2.700 Petani Sawit Swadaya Raih Sertifikat RSPO

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Selasa, 23 Agustus 2016 23:00 WIB

ANTARA/Saptono

TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 2.700 petani kelapa sawit swadaya di Sumatra Selatan berhasil meraih sertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil atau RSPO dengan total luasan lahan mencapai 5.500 hektare.

Para petani tersebut bergabung dalam tujuh koperasi tingkat desa, yang berada di tiga kecamatan di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), dengan produksi sebanyak 92.000 metrik ton tandan buah segar (TBS) bersertifikat.

Ketua Perhimpunan Petani Swadaya Sapta Tunggal Mandiri, Amin Rohmad, mengatakan pihaknya merasakan perbedaan pengelolaan kebun sawit setelah mengikuti proses sertifikasi RSPO.

“Kami jadi petani yang terlatih untuk tidak mengelola kebun secara asal-asalan karena dalam RSPO ada ketentuan penggunaan pupuk dan obat-obatan,” katanya saat acara penganugerahan sertifikasi RSPO binaan Wilmar Group Indonesia di Palembang, Selasa (23 Agustus 2016).

Amin menerangkan dengan adanya penerapan standar RSPO dalam mengelola kebun, maka petani bisa melakukan penghematan biaya produksi. Sehingga, petani tersebut bisa menyisihkan uangnya yang berujung pada peningkatan kesejahteraan petani.

“Biasanya praktik pemupukan itu tidak tepat sasaran, pupuk dibuang di batang sawit sekarang bisa dihemat, penggunaan obat-obatan juga dikurangi,” katanya.

Menurut dia, empat dari tujuh koperasi yang tergabung dalam perhimpunan tersebut sebelumnya merupakan petani plasma binaan PT Tania Selatan milik grup Wilmar.

Nantinya, penjualan produk sawit bersertifikat dari Sapta Tunggal Mandiri akan dilakukan melalui salah satu model rantai pasok RSPO, yakni mass balance.

Dia mengemukakan perolehan sertifikat RSPO itu juga menunjukkan bahwa pengelolaan perkebunan sawit yang berkelanjutan bisa dilakukan petani swadaya.

“Kami telah menunjukkan bahwa petani sawit swadaya mampu memenuhi standar keberlanjutan internasional jika diberi dukungan yang memadai,” katanya.

Jeremy Goon, Chief Sustainability Officer Wilmar, menyatakan upaya untuk mendukung beberapa petani kebun plasma dan memastikan kesadaran mereka terhadap industri kelapa sawit yang berkelanjutan merupakan tantangan tersendiri.

“Namun karena menanamkan kesadaran tersebut adalah jantung dari pendekatan Wilmar untuk membantu petani kecil menuju pembangunan berkelanjutan, kami mengambil tantangan tersebut dengan pandangan dan pengembangan model rantai nilai berkelanjutan yang inklusif serta dapat direplikasi dan ditingkatkan di daerah lain di seluruh dunia," ujarnya.



BISNIS

Berita terkait

Profil Wilmar Group, Produsen Minyak Goreng Sania dan Fortune

16 Juni 2023

Profil Wilmar Group, Produsen Minyak Goreng Sania dan Fortune

Wilmar Group, produsen minyak goreng merek Sania dan Fortune, terkenal di Indonesia. Ini profilnya.

Baca Selengkapnya

7 Minyak Pengganti Minyak Goreng Sawit dan Malah Lebih Sehat

16 Januari 2022

7 Minyak Pengganti Minyak Goreng Sawit dan Malah Lebih Sehat

Melambungnya harga CPO atau sawit membuat harga minyak goreng mahal. Tak perlu khawatir Anda dapat mengganti dengan minyak lain yang lebih sehat.

Baca Selengkapnya

Kemenperin Sebut Kebijakan Ini Membuat Industri Pengolahan Sawit Tumbuh

21 Oktober 2021

Kemenperin Sebut Kebijakan Ini Membuat Industri Pengolahan Sawit Tumbuh

Kemenperin juga menyiapkan kawasan industri sebagai lokus investasi baru/perluasan industri hilir kelapa sawit

Baca Selengkapnya

Pengusaha Sawit Sulit Dapat Kredit dari Bank Eropa

20 Mei 2020

Pengusaha Sawit Sulit Dapat Kredit dari Bank Eropa

Masifnya kampanye negatif sawit Indonesia membuat pengusaha sulit mendapatkan kredit dari bank Eropa.

Baca Selengkapnya

Ekspor CPO Hanya Tumbuh 2,1 Persen selama Januari - Oktober 2019

24 Desember 2019

Ekspor CPO Hanya Tumbuh 2,1 Persen selama Januari - Oktober 2019

Volume ekspor produk minyak sawit Indonesia atau CPO tercatat naik tipis sebesar 2,1 persen

Baca Selengkapnya

RI Gugat Uni Eropa di WTO, Lawan Diskriminasi Kelapa Sawit

15 Desember 2019

RI Gugat Uni Eropa di WTO, Lawan Diskriminasi Kelapa Sawit

RI menggugat Uni Eropa atas diskriminasi produk kelapa sawit.

Baca Selengkapnya

Ekspor CPO dan Turunannya Bebas Pungutan Sampai Akhir Tahun

10 Oktober 2019

Ekspor CPO dan Turunannya Bebas Pungutan Sampai Akhir Tahun

Bea keluar nol rupiah untuk ekspor produk CPO dan turunannya itu mulai berlaku pada tanggal 1 Oktober sampai dengan 31 Desember 2019.

Baca Selengkapnya

Genjot Produksi CPO, Sumsel Remajakan 23 Ribu Hektar Kebun Sawit

20 September 2019

Genjot Produksi CPO, Sumsel Remajakan 23 Ribu Hektar Kebun Sawit

Sumatera Selatan menargetkan bisa melakukan peremajaan atau replanting sekitar 23.014 Ha kebun sawit di berbagai kabupaten dan kota.

Baca Selengkapnya

India Janji Beri Diskon Tarif Bea Masuk Sawit dari Indonesia

9 September 2019

India Janji Beri Diskon Tarif Bea Masuk Sawit dari Indonesia

Penurunan tarif bea masuk ini akan membuat harga produk olahan sawit Indonesia setara dengan Malaysia.

Baca Selengkapnya

Temuan BPK: Perkebunan Kelapa Sawit Besar Banyak Bermasalah

23 Agustus 2019

Temuan BPK: Perkebunan Kelapa Sawit Besar Banyak Bermasalah

BPK menyebut perusahaan yang bermasalah tersebut terdaftar di bursa efek dan termasuk "pemain besar" di industri kelapa sawit.

Baca Selengkapnya