RI dan Brunei Genjot Kerja Sama Pertanian

Reporter

Selasa, 30 Agustus 2016 23:01 WIB

Petani mencabut bibit padi di Lamongan, Jawa Timur, Sabtu (11/4). Tahun 2009 Produksi beras di Jawa Timur mencapai 7,6 juta ton, konsumsi beras masyarakat 3,6 juta ton, maka surplus beras sebesar 4 juta ton. ANTARA/Syaiful Arif

TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar Indonesia untuk Brunei Darussalam Nurul Qomar menginginkan kerja sama antara pemerintah Indonesia dan Brunei di bidang pertanian ditingkatkan sehingga berkontribusi bagi neraca perdagangan Indonesia.

"Hubungan Indonesia-Brunei di bidang politik sudah baik, perlu ditingkatkan di bidang lain misalnya pertanian sehingga bisa berkontribusi bagi neraca perdagangan Indonesia," katanya di Wasan, Brunei Darussalam, Selasa (30 Agustus 2016).

Hal itu dikatakannya saat menghadiri acara Panen Padi Unggul Varietas Sembada di Kawasan Pertanian, Wasan, Brunei Darussalam, pada hari yang sama.

Dia mengapresiasi bibit unggul padi yang dikembangkan PT Biogene Plantation yang menanam di Brunei dan menghasilkan padi dengan kualitas dan kuantitas sangat baik, yaitu 8-9 ton per lot (8.000-9.000 meter persegi).

Menurutnya, Indonesia memiliki pengetahuan dan teknologi yang baik dalam meningkatkan produktivitas hasil padi sehingga layak untuk dikembangkan di Brunei yang memiliki karakter tanah berbeda dengan Indonesia.

Dubes Nurul menjelaskan tingkat kesuburan tanah di Brunei berbeda dengan Indonesia sehingga perlu usaha lebih untuk menghasilkan produktivitas padi yang tinggi.

"Kita pernah mencoba menanam di Kapuas, Kalimantan Tengah, hasilnya kurang lebih sama dengan bibit padi yang ditanam di Brunei," ujarnya.

Dia mengatakan tidak tertutup kemungkinan terbukanya lapangan kerja bagi warga negara Indonesia (WNI) apabila kerja sama pertanian kedua negara bisa ditingkatkan karena dibutuhkan penggarap lahan pertanian.

Namun, menurutnya, hal itu tergantung kebijakan pemerintah Brunei Darussalam mengizinkan berapa luas lahan yang akan ditanami padi unggulan asal Indonesia. "Lahan pertanian di Brunei terbatas sehingga tergantung kebijakan pemerintah Brunei mengizinkan menggarap tanah pertanian," katanya.

Menteri Sumber-Sumber Utama dan Pelancongan (Menteri Pertanian Brunei) Dato Paduka Awang Haji Ali bin Haji Apong mengatakan negaranya terbuka bagi kerjasama pertanian dengan negara manapun termasuk Indonesia asalkan bisa menghasilkan padi produktivitas tinggi.

Dia mengatakan ada sekitar 500-700 hektare sawah yang bisa digunakan untuk menanam bibit padi namun dengan syarat satu hektar bisa menghasilkan padi minimal 8 ton. "Infrastruktur kami sudah siap sehingga tidak ada alasan untuk tidak menghasilkan padi produktivitas tinggi," ujarnya.

Dia menyadari tingkat kesuburan tanah pertanian di Brunei tidak sama dengan di Indonesia namun dirinya yakin bahwa target 12 ton padi per hektar bisa dicapai.

Pejabat yang hadir dalam acara Panen Padi itu antara lain Duta Besar Indonesia untuk Brunei, Nurul Qomar, Asisten Teritorial Kasad, Mayjen TNI Komaruddin Simanjuntak, Menteri Pertanian Brunei Darussalam, Datok Ali Apong, Direktur Utama PT Biogene Plantation Bambang Purwadi Priono, dan Wakil Dirut PT Biogene Nasikin.


BISNIS.COM

Berita terkait

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

1 hari lalu

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

Kekeringan El Nino sudah overlap dan harus waspada.

Baca Selengkapnya

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

4 hari lalu

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero), terus memberikan dampak positif bagi pertanian di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

8 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

11 hari lalu

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

13 hari lalu

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

13 hari lalu

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.

Baca Selengkapnya

Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

24 hari lalu

Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat telah merusak hingga ribuan hektare lahan pertanian di sekitar wilayah tersebut.

Baca Selengkapnya

Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

36 hari lalu

Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

Google berupaya untuk mengimplementasikan teknologi Google AI AnthroKrishi ini untuk skala global, termasuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

38 hari lalu

Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

Jokowi pada hari ini meresmikan bendungan dan daerah irigasi Gumbasa di Kabupaten Sigi, Sulteng yang telah direhabilitasi dan direkonstruksi.

Baca Selengkapnya

Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

39 hari lalu

Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

Guru Besar Unpad memaparkan sejumlah metode pemberantasan gulma di lahan tani. Pemakaian hebrisida efektif, namun berisiko.

Baca Selengkapnya