BI Tak Khawatir Utang Luar Negeri Meningkat, Ini Alasannya  

Reporter

Selasa, 23 Agustus 2016 19:01 WIB

TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Jakarta - Posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia pada akhir kuartal II 2016 mencapai US$ 328,8 miliar, naik US$ 6,9 miliar atau 2,2 persen, dibanding posisi kuartal I, yang berada di angka US$ 316,9 miliar.

Kenaikan tersebut dipengaruhi kenaikan posisi utang luar negeri sektor publik yang naik dari US$ 151,3 miliar menjadi US$ 158,7 miliar. Sebaliknya, utang luar negeri sektor swasta turun dari posisi US$ 165,6 miliar menjadi US$ 165,1 miliar.

Direktur Eksekutif Departemen Statistik Bank Indonesia Hendy Sulistiowati mengatakan kondisi utang luar negeri tersebut masih cukup aman untuk Indonesia. Sebab, pada sektor utang publik, jika dilihat dari jangka waktu, sebesar US$ 155,5 miliar merupakan utang jangka panjang dan hanya US$ 3,2 miliar yang berjangka pendek.

Baca Juga: BI: Utang Luar Negeri Jangka Panjang Mendominasi

"Tentunya kalau dilihat dari posisinya ini bisa dikatakan aman karena sebagian besar boleh dikatakan lebih dari 90 persen utang publik itu jangka panjang," ujar Hendy di gedung Bank Indonesia, Selasa, 23 Agustus 2016.

Hendy menambahkan, sekitar kuartal III 2016, kondisi utang luar negeri diperkirakan akan mulai membaik. Pendorongnya adalah sentimen pada sektor swasta, yang diperkirakan akan tumbuh pada kuartal III dan IV 2016.

"Ke depan, perkiraannya akan lebih baik karena kita melihat ekspor mulai turun, tapi kondisi infrastruktur membaik dan di sektor usaha masih ada ekspansi. Kami perkirakan akan mulai normal, itu yang menyebabkan menurun," tuturnya.

Simak: Sri Mulyani: Singapura Dukung Program Tax Amnesty

Secara tahunan, utang luar negeri Indonesia tumbuh 6,2 persen dibanding pada periode yang sama tahun lalu dan naik dari triwulan sebelumnya sebesar 5,9 persen year on year. Kenaikan tersebut didorong kenaikan pertumbuhan utang luar negeri publik sebesar 17,9 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, pertumbuhan utang luar negeri swasta semakin turun dari -0,5 persen menjadi -3,1 persen.

DESTRIANITA

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

1 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

1 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

1 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

3 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

4 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

4 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

5 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

5 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

6 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

6 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya