Hingga Medio Agustus, Penerbitan Sukuk Capai Rp 153,1 T
Editor
Setiawan Adiwijaya
Jumat, 19 Agustus 2016 13:06 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Penerbitan surat utang syariah (sukuk) terus menunjukkan peningkatan yang signifikan. Pada 2008, pemerintah baru menerbitkan sukuk negara senilai Rp 4,7 triliun. Jumlahnya terus melonjak dan pada 2015 sudah mencapai Rp 118,51 triliun.
"Hingga pertengahan Agustus, penerbitan sukuk mencapai Rp 153,1 triliun," kata Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Robert Pakpahan dalam peluncuran sukuk tabungan seri ST-001 di gedung Djuanda I, Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Jumat, 19 Agustus 2016.
Sejak 2008 hingga pertengahan Agustus ini, total penerbitan sukuk negara telah mencapai Rp 538,9 triliun dengan nilai outstanding Rp 391,1 triliun. "Dibanding total SBN (suku berharga negara) sebesar Rp 1.228 triliun, porsi sukuk mencapai 14,87 persen terhadap total spending SBN," Robert berujar.
Di pasar internasional, menurut Robert, pemerintah juga rutin menerbitkan sukuk global. Sejak 2009, total penerbitan sukuk global mencapai US$ 10,5 miliar dengan nilai outstanding US$ 9,5 miliar. "Nilai ini menempatkan Indonesia sebagai sovereign global sukuk nomor satu dunia."
Baca: Tax Amnesty, Investasi di Tangsel Melesat ke US$ 64,5 Juta
Dia mengakui bahwa pangsa pasar keuangan syariah masih relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan pangsa pasar keuangan konvensional. Untuk meningkatkan pasar keuangan syariah, pemerintah meluncurkan sukuk tabungan. "Ini sebagai bentuk varian dari sukuk retail," ucap Robert.
Hingga kini, pemerintah telah menerbitkan sukuk retail sebanyak delapan seri. Sukuk retail yang terakhir diluncurkan adalah seri SR-008 yang diterbitkan pada Maret lalu. Hingga kini Rp 31,5 triliun sukuk retail dibeli oleh 48.444 investor individu dari Indonesia.
Simak: Tak Masalah Private Jet Asing Terbangi Udara RI, Asal...
Terkait dengan sukuk tabungan, pemerintah menetapkan target awal penjualan Rp 2 triliun. Menurut Kepala Subdirektorat Pengelolaan Transaksi Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Langgeng Basuki, proyeksi itu bisa berubah karena pihaknya masih akan melakukan pertemuan dengan para agen penjual Sukuk Tabungan ST-001.
Menurut Langgeng, pertemuan itu untuk mengetahui kemampuan dan kapasitas target masing-masing agen. "Setelah ada pertemuan tersebut, hasilnya akan dilaporkan dan diakomodasi ke nilai proyeksi penjualan sukuk tabungan," kata Langgeng di Jakarta, 10 Agustus 2016.
ANGELINA ANJAR SAWITRI | ANTARA