BI Berlakukan Suku Bunga Acuan Baru  

Reporter

Jumat, 19 Agustus 2016 20:29 WIB

Jajaran Dewan Gubernur dan pimpinan Bank Indonesia dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur triwulanan BI, di Kompleks BI, Thamrin, Jakarta, 19 Agustus 2016. Tempo/Ghoida Rahmah

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia memberlakukan suku bunga acuan baru dengan basis repo rate 7 hari (7-days repo rate) mulai hari ini, Jumat, 19 Agustus 2016. Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang berlangsung pada 18-19 Agustus 2016 pun memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 5,25 persen.

Penggantian BI Rate dengan 7-days repo rate juga diikuti dengan penetapan suku bunga deposit facility sebesar 4,50 persen. Adapun lending facility diturunkan 100 basis point (bps) dari sebelumnya 7,00 persen menjadi 6,00 persen.

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan, untuk meningkatkan transmisi kebijakan moneter, terhitung hari ini, 7-days repo rate akan berjalan efektif. "BI juga akan menjaga kontrol suku bunga yang simetris dan lebih sempit atau deposit facility dan lending facility 75 bps di batas bawah dan batas atas," kata Agus di kantornya.

Agus berujar hal ini sejalan dengan upaya BI untuk menjaga stabilitas makro-ekonomi dan pertumbuhan ekonomi domestik di tengah melemahnya kondisi ekonomi global. "Defisit neraca berjalan membaik, nilai tukar rupiah relatif stabil, kami memandang ruang pelonggaran moneter masih terbuka," katanya.

Sebelumnya, Agus mengatakan, perubahan suku bunga acuan ini tak berarti ada pelonggaran, meskipun 7-days repo rate lebih kecil daripada BI Rate yang kini dipatok 6,5 persen. Perbedaannya hanya berupa tenor antara 7 hari untuk repo rate yang baru dan satu tahun untuk BI Rate. "Kebijakan moneter kami akan tetap sama seperti yang sebelumnya," kata dia.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Tirta Segara mengatakan sosialisasi sudah amat banyak dilakukan. “Sejak April lalu, kami sudah mensosialisasi, bahkan hingga ke luar negeri,” kata Tirta.

GHOIDA RAHMAH | ANDI IBNU



Berita Lainnya
BPS: Kesenjangan Ekonomi di Sulawesi Selatan Paling Buruk
Arcandra Diangkat Lagi Jadi Menteri ESDM? Ini Kata Ketua DPR
Wacana Rokok Rp 50 Ribu, Soekarwo: Mending Nutup Pabrik













Advertising
Advertising



Berita terkait

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

15 menit lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

1 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

2 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

2 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

2 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

2 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

3 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

3 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

3 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya