Harga Tembakau Anjlok di Tengah Wacana Kenaikan Harga Rokok  

Reporter

Minggu, 21 Agustus 2016 14:38 WIB

Tanaman tembakau. ANTARA/Siswowidodo

TEMPO.CO, Pemalang - Di tengah wacana kenaikan harga rokok menjadi Rp 50 ribu per bungkus, harga tembakau pada tingkat Petani di Pemalang saat ini justru anjlok. Tembakau yang biasa dijual petani Rp 5.000-6.000 per kilogram, kini merosot hingga Rp 1.000 per kilogram dalam beberapa pekan terakhir.

“Saat ini sedang murah, jadi Rp 1.000,” kata Slamet, 50 tahun, petani tembakau dari Desa Karangsari, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, Ahad, 21 Agustus 2016. Slamet berharap harga tembakau segera kembali normal.

Penurunan harga bahan baku rokok ini terjadi sejak beberapa pekan terakhir. Petani tidak mengetahui kenapa harga tembakau anjlok. Padahal kualitas dan kuantitas hasil panen bulan ini tidak ada yang bermasalah. “Hasil panennya bagus, jumlahnya juga maksimal, tidak masalah,” ujar Slamet.

Harga tembakau yang anjlok tersebut bikin petani rugi karena harga jual tidak sebanding dengan modal yang dikeluarkan. Untuk lahan 1 hektare, petani mengeluarkan duit sekitar Rp 5 juta, dari biaya menanam sampai panen. “Kalau hasil bagus, biasanya dapat 3 ton. Tapi, kalau harganya cuma Rp 1.000 per kilogram, modal kami tidak balik, malah rugi,” tuturnya.

Dia berharap, jika memang wacana kenaikan harga rokok ini benar-benar terealisasi, harga tembakau pada tingkat petani juga harus naik. Slamet meminta jangan sampai kenaikan harga rokok hanya menguntungkan industri rokok tapi merugikan petani.

Wadi, 55 tahun, petani tembakau lainnya, mengatakan kenaikan harga rokok seharusnya diikuti kenaikan harga tembakau. Kalau harga rokok Rp 50 ribu per bungkus, kata dia, harga tembakau harus Rp 25 ribu per kilogram. “Harganya harus mengikuti,” ucapnya.

Kecamatan Pulosari merupakan sentra penghasil tembakau di Pemalang. Wilayah itu terletak di dataran tinggi, di kaki Gunung Slamet. Para petani tembakau di sana mengirimkan hasil panennya ke Wonosobo.

Wacana menaikkan harga rokok menjadi Rp 50 ribu per bungkus ini muncul berdasarkan hasil studi yang dilakukan Kepala Pusat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Hasbullah Thabrany. Hasbullah dan rekan-rekannya melakukan survei terhadap seribu orang. Menurut survei itu, seseorang akan berhenti merokok jika harga rokok dinaikkan dua kali lipat dari harga normal. Hasilnya, mayoritas setuju jika harga rokok dinaikkan.

MUHAMMAD IRSYAM FAIZ

Berita terkait

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

7 hari lalu

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

Polisi menangkap perempuan berinisial SJ alias Ceria, 43 tahun, karena menjual narkotika jenis sabu.

Baca Selengkapnya

Operator Kereta Deutsche Bahn di Jerman Akan Melarang Merokok Ganja di Area Stasiun

12 hari lalu

Operator Kereta Deutsche Bahn di Jerman Akan Melarang Merokok Ganja di Area Stasiun

Operator kereta di Jerman Deutsche Bahn (DB) mengumumkan melarang merokok ganja di area-area stasiun per 1 Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

14 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Tersinggung Tak Diberi Utang, Pemuda di Kembangan Bakar Warung Rokok

27 hari lalu

Tersinggung Tak Diberi Utang, Pemuda di Kembangan Bakar Warung Rokok

Tersinggung tak boleh utang rokok, pelaku membakar warung dengan melempar botol bensin dan tisu yang telah dibakar.

Baca Selengkapnya

Pria di Medan Bunuh Ibu Kandung Gara-gara Kesal Diomeli karena Minta Uang Rokok

30 hari lalu

Pria di Medan Bunuh Ibu Kandung Gara-gara Kesal Diomeli karena Minta Uang Rokok

Wem Pratama, 33 tahun, warga Jalan Tuba 3, Kota Medan, membunuh ibu kandungnya, Megawati, 55 tahun dengan memukul dan menggorok leher.

Baca Selengkapnya

Spesialis Jantung: Hasil Pemeriksaan Medis Baik Tak Jamin Perokok Sehat

41 hari lalu

Spesialis Jantung: Hasil Pemeriksaan Medis Baik Tak Jamin Perokok Sehat

Hasil pemeriksaan medis yang baik tak menjamin perokok sehat. Untuk memastikan kesehatan perokok satu-satunya jalan adalah total berhenti merokok.

Baca Selengkapnya

Selandia Baru Larang Rokok Elektrik Sekali Pakai

45 hari lalu

Selandia Baru Larang Rokok Elektrik Sekali Pakai

Selandia Baru akan akan melarang penjualan rokok elektrik sekali pakai untuk menurunkan angka perokok usia muda.

Baca Selengkapnya

Soal Lobi ke Istana, Bos Perusahaan Rokok Sebut Penyampaian Pendapat sesuai Aturan

56 hari lalu

Soal Lobi ke Istana, Bos Perusahaan Rokok Sebut Penyampaian Pendapat sesuai Aturan

Faisal Basri menyatakan perusahaan rokok memiliki lobi-lobi yang kuat di lingkungan Istana dan pembuat undang-undang.

Baca Selengkapnya

Produsen Rokok Bantah Lobi-lobi Pemerintah untuk Keluarkan Kebijakan Pro Rokok

56 hari lalu

Produsen Rokok Bantah Lobi-lobi Pemerintah untuk Keluarkan Kebijakan Pro Rokok

Benny mengklaim industri rokok hanya melakukan komunikasi dengan pemerintah melalui jalur-jalur yang legal.

Baca Selengkapnya

COP10 WHO FCTC Raih Sejumlah Kesepakatan, dari Perlindungan hingga Deklarasi Panama

5 Maret 2024

COP10 WHO FCTC Raih Sejumlah Kesepakatan, dari Perlindungan hingga Deklarasi Panama

Sesi kesepuluh Konferensi Para Pihak (COP10) Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau WHO FCTC menghasilkan sejumlah kesepakatan jangka panjang.

Baca Selengkapnya