Pertumbuhan Ekonomi Tak Andalkan Perdagangan Luar Negeri  

Reporter

Editor

Mustafa moses

Kamis, 8 September 2016 01:47 WIB

Presiden Jokowi berdiskusi dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani sebelum memberikan keterangan perihal kesalahpahaman penerapan Tax Amnesty (Istman/Tempo)

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pertumbuhan ekonomi pada 2017 tak mungkin berharap kepada perdagangan luar negeri. "Semua sepakat bahwa global trade akan tetap lemah," ucapnya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu malam, 7 September 2016.

Semua orang yang dimaksud Sri ialah pemimpin negara yang tergabung dalam G20. Mereka mengadakan pertemuan di Cina dan membahas isu ekonomi global. Sri turut hadir dalam pertemuan tersebut, mendampingi Presiden Joko Widodo.

Dari hasil pertemuan itu, Sri menuturkan ekspor dan impor Indonesia tahun depan zero growth. "Tapi lebih baik daripada dua tahun terakhir yang pertumbuhannya negatif terus," ujarnya. Perdagangan yang lesu dipicu melemahnya kondisi ekonomi dunia selama beberapa tahun terakhir.

Dengan tidak lagi mengandalkan faktor luar, Sri mengatakan Indonesia kini mengandalkan faktor internal. Faktor tersebut ialah pemerintah, masyarakat, dan korporasi, termasuk badan usaha milik negara.

"Dari sisi pemerintah, kami tidak akan membuat pemerintah sebagai faktor pengerem ekonomi, tapi pendorong," ucapnya. Strateginya ialah menjaga defisit 5,2, fokus kepada belanja modal, dan memastikan masyarakat miskin tetap menerima bantuan.

Sedangkan faktor paling penting yang harus diperhatikan ialah korporasi. "Dia adalah the real engine of growth," ujar Sri. Ia menuturkan pertumbuhan PMBT sebesar 6,1 persen. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang meningkat dan tax amnesty diharapkan dapat menjadi sumber tambahan modal.

Pemerintah mengajukan asumsi makro dalam nota keuangan. Pertumbuhan ekonomi ditargetkan sebesar 5,3 persen; inflasi 4 persen; nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika sebesar 13.300; dan rata-rata suku bunga SPN tiga bulan sebesar 5,3 persen. Target pembangunan meliputi tingkat pengangguran di angka 5,3-5,6 persen dan tingkat kemiskinan sebesar 9,5-10,5 persen. Sedangkan gini ratio dipatok 0,38 dan IPM sebesar 70,1.

Komisi XI dan pemerintah kemudian bersepakat asumsi pertubuhan berada di posisi5,1 persen. Inflasi di kisaran 4 persen. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika senilai 13.300. Sedangkan rata-rata suku bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) tiga bulan diasumsikan berada di tingkat 5,3 persen.

Tingkat pengangguran yang disepakati berada di posisi 5,6 persen, sementara tingkat kemiskinan sebesar 10,5 persen. Adapun gini Ratio disepakati 0,39 dan indeks pembangunan manusia (IPM) ditetapkan 70,1.

VINDRY FLORENTIN




Berita terkait

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

1 jam lalu

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ada dampak kenaikan BI Rate ke level 6,25 persen terhadap APBN, terutama penerimaan pajak.

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

7 jam lalu

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

Pemilu dan beberapa periode libur panjang seperti lebaran berpotensi mendorong konsumsi dan pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2024.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

17 jam lalu

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi mengatakan pemangkasan jumlah bandara internasional tidak bepengaruh signifikan ke ekonomi daerah.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

20 jam lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

21 jam lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

22 jam lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

1 hari lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

2 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

2 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

3 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya