyah Satar, Eks Bos Garuda yang Ditetapkan Jadi Tersangka Korupsi

Sebelum menjabat sebagai Direktur Utama di Garuda Indonesia, Emirsyah Satar pernah didapuk sebagai Direktur Keuangan di perusahaan yang sama.

Baca Selengkapnya

Jaksa Agung Sebut Korupsi Garuda Rugikan Negara Rp 8 Triliun

27 Juni 2022

Jaksa Agung Sebut Korupsi Garuda Rugikan Negara Rp 8 Triliun

Jaksa Agung Sanitiar Burhanuddin mengatakan telah menerima penghitungan kerugian negara dalam kasus korupsi Garuda Indonesia yaitu Rp 8,8 triliun

Baca Selengkapnya