Perajin Batik Pekalongan Dikepung Banjir Rob

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Kamis, 28 Juli 2016 23:03 WIB

Seorang peserta dari Kabupaten Pekalongan tampil pada Karnaval Batik di Jalan Pahlawan Semarang, 22 Agustus 2014. Karnaval batik dari sejumlah Kabupaten sentra batik digelar dalam rangka Ulang tahun Jawa Tengah. TEMPO/Budi Purwanto

TEMPO.CO, Pekalongan - Perajin batik di Pekalongan, Jawa Tengah, mengeluhkan produksi mereka turun gara-gara bencana rob yang masih melanda kota itu beberapa bulan terakhir ini. Salah seorang perajin batik, Haris Riyadi, mengatakan proses produksi batik terganggu lantaran tempat produksi yang lembab karena limpasan air laut. “Sudah dua bulan ini, sebelum bulan puasa,” kata Haris, Kamis 28 Juli 2016.


Dia yang menekuni batik tulis ini mengaku produksinya turun drastis akibat rob. Dalam sehari dia biasanya memproduksi 5-10 kodi, tapi saat ini hanya dua kodi. Menurut dia, tahapan produksi yang terganggu adalah proses pengeringan. Meski cuaca terik, tapi karena tempat pengeringan yang lembab membuat batik lebih lama kering.


Banjir rob juga mempengaruhi omzet penjualan batik. Saat lebaran kemarin, omzet terjun bebas. Pembeli enggan mampir ke sentra produksi lantaran wilayah tersebut tergenang rob. “Omzetnya turun 60 persen. Lebaran biasanya penjualan naik 150 persen, kemarin hanya 90 persen,” ujar Haris.


Akibat produksi yang menurun, banyak pelaku usaha batik terpaksa mengurangi karyawan. Menurutnya, sebagian perajin batik rumahan beralih profesi. Ada yang jadi tukang ojek, buruh, atau bahkan ada yang memilih sibuk membersihkan rumah setiap hari. “Ada juga yang memilih mencari air bersih untuk keperluan rumah tangga mereka,” kata Haris.


Nasib serupa juga dialami oleh Sodikin H.S., 40 tahun, perajin batik dari Kelurahan Pasirsari, Kecamatan Pekalongan Barat. Dia yang juga ketua Paguyuban Perajin Batik Serikat Batik Pasirsari (Serba Pas) ini mengatakan, produksi batik menurun sekitar 30 persen. Dalam kondisi normal (tanpa rob), dia bisa memproduksi batik 250 kodi per bulan. “Sudah beberapa bulan ini turun jadi 180-200 kodi per bulan,” kata dia.


Advertising
Advertising

Di paguyuban yang diketuai itu, setidaknya ada sekitar 100 pemilik usaha batik. Dari 100 pelaku usaha itu, bisa menyerap sekitar 2.500 orang karyawan. Untuk mengantisipasi pengurangan karyawan, mereka mengurangi jam kerja para karyawan. “Jam kerja yang biasanya enam hari dalam sepekan, dikurangi menjadi empat hari dalam sepekan,” ujar dia.


Sodikin juga mengaku kesulitan membatik di tahap pengeringan. Menurut dia, menjemur kain batik di atas genangan rob lebih sulit dan beresiko dibanding tempat yang kering. Karyawan harus memakai sepatu booth agar tidak mudah terserang penyakit. “Selain itu, resikonya juga lebih tinggi, karena kalau jatuh ke genangan bisa merusak batik.”


Berbeda dengan Haris, saat lebaran kemarin, dia mengaku kewalahan memenuhi permintaan yang meningkat tajam. Namun, lantaran produksi terganggu rob, dia tidak mampu memenuhi pesanan.


MUHAMMAD IRSYAM FAIZ

Berita terkait

Jelang Arus Mudik Jalur Pantura Timur Rawan Banjir, MTI Usulkan Opsi Kereta Api

42 hari lalu

Jelang Arus Mudik Jalur Pantura Timur Rawan Banjir, MTI Usulkan Opsi Kereta Api

Pemerintah harus mengantisipasi banjir di Pantura timur jelang arus mudik lebaran 2024.

Baca Selengkapnya

Pertamina Tambah Stok LPG 3 Kg untuk Pantura, Kapal Pengangkut Sudah Bisa Sandar

44 hari lalu

Pertamina Tambah Stok LPG 3 Kg untuk Pantura, Kapal Pengangkut Sudah Bisa Sandar

Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah untuk wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (Jateng & DIY) mencatat selama periode Maret 2024 telah menambah stok LPG 3 kilogram (Kg) hingga 394 ribu tabung untuk wilayah terdampak cuaca ekstrem.

Baca Selengkapnya

Banjir Pantura, Akses Demak ke Kudus Terputus Akibat Tanggul Jebol

50 hari lalu

Banjir Pantura, Akses Demak ke Kudus Terputus Akibat Tanggul Jebol

Banjir pantura mengakibatkan sebuah tanggul sungai terputus dan berdampak pada terputusnya akses jalan dari Kabupaten Demak menuju Kudus.

Baca Selengkapnya

Jalur Pantura Demak-Kudus Kembali Direndam Banjir, Lalu Lintas Lumpuh

50 hari lalu

Jalur Pantura Demak-Kudus Kembali Direndam Banjir, Lalu Lintas Lumpuh

Banjir dipicu tanggul sungai di perbatasan Kabupaten Demak dengan Kudus yang tak mampu menampung debit air.

Baca Selengkapnya

Bencana Hidrometeorologi Pantura, BNPB Segera Operasi Modifikasi Cuaca

52 hari lalu

Bencana Hidrometeorologi Pantura, BNPB Segera Operasi Modifikasi Cuaca

Mulai besok BNPB segera gelar operasi Teknologi Modifikasi Cuaca Jilid 2 untuk cegah bencana hidrometeorologi atau banjir di Pantura, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

BNPB Laporkan Wilayah Pantura Terdampak Bencana Hidrometeorologi

52 hari lalu

BNPB Laporkan Wilayah Pantura Terdampak Bencana Hidrometeorologi

Sedikitnya 10 kota dan kabupaten di wilayah Pantura terendam banjir. Akibat bencana hidrometeorologi.

Baca Selengkapnya

Harga Beras Naik, Padi Siap Panen Petani Demak Hancur Diterjang Banjir

29 Februari 2024

Harga Beras Naik, Padi Siap Panen Petani Demak Hancur Diterjang Banjir

Petani Demak harusnya menikmati kondisi harga beras yang naik. Namun padi mereka hancur diterjang. Padahal sudah siap dipanen.

Baca Selengkapnya

Terkini: Prabowo Dianggap Tiba-tiba Peduli Banjir Pantura, Solusi Ganjar untuk Persoalan Petani Tebu

12 Januari 2024

Terkini: Prabowo Dianggap Tiba-tiba Peduli Banjir Pantura, Solusi Ganjar untuk Persoalan Petani Tebu

Berita terkini: Prabowo dianggap tiba-tiba peduli banjir Pantura, solusi yang ditawarkan Ganjar untuk persoalan petani tebu.

Baca Selengkapnya

Koalisi Masyarakat Sipil Heran Prabowo Tiba-tiba Peduli Banjir Pantura

12 Januari 2024

Koalisi Masyarakat Sipil Heran Prabowo Tiba-tiba Peduli Banjir Pantura

Koalisi masyarakat sipil Maleh Dadi Segoro (MDS) mempertanyakan Prabowo Subianto yang tiba-tiba menunjukkan perhatian pada banjir rob Pantura.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Efek Cuaca Ekstrem di Jawa Tengah, BRIN Gelar Operasi TMC

24 Februari 2023

Antisipasi Efek Cuaca Ekstrem di Jawa Tengah, BRIN Gelar Operasi TMC

BRIN dan BMKG menggelar Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca di Jawa Tengah untuk mengantisipasi efek Cuaca Ekstrem.

Baca Selengkapnya