Ini Daerah-daerah yang Terkena Penundaan DAU

Selasa, 30 Agustus 2016 19:23 WIB

Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta. ANTARA/Ismar Patrizki

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Perimbangan Kementerian Keuangan Budiarso mengatakan, terdapat 169 daerah yang terkena penundaan Dana Alokasi Umum (DAU) sebesar Rp 19,4 triliun. Menurut Budiarso, besaran penundaan DAU pada September-Desember itu dibagi berdasarkan kategori perkiraan posisi saldo kas akhir tahun sangat tinggi, tinggi, cukup tinggi, dan sedang.

Budiarso menyebutkan saldo kas akhir tahun 2016 yang masuk kategori sangat tinggi ditunda sebesar 50 persen, kategori tinggi ditunda DAU-nya sebesar 40 persen, dan kategori cukup tinggi ditunda sebesar 30 persen. “Kategori sedang ditunda sebesar 20 persen," ujarnya di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, Selasa, 30 Agustus 2016.

Menurut Budiarso, terdapat 19 provinsi, 16 kabupaten, dan tujuh kota yang termasuk dalam kategori sangat tinggi dengan penundaan DAU sebesar Rp 8,52 triliun. Beberapa daerah yang termasuk dalam kategori ini adalah Jawa Timur, Jawa Tengah, Kabupaten Bogor, Kota Bandung, dan Kabupaten Garut.

Untuk daerah yang termasuk dalam kategori tinggi terdiri dari empat provinsi, 32 kabupaten, serta enam kota dengan penundaan DAU sebesar Rp 5,31 triliun. Beberapa daerah yang termasuk dalam kategori ini, menurut Budiarso, adalah Kabupaten Sidoarjo, Kota Bekasi, Kabupaten Jember, Kabupaten Sukabumi, dan Kabupaten Deli Serdang.

Sebanyak satu provinsi, 36 kabupaten, dan lima kota termasuk dalam kategori cukup tinggi dengan penundaan DAU sebesar Rp 3,67 triliun. Beberapa daerah yang termasuk dalam kategori ini adalah Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Klaten, Kabupaten Pasuruan, dan Kabupaten Tegal.

Sementara itu, yang termasuk dalam kategori sedang terdiri dari dua provinsi, 33 kabupaten, serta delapan kota dengan penundaan sebesar Rp 1,91 triliun. "Beberapa di antaranya adalah Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Sleman, Kabupaten Maluku Tengah, dan Sulawesi Barat," kata Budiarso.

Untuk daerah-daerah yang mempunyai kapasitas fiskal dan perkiraan posisi saldo kas akhir tahun yang rendah atau sangat rendah, menurut Budiarso, tidak dilakukan penundaan DAU. "Sehingga penyaluran DAU-nya pada September-Desember akan tetap dilakukan sesuai dengan besaran yang disalurkan pada bulan-bulan sebelumnya," ujarnya.

Budiarso mengatakan, terdapat tujuh provinsi yang tidak diiakukan penundaan sebagian DAU-nya karena termasuk dalam kategori memiliki kapasitas fiskal dan perkiraan posisi saldo kas akhir tahun yang rendah atau sangat rendah. "Yaitu Aceh, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat."

Sementara untuk kabupaten ataupun kota, menurut Budiarso, terdapat sebanyak 365 kabupaten ataupun kota yang tidak dilakukan penundaan DAU-nya. "Karena mempunyai kapasitas fiskal dan perkiraan posisi kas akhir tahun 2016 yang rendah dan sangat rendah," ujar Budiarso menambahkan.

ANGELINA ANJAR SAWITRI

Berita terkait

Kementerian ESDM Masih Bahas Soal Perpanjangan Izin Ekspor Konsentrat Tembaga Freeport

11 jam lalu

Kementerian ESDM Masih Bahas Soal Perpanjangan Izin Ekspor Konsentrat Tembaga Freeport

Kementerian ESDM terus berkomunikasi dengan kementerian Keuangan untuk mengkaji arif bea keluar untuk ekspor konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia

Baca Selengkapnya

Bappenas Pastikan Makan Siang Gratis Tidak Bersumber dari Dana BOS

17 jam lalu

Bappenas Pastikan Makan Siang Gratis Tidak Bersumber dari Dana BOS

Bappenas menyatakan tidak ada pihak swasta yang akan ikut mensponsori program makan siang gratis.

Baca Selengkapnya

Bea Cukai jadi Sorotan, CITA Sarankan Sejumlah Langkah Perbaikan

1 hari lalu

Bea Cukai jadi Sorotan, CITA Sarankan Sejumlah Langkah Perbaikan

Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA) menyoroti kritik publik terhadap Ditjen Bea Cukai belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

1 hari lalu

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

Pemerintah diminta untuk mengantisipasi potensi menurunnya kinerja konsumsi rumah tangga terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II 2024.

Baca Selengkapnya

Serba-serbi UKT: Landasan Penetapan Besaran UKT di Perguruan Tinggi Negeri

1 hari lalu

Serba-serbi UKT: Landasan Penetapan Besaran UKT di Perguruan Tinggi Negeri

Pembahasan besaran Uang Kuliah Tunggal disingkat UKT kerap menjadi persoalan yang kerap diprotes mahasiswa di Perguruan Tinggi Negeri (PTN).

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

1 hari lalu

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

Presiden Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11 persen di kuartal pertama tahun ini patut disyukuri.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

2 hari lalu

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

Wamenkeu Suahasil Nazara menyoroti tiga faktor yang menjadi perhatian dalam perekonomian Indonesia saat ini. Mulai dari suku bunga yang tinggi, harga komoditas, hingga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

2 hari lalu

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

Kementerian Keuangan mencatat di tengah gejolak ekonomi global perekonomian Indonesia tetap tumbuh dan mendorong peningkatan lapangan pekerjaan.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

5 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

6 hari lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya