Gubernur BI Pesimistis atas Capaian Tax Amnesty  

Reporter

Editor

Erwin prima

Kamis, 8 September 2016 12:15 WIB

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menargetkan pertumbuhan ekonomi 2017 sebesar 5,2 persen, lebih rendah daripada asumsi dalam nota keuangan sebesar 5,3 persen. Sebabnya, ia pesimistis atas capaian program amnesti pajak.

Amnesti pajak akan berdampak langsung pada pertumbuhan ekonomi. Sebanyak Rp 165 triliun uang tebusan amnesti diharapkan bisa membantu keuangan negara.

"Tapi, perkiraan kami, uang tebusan yang akan terkumpul hanya Rp 18 triliun sampai akhir 2016 dan Rp 3 triliun pada 2017," kata Agus saat rapat kerja bersama Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat, Kompleks Senayan, Jakarta, Rabu, 7 September 2016.

Baca:
Rp 6,27 Triliun, Dana Repatriasi Tax Amnesty dari Singapura
3 Bulan Amnesti Pajak, Tebusan 3,6 Persen dari Target 165 T
Tebusan Tax Amnesty Baru 3,3 Persen dari Target

Berdasarkan perhitungan tersebut, total uang tebusan yang masuk hanya Rp 21 triliun dari target Rp 165 triliun. Sedangkan repatriasi yang dicapai hanya Rp 180 triliun dari target Rp 1.000 triliun.

Berdasarkan data Kamis, 8 September 2016, uang tebusan yang masuk baru Rp 6,47 triliun atau 3,9 persen dari target. Uang tersebut berasal dari badan usaha mikro, kecil, dan menengah sebesar Rp 12,6 miliar, badan non-UMKM Rp 631 miliar, orang pribadi non-UMKM Rp 5,49 triliun, dan orang pribadi UMKM Rp 340 miliar.

Sedangkan harta yang sudah masuk sebanyak Rp 288 triliun, terdiri atas repatriasi sebesar Rp 14,8 triliun, deklarasi luar negeri Rp 59,8 triliun, dan deklarasi dalam negeri Rp 214 triliun.

Agus berujar, target yang tidak tercapai nantinya juga akan berimbas pada pertumbuhan kredit. Ia menuturkan pertumbuhan kredit 2017 hanya 11 persen jika target amnesti tak tercapai. "Sedangkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1 persen tahun depan," katanya.

Direktur Jenderal Pajak Ken Dwijugiasteadi menyatakan uang tebusan amnesti pajak sudah tak lagi menjadi fokus utama. "Karena fokus tax amnesty bukan uang tebusan, tapi repatriasi," ucapnya.

Ia pun enggan menanggapi hitung-hitungan BI mengenai pencapaian target amnesti pajak. "Nanti saya hitung dulu," ujarnya.

VINDRY FLORENTIN




Berita terkait

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

9 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

1 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

2 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

3 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

3 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

3 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

3 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

3 hari lalu

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

3 hari lalu

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

Rupiah bergerak stabil seiring pasar respons positif kenaikan BI Rate.

Baca Selengkapnya