Meteran Listrik prabayar buatan PT INTI. TEMPO/Seto Wardhana
TEMPO.CO, Jakarta - Memasuki periode semester II tahun 2016, Pemerintah Provinsi Riau diminta mewaspadai sejumlah masalah yang bisa menjadi penyumbang utama inflasi daerah tersebut.
Wakil Ketua Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Riau, yang juga Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Pekanbaru, Ismet Inono mengatakan masalah ini harus diwaspadai oleh Pemprov.
"Di antaranya rencana penyesuaian tarif dasar listrik pelanggan PLN, dari daya 900 watt ke 1.300 watt, yang direncanakan pada semester kedua ini," katanya kepada Bisnis, Selasa, 2 Agustus 2016.
Selain itu, kata dia, fluktuasi harga bahan bakar minyak terus menunjukkan pelemahan.
Khusus untuk bahan pangan, Pemprov harus jeli melihat kemungkinan terjadinya gagal panen akibat cuaca buruk.
Perkiraan tentang adanya badai La Nina hingga musim kemarau tahun ini diprediksi bisa mengakibatkan masa tanam terganggu dan hasil produksi bahan pangan ikut berkurang.
"Jadi mulai saat ini Pemprov harus waspada dan bisa menyiapkan langkah antisipatif agar dampaknya tidak terlalu besar bagi inflasi di Riau," ujar Ismet.
Adapun pada semester II tahun 2016, TPID Riau menargetkan inflasi daerah itu berada di posisi 4 persen plus-minus 1 persen.
Sri Mulyani Catat Permintaan Domestik Dorong Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2023
1 Agustus 2023
Sri Mulyani Catat Permintaan Domestik Dorong Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2023
Perekonomian triwulan II 2023, kata Sri Mulyani diprakirakan masih tumbuh kuat, ditopang peningkatan konsumsi rumah tangga dan tren ekspansif aktivitas manufaktur.