Airbus Tawarkan Pesawat Transpor Militer A400M untuk RI

Reporter

Jumat, 5 Agustus 2016 18:01 WIB

Airbus A400M. aviationnews.eu

TEMPO.CO, Jakarta - Cukup lama tidak terdengar lagi, tiba-tiba tim manajemen puncak Airbus Group hadir di Indonesia, ke tengah-tengah jurnalis dan blogger kemiliteran nasional.

Tema pertemuan di satu restoran papan menengah Jakarta, dua hari lalu, adalah pernyataan tentang penawaran pesawat transpor militer berat andalan mereka, Airbus A400M, untuk Indonesia.

Laiknya tawaran benda-benda militer yang harganya tidak murah dan dengan kandungan teknologi state-of-the-art, manajemen puncak Airbus Group (dipimpin Head of Military Aircraft, Airbus Defence and Space, Fernando Alonso) juga membuka skema kerja sama dan alih teknologi tingkat tinggi digital kepada Indonesia.

Mereka juga “memikirkan” skema lain pemenuhan keperluan dan pembelian arsenal militer itu kepada konsumen, yaitu Indonesia.

Intinya, konsumen alias operator akan mudah dan bisa cepat mengoperasikan A400M ini. Hal pokok yang menjadi “persyaratan” adalah investasi dari negara operator di bidang SDM pengawak dan pendukung, hal yang wajar-wajar saja karena biar bagaimanapun, SDM dari negara operator itulah yang menjadi pemakai nyata dalam keseharian nanti.

Hal yang juga lazim terjadi dalam pernyataan diri kepada pers atas penawaran produknya, Airbus Group melalui Alonso, tidak membuka diri atas harga per unit A400M itu atau pun dalam keseluruhan skema kerja sama dan alih teknologi.

Yang terakhir ini penting dan menjadi persyataran utama jika ingin berbisnis pertahanan dengan Indonesia karena UU Nomor 16/2012 tentang Industri Pertahanan mengharuskan hal-hal itu.

Juga mengajak mitra Indonesia-nya, yaitu PT Dirgantara Indonesia, walau mereka menyatakan, harus terlebih dahulu mempelajari kapasitas BUMN di bidang kedirgantaraan ini.

Maklum, dari sisi fisik saja A400M akan jadi pesawat terbang terbesar yang akan diproduksi di Indonesia; belum lagi kandungan teknologinya, dan lain sebagainya. “Kami tidak bicara masalah harga,” kata Alonso, dalam berbagai pemberitaan tentang penawaran A400M itu. Walau begitu, banyak sumber tidak resmi menyatakan, harga A400M per unit kosong di kisaran 150-an juta dolar Amerika Serikat.

Airbus Military —divisi besar yang mengurusi perancangan, pembuatan, dan penjualan perangkat-perangkat perang Airbus Group— menyatakan empat unit A400M telah dipesan pasti untuk Tentera Udara Diraja Malaysia, operator perdana A400M di ASEAN dan proses pembangunan-pengiriman sedang berlangsung.

Dia menyatakan, kecenderungan peningkatan jumlah A400M yang bisa dijual terus terjadi, dari delapan unit pada 2014, lalu 11 unit pada 2015, dan sembilan unit hingga Juli 2016 ini, dengan total pesanan 174 unit, dan operator perdananya Angkatan Udara Prancis pada Agustus 2013.

Secara teknis, A400M (sering diberi nickname/nama julukan Grizzly atau Atlas) adalah pesawat transport berat bermesin empat turboprop dengan delapan bilah baling-baling berbentuk sabit di tiap mesin Eurotrop TP400-D6 dia.

Secara dimensi, panjangnya 45,1 meter, tinggi di sayap tegak 14,7 meter, panjang sayap utama 42,4 meter, dan bisa lepas-landas pada bobot maksimal 141.000 kilogram.

Kecepatan jelajah pada beban maksimalnya 422 knot/jam (781 kilometer/jam) pada ketinggian jelajah 9.450 meter dari permukaan laut hingga jarak 3.300 kilometer.

Untuk Indonesia, dia bisa terbang tanpa henti dari Sabang di Aceh sampai Surabaya di Jawa Timur. Jika beban yang dibawa cuma 20 ton saja maka jaraknya bertambah sangat signifikan, yaitu 6.400 kilometer.

Yang menjadi andalan dalam program pembuatan A400M ini adalah kemudahan dan kesederhanaan operasionalisasinya, yaitu hanya memerlukan dua pilot, satu loadmaster, dan beberapa asisten loadmaster. Hal ini disumbang besar dari kandungan teknologi, instrumen penerbangan, dan teknologi glass cockpit.

Dia diklaim bisa lepas landas di landasan tak beraspal alias landasan darurat pada jarak 980 meter (bobot total 100 ton) atau malah 770 meter jika memang betul-betul darurat.

Terlepas dari keterlambatan rancang-bangun, pembuatan, uji terbang, kecelakaan sebelum 2016 ini, A400M sudah operasional di negara-negara NATO. Pada sisi lain, negara-negara itu juga sudah sangat akrab dengan pesawat transport berat yang telanjur legendaris, C-130 Hercules dari Lockheed Martin, Amerika Serikat.

Indonesia, negara nun jauh dari Amerika Serikat, pada waktu itu juga tercatat sebagai negara pertama Asia dan Australia di luar sekutu Amerika Serikat yang menjadi operator perdana C-130 Hercules.

ANTARA

Berita terkait

Autopilot Mode Heading Select di Insiden Pesawat Batik Air Terbang Melenceng

55 hari lalu

Autopilot Mode Heading Select di Insiden Pesawat Batik Air Terbang Melenceng

Pengamat dan pilot bicara autopilot mode Heading Select di insiden pesawat Batik Air yang terbang melenceng karena ditinggal tidur pilot-kopilot.

Baca Selengkapnya

Airbus Kembangkan Pesawat Listrik untuk Transportasi di Dalam Kota: CityAirbus NextGen

56 hari lalu

Airbus Kembangkan Pesawat Listrik untuk Transportasi di Dalam Kota: CityAirbus NextGen

Airbus telah menunjukkan kepada publik prototipe CityAirbus NextGen hasil pengembangannya. Bagian dari investasi Advanced Air Mobility (AMM).

Baca Selengkapnya

Tanggapi Sanksi ke Pilot dan Kopilot Batik Air yang Tertidur Saat Penerbangan, Pengamat: Ada Risiko Sistemik

57 hari lalu

Tanggapi Sanksi ke Pilot dan Kopilot Batik Air yang Tertidur Saat Penerbangan, Pengamat: Ada Risiko Sistemik

Pengamat penerbangan dari Jaringan Penerbangan Indonesia Gerry Soejatman menilai sanksi yang diberikan kepada pilot dan kopilot Batik Air yang tidur saat penerbangan tidak cukup.

Baca Selengkapnya

Deretan Fakta Pilot Batik Air Tertidur 28 Menit hingga Pesawat Nyasar: Kronologi, Temuan KNKT, Teguran Kemenhub..

57 hari lalu

Deretan Fakta Pilot Batik Air Tertidur 28 Menit hingga Pesawat Nyasar: Kronologi, Temuan KNKT, Teguran Kemenhub..

KNKT membeberkan insiden pilot dan kopilot Batik Air rute Kendari-Jakarta yang tertidur saat bertugas menerbangkan pesawat. Ini deretan faktanya.

Baca Selengkapnya

Landasan Pacu Bandara Haneda Tempat Kecelakaan Mulai Dibersihkan

5 Januari 2024

Landasan Pacu Bandara Haneda Tempat Kecelakaan Mulai Dibersihkan

Kru di Bandara Haneda Tokyo mulai membersihkan bangkai pesawat Japan Airlines yang hangus dari landasan pacu.

Baca Selengkapnya

Per Hari Ini, Citilink Buka Rute Baru Jakarta-Pangkalan Bun Tiga Kali Sepekan

5 Januari 2024

Per Hari Ini, Citilink Buka Rute Baru Jakarta-Pangkalan Bun Tiga Kali Sepekan

Maskapai penerbangan Citilink meluncurkan rute penerbangan baru, yakni Jakarta-Pangkalan Bun mulai hari ini.

Baca Selengkapnya

Belajar dari Kecelakaan Pesawat di Jepang, Bagaimana Jet Karbon Mengatasi Bencana?

5 Januari 2024

Belajar dari Kecelakaan Pesawat di Jepang, Bagaimana Jet Karbon Mengatasi Bencana?

Kecelakaan pesawat di Jepang menandai ujian bagaimana jet karbon baru mengatasi bencana.

Baca Selengkapnya

Japan Airlines Rugi Lebih dari Rp 1,5 Triliun dari Kecelakaan di Haneda Tokyo

4 Januari 2024

Japan Airlines Rugi Lebih dari Rp 1,5 Triliun dari Kecelakaan di Haneda Tokyo

Japan Airlines memperkirakan kerugian lebih dari Rp 1,5 triliun setelah satu pesawatnya hancur bertabrakan dengan pesawat lain di Haneda Tokyo.

Baca Selengkapnya

Insiden Tabrakan di Jepang, Pilot Japan Airlines Awalnya Tak Menyadari Pesawatnya Terbakar

4 Januari 2024

Insiden Tabrakan di Jepang, Pilot Japan Airlines Awalnya Tak Menyadari Pesawatnya Terbakar

Pesawat Japan Airlines terbakar setelah bertabrakan dengan pesawat Penjaga Pantai saat mendarat di Bandara Haneda Tokyo.

Baca Selengkapnya

BREAKING NEWS: Pesawat Japan Airlines Terbakar, Diduga Tabrakan dengan Pesawat Penjaga Pantai

2 Januari 2024

BREAKING NEWS: Pesawat Japan Airlines Terbakar, Diduga Tabrakan dengan Pesawat Penjaga Pantai

Sebuah pesawat Japan Airlines dengan penumpang masih di dalamnya terbakar di landasan pacu bandara Haneda Tokyo, Jepang

Baca Selengkapnya