Imbas Second Child Policy, Cina Kembangkan Industri Gambut  

Reporter

Rabu, 17 Agustus 2016 23:01 WIB

Warga berdiri di atas lahan gambut yang terbakar di Desa Teluk Bakung, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar, Senin (15/8). FOTO/Jessica Helena Wuysang

TEMPO.CO, Kuching - Sekalipun eksploitasi lahan gambut dilarang di Cina, pemanfaatan lahan gambut di negara itu ternyata tetap diperbolehkan. Bahkan industri berbasis lahan gambut ini berpotensi berkembang hingga sebesar 230 miliar yuan (US$ 34,69 miliar) pada 2020. Produk-produk turunan dari industri berbahan dasar gambut ini di antaranya pupuk, bunga, dan taman vertikal untuk perkotaan.

"Pemerintah mengizinkan pengembangan new life activity, konstruksi industri yang lebih ramah lingkungan, termasuk berbasis lahan gambut," kata Xiancheng Zheng, President China Humic Acid Industry Association, dalam 15th International Peat Congress, di Kuching, Sarawak, Rabu, 17 Agustus 2016.

Zheng menjelaskan, saat ini sudah ada 1,5 juta meter kubik yang dimanfaatkan industri. Dari luas lahan tersebut, sekitar 90 persen diperuntukkan pertanian. Para pemain dalam industri berbasis lahan gambut ini biasanya adalah pengusaha skala kecil dengan total output 5 juta meter kubik produk. Dengan 1 juta meter kubik di antaranya sudah menjadi komoditas ekspor.

Zheng mengatakan ada dua alasan pemerintah Cina mengizinkan pemanfaatan lahan gambut, bahkan mulai menjadikan gambut sebagai salah satu industri strategis. Alasan pertama adalah adanya peluang tinggi untuk pemanfaatan ekonomi.

Alasan kedua adalah adanya peningkatan kebutuhan tanaman pangan setelah second child policy. Dengan adanya kebijakan anak kedua ini, menurut Zheng, ada potensi peningkatan populasi dari 1,2 miliar jiwa menjadi 1,6 miliar jiwa.

15th Peat International Congress merupakan kongres internasional gambut pertama yang diadakan di Asia Tenggara. Sekitar 1.000 orang akademikus, pelaku industri, asosiasi-asosiasi gambut seluruh dunia, hingga pemerintah beberapa negara turut hadir. Kongres ini diharapkan bisa meningkatkan bukti-bukti ilmiah terkini mengenai lahan gambut tropis.

ARYANI KRISTANTI

Berita terkait

Faisal Halim Pesepak bola Malaysia yang Disiram Air Keras Mulai Stabil, Begini Statistiknya saat Bermain

2 hari lalu

Faisal Halim Pesepak bola Malaysia yang Disiram Air Keras Mulai Stabil, Begini Statistiknya saat Bermain

Faisal Halim sempat mendapat hukuman dari Federasi Sepakbola Malaysia sebelum disiram air keras.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Jusuf Kalla Bertemu Hamas Hingga AS-Israel Diduga Langgar Hukum Internasional

4 hari lalu

Top 3 Dunia: Jusuf Kalla Bertemu Hamas Hingga AS-Israel Diduga Langgar Hukum Internasional

Berita Top 3 Dunia pada Selasa 7 Mei 2024 diawali oleh kabar Ketua Umum PMI Jusuf Kalla meminta kelompok Palestina Hamas untuk bersatu dengan Fatah

Baca Selengkapnya

Kondisi Atlet Sepak Bola Malaysia yang Disiram Air Keras Kini Kritis Tapi Stabil

5 hari lalu

Kondisi Atlet Sepak Bola Malaysia yang Disiram Air Keras Kini Kritis Tapi Stabil

Atlet sepak bola Malaysia yang menjadi korban serangan air keras, Faisal Halim, berada dalam kondisi kritis.

Baca Selengkapnya

Bertemu di Malaysia, Jusuf Kalla Minta Hamas Bersatu dengan Fatah

5 hari lalu

Bertemu di Malaysia, Jusuf Kalla Minta Hamas Bersatu dengan Fatah

Ketua PMI Jusuf Kalla meminta Hamas untuk bersatu dengan Fatah ketika bertemu perwakilan kelompok tersebut di Kuala Lumpur.

Baca Selengkapnya

Malaysia Tolak Larang Perusahaan Pemasok Senjata ke Israel dalam Pameran di Kuala Lumpur

5 hari lalu

Malaysia Tolak Larang Perusahaan Pemasok Senjata ke Israel dalam Pameran di Kuala Lumpur

Suara pro-Palestina, termasuk mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad, mengatakan perusahaan Lockheed Martin dan MBDA harus dilarang

Baca Selengkapnya

Daftar Negara di Asia Tenggara dengan Gaji Tertinggi, Indonesia Nomor Berapa?

5 hari lalu

Daftar Negara di Asia Tenggara dengan Gaji Tertinggi, Indonesia Nomor Berapa?

Berikut ini daftar negara di Asia Tenggara dengan gaji tertinggi. Indonesia memiliki rata-rata upah sebesar Rp5 juta. Ini informasinya.

Baca Selengkapnya

5 Negara Pendiri ASEAN dan Tokohnya, Indonesia Termasuk

6 hari lalu

5 Negara Pendiri ASEAN dan Tokohnya, Indonesia Termasuk

ASEAN didirikan oleh lima negara di kawasan Asia Tenggara pada 1967. Ini lima negara pendiri ASEAN serta tokohnya yang perlu Anda ketahui.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

7 hari lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap 3 Kapal Ikan Asing di Laut Natuna dan Selat Malaka, Berbendera Vietnam dan Malaysia

7 hari lalu

KKP Tangkap 3 Kapal Ikan Asing di Laut Natuna dan Selat Malaka, Berbendera Vietnam dan Malaysia

Dua Kapal Ikan Asing berbendera Vietnam sempat hendak kabur sehingga petugas harus mengeluarkan tembakan peringatan.

Baca Selengkapnya

Microsoft Tanamkan Investasi 2,2 Milyar Dolar AS di Malaysia, Apa yang Dibidik?

8 hari lalu

Microsoft Tanamkan Investasi 2,2 Milyar Dolar AS di Malaysia, Apa yang Dibidik?

Microsoft juga akan bekerja sama dengan pemerintah Malaysia untuk mendirikan Pusat Keunggulan AI Nasional dan meningkatkan kemampuan keamanan siber.

Baca Selengkapnya